Bertemu dengan dia

44 5 2
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak😉

****

Bukan maksud ingin menyakiti hati, tetapi hanya ingin mencari bukti bahwa semuanya memang harus diperbaiki.

****

Hari itu, aku tidak benar benar keluar dengan temanku. Aku hanya pamit ke bunda pergi ke supermarket untuk membeli cemilan ku yang kebetulan sudah habis.

Bukannya tak ingin mendengar penjelasan dari Ryan, hanya saja aku belum bisa untuk mendengarnya. Tetapi sial, justru aku malah di pertemukan dengan dia.

"Ehh, halo, Ca. Apakabar?" Katanya sambil tersenyum.

"Baik, ka."

"Tumben sendirian? Ryan mana? Biasanya kan kalo pergi kemana mana selalu di temenin sama Ryan." Katanya sambil terkekeh.

"Ada, dirumah."

"Wahh, kalo gitu, kakak boleh dong mampir ke rumah kamu. Udah lama juga kakak ga main ke rumah."

"Hm."

"Dari dulu kamu sama aja ternyata, masih aja cuek." Katanya sedikit hati hati.

"Egois juga, kan?" Kataku menambahi "aku duluan."

Oke, jika ada penobatan untuk orang teregois, maka aku akan masuk kedalam kategori tersebut.

Aku menghembuskan nafas.

Jujur saja, sebenarnya aku sudah sangat bosan dan tak mau bersikap seperti ini. Tetapi keadaan yang selalu saja membuatnya menjadi seperti ini.

Dengan gerakan cepat, aku pun mengantri di kasir dan bergegas untuk kembali pulang ke rumah. Walaupun aku sempat melirik kearah dimana dia berdiri dan menatap dengan tatapan kosong kedepan.

Bodoh. Kenapa juga sih tadi ga pake motor aja? Kalo udah gini kan repot sendiri. Mana bawa kantong belanjaan banyak banget lagi, sampe 3 kantong kresek. Padahal tadi ngambilin snack sedikit deh, tapi kenapa bisa sampe 3 kantong kresek gini?
Lagi lagi aku mendengus.

"Ini beneran gara gara si kampret itu yang tiba tiba dateng ke rumah tanpa ngasih kabar."

"Pokoknya, gue makin kesel ke lo."

Umpatan itu terhenti ketika dari arah belakang suara klakson mobil berbunyi.

"Siapa sih? Maen klakson aja. Padahal kan gue udah di pinggir lagi."

Karna aku masih saja berjalan dan tak melirik kearah belakang, klakson mobil itu berbunyi beberapa kali hingga membuatku kesal dan melirik kearah belakang.

Kenapa hari ini gue sial banget kataku dalam hati setelah melihat siapa orang dibalik kemudi itu.

"Sendirin aja bu." Ejeknya.

"Engga, bertiga, nih. Lo ga liat?"

"Lo ga tau kalo gue punya mata batin? Jelas jelas lo berempat." Jawabnya sambil terkekeh.

Aku mendengus.

"Mau gue anterin ga? Kebetulan gue mau ke rumah temen gue yang rumahnya searah sama jalan ke rumah lo."

"Hais, kenapa harus lo sih yang dateng?" Kesalku.

"Jodoh."

"Najis."

"Lo ko gitu sih?"

"Gue emang gini."

"Yodah cepet, mau bareng, ga?"

"Males."

"Jangan panggil gue kalo lo berubah fikiran."

"Yaudah, kalo lo maksa gue ikut." Kataku sambil berjalan mendekati mobil yang di kenakan dia.

Dia mendengus sambil berkata "Gengsi aja di gedein."

"Ga denger."

"Untung sayang."

"Gue engga."

"Belum."

Aku tak membalasnya, karna sudah di pastikan obrolan unfaedah ini takan berhenti hingga aku tiba di rumah.

****
Salam,
Syifa Nur Rahayu.

Gimana? Feelnya udah dapet belum?

Btw, ada yang tau ga Eca di jalan ketemu sama siapa?

Main tebak tebakkan yuk, sama aku.

Menurut kalian siapa? Boleh dong, comment di sini.

Terimakasih untuk kalian yang sudah mampir dan membaca cerita aku.

Sengaja, aku lanjutin cerita ini buat nemenin kalian kalian yang #dirumahaja.

Stay healthy ya kalian, ily💙

Khatulistiwa[TAMAT]Where stories live. Discover now