4

41 3 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak😉

****

Kamu mungkin takan pernah percaya bahwa hingga detik ini, semua cerita yang aku tulis masih tentang kamu.

****

Happy reading✨💙

"Kapan bunda bawa Ersya sama Wanda berangkat?"

"Awal bulan depan."

"Bunda yakin?"

"Bunda selalu yakin dengan keputusan bunda."

"Terlalu cepat, bun."

"Seminggu lagi Ersya Ujian dan setelah itu dia berangkat, bunda sudah menyiapkan semuanya. Surat kepindahan Ersya, serta surat catatan medis."

"Bunda."

"Maaf."

"Aku yang minta maaf, bun. Karna aku ga pernah bisa jaga Eca dengan benar. Aku selalu aja jadi beban buat keluarga ini. Aku ga pernah becus jaga Eca, maafin aku bun."

"Ryan, justru bunda mau bilang makasih banyak karna kamu udah gantiin posisi Sam di hidup Eca, walaupun bunda tau Eca tidak pernah sepenuhnya menerima kenyataan itu. Pesan bunda, setelah ini bunda ingin semuanya berjalan seperti biasanya."

"Ersya dengan kehidupan barunya, begitu pun dengan kamu. Tetap bahagia dan selalu bahagia. Tak perlu khawatirkan Eca, bunda yakin lambat laun dia bakalan mengerti bahwa semuanya tidak akan terus menerus seperti sekarang, adakalanya semua berubah, lambat laun namun pasti."

"Bunda yakin?" Tanya Ryan pasti sembari menguatkan dirinya.

"Bunda peluk kamu, boleh? Kata Eca kamu suka di peluk."

Dan tanpa menjawab, Ryan lebih dulu memeluk bunda dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher bunda, seolah meminta kekuatan untuk dirinya.

"Bunda tau kamu laki laki hebat, kamu laki laki bertanggung jawab dan kamu laki laki yang kuat. Mampu menemani bunda kamu melawan rasa terpuruk ketika ayah kamu pergi. Kamu mampu menjaga Eca ketika orangtuanya sendiri sudah tak mampu dan merasakan sesuatu perasaan yang teramat sakit, kamu bisa menjadi pendengar setia Eca, tempat Eca berbagi cerita selain orangtuanya."

"Bunda yakin, saat ini Eca juga merasakan berat yang teramat untuk meninggalkan kamu dan semua yang ada di kota ini, tapi ini semua demi kebaikannya. Ini semua untuk kehidupan Eca ke depannya. Eca pasti pulang lagi segelah dia benar benar sehat dan traumanya hilang, disaat Eca bisa menerima semua dan mengendalikan dirinya sendiri."

"Disana Eca tidak hanya melakukan pengobatannya, tetapi juga belajar mandiri dan tak merasakan bahwa dirinya harus selalu bergantung pada orang lain. Dan disini, yang harus kita lakukan adalah memberikan semangat kepada Eca." Tangan bunda tak hentinya mengelus kepala Ryan dan mengusap punggungnya dengan penuh sayang.

Jika harus jujur, sebenarnya bunda juga tidak rela jika harus melepaskan Eca, tetapi demi kebaikan, bunda harus lakukan.

Setiap malam bunda menangis tanpa suara, merasakan sesak di dadanya. Bahkan, sesekali bunda terjaga hingga pagi hanya demi memperhatikan Eca tertidur.

Khatulistiwa[TAMAT]Where stories live. Discover now