Belum berakhir

43 4 2
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak😉

****

Haloooo!
Aku up lagi hari ini, setelah kemaren juga up, wkwk.

Selamat menunaikan Puasa bagi yang menjalankan, lancar ya puasanya:)).

Sebenernya, aku pengen banget up setiap hari buat nemenin ngabuburit kalian, tapi dikarnakan jadwal kerja aku yang ga bisa di tunda, jadi insyaAlloh aku usahain upnya udah makan sahur aja gimana? Setuju ga?
Yang setuju ataupun engga, comment aja yakk:))

****

Karna sejak hari itu, semuanya terasa hampa. Semua terasa pilu, bahkan hati ini semakin merasa tak tentu dan seolah kembali menemukan titik beku.

****

Happy reading

Mentari pagi pun mulai memperlihat dirinya dengan semburat berwarna orange mulai menerangi dunia.

Eca masih sama, termenung walaupun sesekali bertanya kepada Ryan kapan bunda serta ayahnya akan datang.

Vikram? Ryan kesal. Kemana anak itu tiba tiba pergi tanpa pamit dan barusan mengirimi pesan kalau dia sudah di rumah.

Untung saja, Eca tidak menanyakan dimana Vikram saat ini. Tunggu? Sial. Ryan baru menyadari kalau Vikram dan Eca terlihat memiliki sesuatu yang berbeda.

Jadi? ToD tadi malam? Ryan benar benar lupa tentang itu. Lantas mengapa Vikram juga mau menerima Dare darinya? Bego.

Eca? Ryan sempat melirik kearah Eca yang sedang sarapan sambil menontol tayangan televisi. Lagi lagi Ryan merasa bersalah.

"Ca?" Panggil Ryan

"Hm"

"Lo ga marah, kan?"

"Marah karna apa ish. Suka gajelas gitu deh, aneh."

"ToD tadi malam."

Eca sempat melirik kearah Ryan sebelum akhirnya kembali memakan sarapan dan memfokuskan pandangannya ke layar televisi. "Ngapain gue marah? Gue gada hak."

Lagi dan lagi Ryan benar benar merasa bersalah.

"Maaf." Kata Ryan dengan tulus.

"Sini deh." Sambil tersenyum dan merentangkan kedua tangannya dan dengan senang hati Ryan menerimanya.

"Gatau kenapa, akhir akhir ini gue jadi sering banget mimpiin dan inget lagi cerita dulu. Tentang gue, abang sama lo. Dan di saat terpuruk seperti ini, lo yang jadi pelindung dan jagain gue. Makasih karna udah sabar dan selalu ada buat gue. Lo ga salah dan ga perlu merasa bersalah. Gue sayang lo, Yan." Kata Eca tulus dengan air mata yang kembali membasahi pipinya.

Rya memejamkan mata merasakan sesak. "Gue juga sayang lo, Ca. Dan gue yakin lo bakalan sembuh. Gue disini, nemenin lo." Ryan menghembuskan nafas. "Tentang Vikram."

"Gue baik baik aja." Sambil melepaskan pelukan dan tersenyum penuh arti.

****

Khatulistiwa[TAMAT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant