Merasa Bersalah

34 2 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak😉

****

Maafkan, bukan maksud menyakiti hati, tetapi keadaan selalu saja memaksakan keinginan diri.

****

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi kalian yang menjalankan.

Happy reading

Semua anggota kelurga Ersya terjaga hingga larut hanya karna Ryan yang tiba tiba memberikan penyerangan terhadap Vikram yang sedang mendengarkan cerita Ersya.

"Nak, Vikram. Kamu gapapa, kan?" Tanya bunda khawatir dan sesekali meringgis melihat luka di wajah Vikram.

"Aku gapapa, Bun. Sekarang yang kenapa kenapa Ersya." Jawab Vikram merasa bersalah.

"Sebentar lagi Ersya sadar."

"Maaf, Bun."

Bunda Ersya tersenyum sebelum kembali menenangkan Vikram.

"Ersya kuat, seperti yang kamu tau."

"Maafin aku, Bun." Kali ini Vikram bersimpuh dan memegang kedua tangan Bunda.

"Tidak ada yang harus di salahkan. Kamu yang bahkan tidak mengira bahwa Ersya akan melakukan itu, Ryan yang juga tak menyangka dan kamu yang memang tidak tau apa-apa." Sambil mengusap punggung Vikram dengan sayang.

"Harusnya aku dengerin Pira aja tadi, ga perlu ada acara acara nginep gini."

"Dan harusnya kamu ga perlu terus terusan menyalahkan diri kamu sendiri."

"Tapi aku disini salah, bun."

"Nak, sudah berapa kali bunda bilang kalo disituasi seperti ini tidak ada yang perlu di salahkan." Kata Bunda dan membenarkan posisi Vikram.

"Tapi aku merasa bersalah karna udah bikin Eca kayak gini."

Alih alih menjawabnya, Bunda justru tersenyum penuh arti dan mengalihkan pembicaraan karna tak mau melihat Vikram terus-terusan menyalahkan keadaan. "Bunda obatin dulu luka kamu."

Vikram menggelengkan kepala.

"Gapapa, Bun. Aku mau izin pulang aja."

"Lho, obatin dulu luka kamu, kalo di nanti-nanti takut infeksi."

"Bisa di rumah nanti sama ibu. Kalo boleh, aku mau liat Eca dulu sebelum pulang, boleh?"

Bunda tersenyum kemudian menganggukkan kepala.

Dan dengan mengucapkan terimakasih, Vikram pun berjalan kearah kamar Ersya.

"Suruh abangmu itu bicara sama Bunda." Titah bunda sambil mengusap bahu anak bungsunya yang sedari tadi hanya diam memperhatikan interaksi Buunda dan Vikram.

"Aku mau tidur." Jawab Wanda sambil berjalan kearah kamarnya.

"Uang jajan kamu bunda potong ya."

Khatulistiwa[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang