143?

54 6 2
                                    

Sepersekian detik semuanya telah berubah.
Satu kalimat yang mampu membuat duniaku kembali merasakan bagaimana rasanya.
Rasa yang sangat aku hindari dan tak pernah terbayang akan terulang lagi di waktu yang akann datang.

****

Jangan lupa tinggalkan jejak😚✨

****

Malam itu semuanya berubah. Perasaan senang karna dia telah mengakui dan perasaan  kesal itu pun tentunya masih ada.

Setelah berbincang banyak dengannya, aku dan dia kembali bertukar kabar melalui sosial media WhatsApp. Jujur saja, aku baru mengetahui jika dia pernah mengirimiku pesan singkat, sewaktu akan menjemputku untuk menemui Ryan.

Seperti malam ini, setelah kejadian dimana dia mengatakan mengagumiku, aku dan dia semakin sering menanyakan kabar dan kegiatan apa yang telah aku lalui, jujur saja, aku merasakan canggung, karna memang ini kali pertama lagi aku berkomunikasian secara lebih dengan lawan jenis.

Bip.

Ponselku mengeluarkan suara dan dengan cepat aku membukanya.

Ram: Gimana? Udah ga kesel, kan?

Aku tersenyum simpul sebelum jari kecilku mengetikkan balasan pesan untuknya.

Ersya: Masih sih sebenernya, cuma ya gitu, mau gimanapun gue menyangkal dan ngehindar, Ryan malah makin ngintilin terus.

Bip.

Tak kusangka, Vikram langsung membalas pesanku dengan cepat.

Ram: Kayak gatau dia aja kamu Ca. Gue emang gatau kenapa lo bisa kesel ke Ryan karna Ryan main sama Putri, tapi kan main sama lo lebih sering.

Jujur saja, setelah membaca balasan dari Vikram, aku kesal dan perasaan marah pun kembali menggebu. Memang benar apa yang dikatakan Vikram, tetapi entahlah, emosiku sedang tidak stabil belakangan ini.

Aku pun menghembuskan nafas dan tak berniat membalas pesan dari Vikram.

Disaat aku akan memejamkan mata, dering ponselku berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Awalnya aku enggan untuk mengankat panggilan itu, namun orang itu dengan tidak tahu malunya tak berhenti menelpon. Aku pun beranjak dan duduk dengan malas.

Aku pun melihat siapa yang menelponku tengah malam seperti ini, tidak tengah malah juga, menuju tengah malah tepatnya.

Ram is Vidio call

Sudah ku duga, Vikram akhir akhir ini memang selalu melakukan Vidio Call di saat aku tidak membalas pesannya karna telah mengetahui bahwa aku sedang kesal, dan aku tidak merasakan risih dengan sikapnya yang seperti itu.

Dengan malas, aku pun menekan tombol hijau dan muncul lah wajah Vikram dengan senyumnya yang mampu membuat kaum hawa tertarik dan ingin sekali menjadikan sebagi Imam untuknya.

"Ga boleh cemberut gitu, keliatan makin tembem tuh pipi." Katanya seolah menggodaku. Tetapi aku masih memasang wajah datar.

"Maaf deh karna udah bahas hal itu lagi, tapi jujur deh, apa yang gue bilang tadi bener, kan?"

"Hm." Jawabku.

"Yah, masih marah dia." Katanya.

Hening yang hadir diantara aku dan dia, sebelum dia kembali bertanya dan selalu ku jawab dengan dehaman ataupun anggukam kepala.

"Ca, lo tau ga kenapa manusia ga boleh mendua?"

Aku menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Karna satu itu menggenapkan, dan dua itu melenyapkan." Ada jeda sebelum dia kembali melanjutkan kalimatnya "Sama halnya seperti gue yang selalu ingin menjadikan lo yang pertama di hidup gue."

Aku tertegum dengan apa yang baru saja dia katakan.

Dia tersenyum sebelum mengatakan kalimat yang kembali membuatku tertegum.

"143 sama seperti ungkapan kata I Love You, yang menandakan bahwa seseorang mengajak untuk menjalin hubungan yang serius, tapi maaf, walaupun sangat ingin, gue belum bisa. Tapi yang pengen gue katakan sekarang, gue pengen ngenal lo lebih deket, sebagai jalan untuk gue bisa milikin lo dan menyatakan perasaan gue ke lo. Sana tidur, gausah bengong gitu, jelek. Good Night."

Setelah itu, Vidio call pun terputus dan yang terlihat hanyalah gambar tokoh stich yang menjadi walpaper layar ponsel aku.

Dan setelahnya, akupun tersenyum penuh arti.

****

Salam, Syifa Nur Rahayu:)

Aku nulis part ini ambyar banget sih emang, wkwk.

Gatau lagi mikirin apa sampe terciptalah part ini😅

Tunggu part part selanjutnya ya:)

Terimakasih untuk kalian yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca cerita aku:)

Semoga suka🤗

Ig: @syifanrhy_

Quots: @tanpena.fa

Khatulistiwa[TAMAT]Where stories live. Discover now