19. Putus

3.3K 203 19
                                    

Play the mulmed, biar ada sensasinya

❤❤❤

"Let's break up"

Ucapan Yeonjun itu bagaikan petir yang menyambar hati Yeji.

"O-oppa b-bilang apa?"
Yeji benar-benar tidak menyangka bahwa Yeonjun bisa mengucapkan kata-kata keramat itu.

"Mari kita akhiri hubungan ini" ucap Yeonjun tanpa menatap Yeji, ia tetap menatap kosong ke depan.

Jauh dalam lubuk hati Yeonjun, dia tidak pernah ingin berpisah dengan Yeji tapi melihat Yeji dan Lino seperti tadi membuat Yeonjun berpikir bahwa Yeji akan lebih bahagia bila bersama Lino.

Selama ini Yeji memang selalu memuji kelebihan Lino pada Yeonjun, entah itu dalam hal dance ataupun visual Lino. Sebagai kekasih tentu saja Yeonjun merasa cemburu, tapi karna tidak ingin Yeji marah padanya dia selalu menyembunyikan kecemburuannya dengan menanggapi segala celotehan Yeji tentang Lino seolah hal tersebut hal biasa saja baginya. Padahal dalam hati Yeonjun sudah muncul api yang berkobar-kobar.

Chaeryeong sudah berkali-kali memperingatkan Yeonjun agar tidak menjadi bodoh karna cinta. Chaeryeong tentu tahu bagaimana sikap Yeji pada Lino karna ia sahabat setongkrongan Yeji. Tentu saja ia tidak terima oppanya "diselingkuhi" oleh kekasihnya meskipun itu sahabatnya sendiri. Hubungan Chaeryeong dan Yeji bahkan kini sedikit merenggang.

Yeonjun selalu menampik dan tidak memedulikan semua hal tentang kedekatan Yeji dan Lino (seperti bergandengan tangan, bergelayut manja, dan sering jalan berdua tanpa sepengetahuan Yeonjun) yang disampaikan adiknya. Ia selalu menganggap hal itu memang lumrah dilakukan seorang sahabat. Yeji memang selalu berkata padanya bahwa ia dan Lino hanya sebatas sahabat.

Alasan Yeonjun seperti itu hanya satu, karna ia terlalu mencintai Yeji dan tidak ingin kehilangan gadis itu bila ia terlalu mengekangnya.

Tapi sekarang setelah menyaksikan Yeji yang berpelukan dengan Lino secara langsung, hati Yeonjun benar-benar serasa dikuliti. Ia sadar bahwa ucapan Chaeryeong selama ini benar.

"Lo tuh cowo jangan mau dibego-begoin sama cewe! Kalau dia emang cinta sama lo gak bakalan dia nempel-nempel terus ke cowo lain"

Itu adalah kata-kata Chaeryeong yang selalu Yeonjun ingat tapi selalu juga ia usahakan untuk lupa.

Dan sekarang sudah cukup bagi Yeonjun, dia sudah tidak kuat bila harus mencintai seorang diri sedangkan Yeji tidak mencintainya.

Awal kedekatan mereka dikarnakan Yeji yang patah hati saat itu karna jadi korban php Soobin. Yeonjun yang memang sudah lama menyimpan rasa untuk Yeji memberanikan diri mendekati dan mengobati luka hati Yeji saat itu. Sampai akhirnya mereka berkencan.

Sekarang Yeonjun berpikir bahwa mungkin dari dulu hingga sekarang Yeji hanya menjadikannya sebagai pelarian bukan cinta sejati.

Sejak semalam Yeonjun memang sudah memikirkan hal ini setelah menerima foto yang dikirimkan oleh Jeno. Foto itu adalah foto Yeji dan Lino yang sedang dinner berdua di sebuah restoran elit di Seoul. Yeji tidak mengatakan apa-apa padanya kalau ia akan pergi dengan Lino malam itu. Awalnya ia ingin membicarakan hal itu baik-baik pada Yeji tapi adegan yang ia lihat di depan rumah Yeji membuat Yeonjun benar-benar kecewa. Hingga ia membulatkan tekadnya untuk mengakhiri hubungan mereka.

"K-kenapa?"
Suara Yeji bergetar menahan tangis. Air mata sudah menumpuk dipelupuk mata Yeji.

Yeonjun tertawa kering yang diakhiri dengan senyuman kecut diwajah tampannya.

"Bukankah selama ini kamu menginginkan Lino hyung untuk jadi kekasihmu dan selama ini mungkin kamu memang gak pernah cinta sama oppa kan?"
Hati Yeonjun berdenyut ngilu saat mengatakan itu.

"Itu gak benar oppa. Kenapa oppa mikir kaya gitu?"
Yeji benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Yeonjun.

"Glow resto"

Deg

Yeji sontak membeku mendengar nama restoran itu.

"Kamu dinner berdua sama Lino hyung semalam bukan?"
Yeonjun mengalihkan atensinya menatap mata Yeji.

Yeji menundukkan kepalanya, semua kesalahannya pada Yeonjun sudah berputar-putar dalam kepala Yeji.

"Bahkan tadi oppa lihat Lino hyung memelukmu erat dan meninggalkan kecupan di keningmu, atau mungkin kalian memang sudah berkencan dibelakang oppa"

Yeonjun lagi-lagi tertawa kering. Lebih tepatnya menertawai kehodohannya.

Yeji menggeleng kuat mendengar ucapan Yeonjun itu.

"Ani Oppa... Aku bisa jelasin"
Yeji berusaha meraih tangan Yeonjun, tapi Yeonjun lebih dulu menepisnya.

"Gak ada yang perlu dijelasin lagi ji. It's over"

Untuk pertama kalinya Yeonjun mengeluarkan panggilan itu lagi, panggilan untuknya sebelum mereka berkencan. Dan itu benar-benar menyakiti hati Yeji.

Air mata sudah mengalir deras di pipi Yeji.

Yeonjun berdiri dari duduknya bersiap untuk meninggalkan Yeji.

"Ani oppa. Tolong dengarkan penjelasanku dulu! Oppa salah paham"

"Salah paham katamu" ucap Yeonjun tanpa menoleh pada Yeji kemudian melanjutkan jalannya menuju mobilnya.

"Please dengarkan aku dulu oppa, hiks.. aku tahu aku salah... Tapi aku sungguh mencintai oppa hiks ... beri aku kesempatan oppa hiks ..."

Yeji mengikuti langkah Yeonjun dengan wajah yang sudah berderai air mata, ia berusaha meraih tangan lelaki itu tapi selalu di tepis Yeonjun.

"Oppa tolong dengarkan aku dulu ... Oppa... Oppa... Oppa..."
Yeji mengetuk-ngetuk kaca mobil Yeonjun berharap Yeonjun mau mendengarkannya. Tapi Yeonjun justru menancap gasnya dan meninggalkan Yeji yang tetap mengejarnya dibelakang sambil memanggil-manggil namanya.

"OPPA"
Yeji jatuh terduduk di jalan. Ia menangis sejadi-jadinya. Hujan pun turun dengan derasnya seolah ikut meratapi kesedihan dan penyesalan Yeji saat ini.

Tak lama kemudian, sebuah mobil ferrari berhenti dibelakang Yeji.

"Yeji"

Yeji menolehkan kepalanya dan langsung berhambur memeluk lelaki yang memanggil namanya itu.

Ia menangis tersedu-sedu dalam pelukan lelaki itu.

"Lo kenapa?"

"Y-yeonjun oppa... hiks... mutusin gue.. hiks..."

Hyunjin sudah menduga bahwa hal ini pasti akan terjadi. Ya, lelaki itu adalah Hyunjin.

Hyunjin semakin mengeratkan pelukannya pada Yeji dan mengelus rambut Yeji untuk menenangkan adiknya itu.

"Yaudah kita pulang dulu ne.. Nanti kita omongin hal ini dirumah"

Hyunjin menuntun Yeji masuk ke dalam mobilnya. Meskipun niat awalnya akan memarahi Yeji habis-habisan bila bertemu, tapi tetap saja melihat kondisi Yeji saat ini membuat Hyunjin tak tega.


.

.

.

Hyunjin dan Yeji sudah sampai di rumah mereka. Hyunjin segera membukakan pintu mobil untuk Yeji dan merangkul adiknya yang masih menangis tersedu-sedu itu masuk ke dalam rumah.

"Loh eon, lo kenapa?"

TBC

Perfect FutureWhere stories live. Discover now