24. Meet II

3.4K 203 8
                                    


Play the mulmed🎵🎵

❤❤❤

Yeji mengedarkan pandangannya mencari Yeonjun setelah keluar dari lift. Dia berlari ke arah kanan, arah ke luar gedung JL saat melihat presensi Yeonjun yang berada sekitar 25 meter didepannya.

"OPPA TUNGGU!" seru Yeji dari kejauhan.

Tak mendapat respon Yeonjun ia mempercepat larinya untuk menyamai langkah besar Yeonjun. Tak peduli nafasnya yang sudah ngos-ngosan karna baru saja selesai menari dan kini harus berlari-larian, tak mempedulikan juga tatapan aneh dari orang-orang untuknya. Bahunya bahkan sudah berkali-kali menabrak bahu orang lain.

Sebenarnya Yeonjun mendengar teriakan Yeji, tapi dia sengaja menulikan pendengarannya dan mempercepat langkahnya.

"Oppa hh... Tungguh.. Sebentar... Hh..hh..hh..."
Yeji berbicara dengan napas yang terengah-engah.

Yeji menahan tangan kanan Yeonjun dengan tangan kirinya saat berhasil menyamai langkah Yeonjun. Sedangkan tubuhnya membungkuk dengan tangan kanan yang bertumpu pada lututnya sembari mengatur napas.

Keringat sudah membasahi dahi Yeji, bahkan keringat di pelipisnya sudah turun hingga ke tepi pipinya.

Perlahan tangan kiri Yeonjun refleks terangkat untuk menghapus keringat di dahi Yeji saat gadis itu masih mengatur napasnya, tapi Yeonjun segera tersadar dan menurunkan tangannya lagi.

"Ada apa?" tanya Yeonjun dingin saat napas Yeji terlihat lebih teratur.

Yeji mengangkat wajahnya menatap Yeonjun. Dapat mereka lihat kerinduan yang terpancar dibola mata masing-masing.

"Aku ingin bicara sebentar"

Yeonjun menatap datar tangannya yang masih dicekal Yeji.

"Maaf" cicit Yeji saat mengetahui arah pandang Yeonjun. Iapun melepas tangan Yeonjun.

"Ayo kesana!" ucap Yeonjun masih dengan nada dinginnya. Dia berjalan lebih dulu ke taman belakang gedung JL, diikuti Yeji dibelakangnya yang berjalan dengan menundukkan kepalanya.

"Ups.. Maaf"
Jidat mulus Yeji tak sengaja menabrak punggung Yeonjun saat lelaki itu menghentikan langkahnya.

Yeonjun tak merespon ucapan Yeji dan duduk lebih dulu di kursi panjang yang tersedia disana.

Perlahan Yeji mendudukkan diri dikursi yang sama dengan Yeonjun tapi dengan jarak yang cukup renggang diantara mereka.

"Bicaralah!"
Yeonjun menatap lurus kedepan.

"Oppa salah paham" cicit Yeji pelan saat melihat raut wajah tak bersahabat Yeonjun.

"Aku ga---"

"Cukup ji! Kalau lo cuma bahas hal itu lagi, gue pergi!" Yeonjun memotong ucapan Yeji dengan cepat tanpa menatap gadis itu.

Yeji tersentak mendengar suara bariton Yeonjun. Ia menatap sendu Yeonjun, bahkan air mata sudah berkumpul lagi dipelupuk matanya. Hatinya benar-benar merasa terpukul dengan cara bicara Yeonjun yang berubah serta nada bicara lelaki itu yang tetap dingin.

Ia menahan sekuat mungkin agar air matanya tak jatuh dan meremas kedua tangannya menyalurkan kepedihan hatinya saat ini.

"B-baiklah, aku gak akan bahas masalah itu lagi. Tapi bisakah kita tetap bersahabat seperti dulu lagi?" tanya Yeji dengan suara bergetar tapi berusaha ditutupinya.

Yeonjun perlahan memiringkan kepalanya ke kanan menghadap Yeji. Dapat ia lihat dengan jelas mata Yeji yang sudah berkaca-kaca serta senyuman getir di wajah cantik gadis itu. Hati Yeonjun juga serasa tercubit melihat kondisi Yeji saat ini yang disebabkan oleh sikapnya.

Perfect FutureWhere stories live. Discover now