6. Sumber Masalah

5.5K 313 5
                                    

Sebelum baca, di usahakan untuk Vote yuk. Dan setelah membaca di usahakan juga buat komen, karena satu Vote serta satu komentar itu sangat berharga buat aku pribadi :)

Happy reading guys ... 💛

• • •

"EH ... APA-APAN INI?!!" jerit Anaya panik "EH ARJUNA!" Arjuna menulikan indra pendengarannya tanpa mau mengubris permintaan gadis itu, lalu mengajak pergi Anaya menuju ke lorong sekolah. Ia sangat tidak peduli jika Anaya terus berontak memukuli punggung serta kepalanya. Ia masih bisa bertahan, dan tak bergeming sama sekali.

Namun lain lagi dengan yang lainnya, seluruh murid yang menyaksikan itu hanya diam, tidak menyangka jika Arjuna akan melakukan hal itu.

"WOI, APA-APAAN INI!"

"TURUNIN GUE, ARJUNA ....!!"

"EH, TOLONGIN DONG!" teriak Anaya begitu panik menatap ketiga temannya yang masih terdiam, seperti masih shock dengan apa yang mereka liat saat ini dengan mata kepala mereka sendiri seorang Arjuna Mahardika, sangat berani melakukan hal yang benar-benar di luar kendali mereka.

Sedetik kemudian, ketiga temannya seolah tertarik ke dunia nyata secara bersamaan namun Anaya sudah jauh bersama Arjuna.

"ANAYA!" teriak mereka serentak.

. . .

Setelah kejadian tadi, Arjuna mengajak Anaya masuk ke dalam kelas cowok itu yang tentunya sudah ramai oleh murid-murid penghuni kelas. Arjuna berada di pintu, sengaja menutup rapat-rapat pintu kelas tersebut dan bersender di sana dengan kedua tangan terlipat di depan dada bidangnya dan tatapan itu lurus ke Anaya yang menantang mata coklatnya balik.

"Minggir lo!"

"Gak!"

"Apa-apaan sih lo!" sergah Anaya.

"Minggir!"

"Lo ngerti gak, kalau gue bilang Gak tuh artinya apa?"

Anaya mendengus kasar.

"Bacot, minggir lo!"

"Ngga."

"Lo itu, kenapa sih?! Mau apaan dari gue?! Minggir sono,"

"Terus, ngebiarin lo pergi gitu aja setelah gue capek-capek gendong lo ke sini? Yang bener aja."

"Nyadar ya lo, lo itu emang gila. Siapa yang suruh gendong gue ke sini?"

"Gue kira, tubuh lo yang pendek gini lo ringan, padahal Ya Tuhan ..." Arjuna mengenadahkan kedua tangannya seolah tak percaya atas apa yang ia lakukan.

"Denger ya, gue ngga nyuruh lo tuh, buat gendong gue berat-berat ke sini."

"Sumpah, mau taroh di mana muka gue sekarang, malu banget anjir." kata Anaya mengusap wajahnya namun Arjuna masih terdiam menatapnya. Dan sepertinya cowok itu sudah mulai menaruh dendam untuknya, karena terlihat dari cara pandangnya cowok itu hanya menatap datang Anaya tanpa ekspresi sekali pun.

Arjuna mengangkat sebelah alisnya.
"Terus, peduli gue apa? Gue ngga peduli,"

"INI SEMUA, GARA-GARA ELO TAU NGGA SIH! MINGGIR SANA. GUE MAU KE KELAS!" bentak Anaya lebih keras.

"Gak."

"Lo itu, kenapa sih?! Gak-Gak mulu? Ngga ada kata lain apa selain itu?"

"Gak."

Anaya mengerang frustasi menatap Arjuna yang lagi-lagi menatapnya datar.

"Lo denger ya baik-baik, setelah lo bilang gue cupu tadi, lo kira gue bakal ngebiarin lo pergi gitu aja? Ngga akan!"

Most Wanted Boy In The School (Arjuna Story)✅END √√√Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz