28. Breath

3.1K 239 17
                                    

Sebelum baca, di usahakan untuk Vote dan Follow yuk. Dan setelah membaca di usahakan juga buat komen, karena satu Vote serta satu komentar itu sangat berharga buat aku pribadi :)

Happy Reading Guys ... 💛

• • •

Bugh ....

Satu pukulan menghantam dinding berwarna putih cream terdengar merambat nyaring ke dalam indra pendengaran beberapa anak SMA tengah duduk di kursi salah satu lobi rumah sakit, dua pasang mata abu-abu yang terlihat sedikit merah menatap lekat sosok cowok bergaya berantakan berjalan mondar-mandir tak jelas di depan pintu ruangan UGD rumah sakit ternama di kawasan Jakarta Selatan.

Argh ....

Erangnya berbariton berat mengacak-acak rambutnya frustasi, penampilannya berantakan dan awut-awutan tak jelas.

Baju seragam sekolah putih yang ia kenakan di tubuh kekarnya harus bercampur dengan bercakan darah segar menempel di sana terlihat mulai mengering, sesekali mengusap wajah secara gusar mengerang terus menurus melirik daun pintu kaca lebar ruang UGD masih tertutup rapat menghadirkan Raquel cewek malang di dalam sana sendirian tengah berjuang melawan mautnya sendiri.

Anaya yang duduk di kursi lobi rumah sakit, di dampingan dengan Jasmine, Isabella, dan Tara hanya diam sesekali menatap haru Arjuna yang sendari tadi masih mengerang frustasi berdiri agak jauh dari mereka semua.

Jujur, ini adalah pertama kalinya Anaya melihat sosok Arjuna begitu rapuh dan begitu frustasi. Mengingat kejadian beberapa jam lalu, Raquel sahabat kecil serta cinta pertama cowok itu mencoba mengakhiri hidupnya di toilet sekolah.

Dengan mencoba memotong urat nadinya sendiri, secara diam-diam. Anaya maupun Arjuna serta yang lainnya tak tahu kenapa sosok Raquel bisa nekat melakukan hal itu, semua pertanyaan di luar benak kepala mereka tentang Raquel yang sama sekali tidak bisa di jelaskan secara logika.

Kevin, Delvin, dan Gavin terus ikut menatap Arjuna di hadapan mereka masih mondar-mandir cemas. Sudah dua jam penangan dokter di dalam sana belum ada satu konfirmasi pun tentang kondisi Raquel saat ini, tak ada pembicaraan dari mereka hanya terdengar suara erangan frustasi yang di keluarkan oleh Arjuna di depan sana.

Anaya tertunduk ia tak tahu harus berbuat apa, dirinya cukup shock sama dengan yang lain. Akan tetapi hati serta perasaan Anaya berbeda ketika Arjuna begitu mencemaskan sosok Raquel yang sudah terkujur kaku lemah tak berdaya tergeletak begitu saja di toilet sekolah dengan kondisi mengenaskan, Anaya tak bisa membohongi dirinya sendiri ketika merasakan hal yang berbeda pada perasaanya saat Arjuna begitu over membawa tubuh mungil Raquel dengan cepat ke rumah sakit.

Hal yang membuat Anaya tertegun adalah, dimana Arjuna terus berteriak meminta bantuan kepada suster rumah sakit ketika sudah sampai di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan untuk segera menolong Raquel yang seperti sekarat menahan dirinya untuk tetap sadar. Bahkan setelah para suster membantu Arjuna membawa tubuh Raquel cowok itu tak berhenti menangis pelan, seperti sangat mengkhawatirkan cewek malang tersebut.

Anaya hanya bisa diam, tak berkutik sama sekali. Ia terus melirik pada sosok Delvin yang selalu membuatnya untuk tetap semangat dan tegar, ia percaya pada Delvin kalau semuanya akan baik-baik saja.

Jiwa Arjuna seperti menghilang entah kemana, ia bahkan sama sekali tidak berbicara lagi dengan Anaya ataupun dengan teman-temannya yang kini di sampingnya secara berdampingan terus menatap Arjuna sendu. Anaya tahu kalau cowok itu benar-benar sangat mencemaskan Raquel di dalam sana.

Bugh ....

Suara hantaman debukan ke dinding terdengar lagi, Anaya yang melamun harus tersentak kaget ketika suara pukulan itu diiringi dengan eragan lalu tangisan dalam. Kedua matanya menoleh kaget pada tubuh Arjuna yang sudah merosot di dinding rumah sakit dengan di tahan oleh ketiga temannya berjaga-jaga agar cowok itu tetap sadar.

Most Wanted Boy In The School (Arjuna Story)✅END √√√Donde viven las historias. Descúbrelo ahora