42. Hampa & Kosong

1.7K 132 6
                                    

Sebelum baca, di usahakan untuk Follow juga Vote yuk. Dan setelah membaca di usahakan juga buat komen, karena satu Vote satu followers serta satu komentar itu sangat berharga buat aku pribadi :)

Happy Reading Guys ... 💙

• • •

"Gimana?"

"Non Aya, masih belum mau makan katanya Non."

Alisha menghelakan nafasnya lelah ketika mendengar jawaban yang sama dari Bik Isti entah ke berapa kalinya wanita paruhbaya itu selalu membawa jawaban yang sama sekali tak berubah, wanita paruhbaya berusia lima puluh tahun itu menatap Majikannya dengan baki berisi penuh makanan di dalamnya untuk Anaya yang sendari tadi mengurung diri di kamar tanpa berniat untuk makan.

"Bik Isti udah coba bujuk Kakak?" tanya Alisha memastikan.

"Sudah Non, saya sudah bujuk. Bahkan ini entah yang ke berapa kalinya saya bujuk Non Aya untuk makan, tapi Non Aya tetap aja nolak gak mau makan." Jelas Bik Isti membuat Alisha mendengus kasar.

"Non Aya bilang, katanya gak lapar,"

"Gak lapar gimana, dia belum makan."

Bik Isti tertunduk, dengan cepat Alisha mengambil alih baki yang berada di tangan Bik Isti lalu menatap pintu kamar Anaya. Terlihat ia menarik nafas kemudian mulai mendorong pelan daun pintu tersebut.

"Biar Lisa aja yang bujuk."

"Non,"

Alisha menoleh pada Bik Isti yang tampak ragu, "Gak apa-apa, biar Lisa yang bujuk Kakak supaya makan."

Bik Isti mengaguk kemudian meninggalkan Alisha yang sudah masuk kedalam kamar Kakak nya.

"Kak?" sapa Alisha yang menatap sebuah gumpalan badan tergulung selimut tebal, ia meringis saat mendengar suara isak tangis sesenggukan di dalam sana.

Alisha menaruh baki makanan tersebut di atas nakas, ia menatap lekat-lekat selimut tebal dengan seseorang di dalam sana masih tampak menangis walaupun terisak dan lirih.

"Kak?" panggilnya sekali lagi dan menyingkirkan selimut itu dengan perlahan, kedua matanya membulat saat melihat sang Kakak begitu kacau dan memprihatinkan.

"Kakak,"

"Li-Lisa."

Alisha melonjak kaget ketika tubuhnya seketika didekap erat oleh Anaya, cewek itu menangis lagi dengan suara yang sudah hampir mengecil dan nyaris hilang.

"Kak, lo tenang dulu,"

Anaya semakin menenggelamkan wajahnya di bahu sang Adik, tangisannya semakin pecah ketika harus mengingat kejadian yang terjadi beberapa jam lalu dimana kejadian Arjuna meninggalkan tanpa berkata apa pun lagi.

Alisha tak bergeming terus berusaha menenangkan Kakaknya, ia terus memeluknya tanpa mau melepaskan sama sekali. Mereka begitu sangat akrab dan saling mengertikan satu sama lain, bagaimana pun mereka adalah saudara kandung maka jika saudara mereka satu dilanda kesedihan maka satu saudara yang lain pun akan merasakan kesedihan itu pula.

Waktu semakin larut dengan menunjukan pukul sepuluh lebih lima menit, Alisha tersadar saat sang Kakak sudah terhenti dari tangisannya. Ia sedikit menggerakkan tubuhnya yang terasa pegal masih dalam kondisi memeluk Anaya erat, cewek itu tak melepaskannya sama sekali.

"Kak?" Anaya berdehem kecil dengan suara serak, Alisha tersenyum ketika kini pandangannya bertemu satu sama lain. Ia tatapi lekat wajah Kakaknya yang tampak begitu kacau dan tak bisa di kondisikan lagi, hidung merah serta bibir yang memutih pucat membuat Alisha meringis lagi.

Most Wanted Boy In The School (Arjuna Story)✅END √√√Donde viven las historias. Descúbrelo ahora