51. Mulut Tak Berdaya Yang Selalu Berdusta

1.8K 136 5
                                    

Sebelum baca, di usahakan untuk Follow juga Vote yuk. Dan setelah membaca di usahakan juga buat komen, karena satu Vote satu followers serta satu komentar itu sangat berharga buat aku pribadi :)

Happy Reading Guys ... 💝

• • •

Sepasang retina abu-abu tampak memandang kosong, satu jam sudah sosok cewek berwajah cantik dan pucat semakin termangu ditempat nya. Tatapan yang sendu begitu jelas terpancar raut kesedihan serta kekosongan yang mendalam, tanpa terasa buliran benda cair bening kembali mengalir pelan bibir mungil putih pucat itu ikut bergetar isakan pelan terdengar ditambah dengan gumaman kecil memanggil satu nama siapa lagi kalau bukan nama Arjuna yang selalu Anaya sebut dalam tiap detik nafasnya terembus.

Anaya memandang kosong kearah luar jendela lebar tembus pandang yang langsung mengarah pada luar, tubuhnya tersandar didinding bangsal dengan satu tangan yang masih terdapat alat infus khas rumah sakit.

Poni rambut yang kini kian memanjang sedikit mengusikkan pandangannya, menampakkan begitu kusutnya sosok Anaya saat ini, tubuh mungil itu pun sekarang terlihat agak kurus dan kering, pipi chubby tak tampak lagi hanya terdapat tirusan rahang yang tersisa.

Dua minggu berada di rumah sakit untuk masa pemulihan membuat Anaya mati kutu, ia jenuh dengan suasana rumah sakit. Walaupun para sahabat serta keluarganya selalu menemani dan memberi semangat bagi Anaya itu tak berarti apa pun, ia hanya ingin seseorang yang sangat ia rindukan hadir kembali dalam kehidupannya atau hanya sekedar memberikan semangat juang untuk masa pemulihannya, Anaya benar-benar sangat merindukan Arjuna.

"Hiks," isakannya tertahan saat ponsel yang ia genggam sendari tadi menyala, menampilkan gambar lockscreen terdapat foto sepasang kekasih yang saling bertukar pose selfie lucu, Anaya tersenyum hambar menatapnya hati kecilnya semakin teriris sakit dikala mengingat semua kenangan indah yang ia lalui bersama dengan Arjuna.

Satu minggu menghilang tanpa kabar membuat Anaya semakin yakin jika Arjuna benar-benar pergi menjauh darinya, Arjuna berengsek! Umpatnya terus menerus. Bagaimana cowok itu bisa pergi begitu saja meninggalkannya tanpa pamit yang layak, walaupun tamparan kenyataan membuat Anaya semakin terpuruk mengingat jika Arjuna lebih memilih memperjuangkan wanita lain selain dirinya.

"Juna," lirihnya pelan, tak terasa Anaya semakin menangis terisak ia peluk kedua lututnya yang terasa bergetar lalu menenggelamkan seluruh wajahnya, membiarkan air matanya terus luruh baginya menangis adalah cara terbaik untuk menghilangkan rasa sakit dalam hatinya selama ini.

Ceklek ....

Suara knop pintu rumah sakit ruang VVIP tempat Anaya melakukan rawat inap terdorong oleh seseorang dari luar, Anaya yang masih lirih menangis dengan perlahan mendongkak, sosok remaja cewek berpenampilan santai dengan poles make up dibuat senatural mungkin menambah kecantikan pesona cewek yang kini tampak tersenyum lembut kepada Anaya yang ikut menatapnya sendu.

"Ay," panggilnya lembut, Anaya mengusap wajahnya lalu tersenyum kecil memandang Jasmine saksama.

"Lo nangis lagi?" tanya Jasmine seraya menyeka sudut mata Anaya lembut, cewek berwajah pucat itu menggeleng pelan. Jasmine sudah duduk dikursi samping bangsal yang memang sengaja disiapkan.

"Sampai kapan lo bakal nangis-in dia?" tanya Jasmine, ia benar-benar cemas pada Anaya setiap kali ia bertemu dengan cewek itu Anaya selalu menangis.

"Aku gak nangis kok," balas Anaya dengan senyum kecil di bibir nya. Jasmine menghela pelan.

"Nanti siang lo bakal pulang, kita semua bakal bantu lo siap-siap," kata Jasmine yang hanya dibalas anggukan kecil oleh Anaya.

"Kevin mana?" tanya Anaya setelah beberapa menit terdiam, Jasmine yang tengah menatapnya langsung luruh. "Diluar." balasnya. Anaya mengaguk pelan.

Most Wanted Boy In The School (Arjuna Story)✅END √√√Where stories live. Discover now