44. Aigoo >_<

1.7K 141 2
                                    

Sebelum baca, di usahakan untuk Follow juga Vote yuk. Dan setelah membaca di usahakan juga buat komen, karena satu Vote satu followers serta satu komentar itu sangat berharga buat aku pribadi :)

Happy Reading Guys ... 💝

• • •

"Kamu duduk di sini, aku mau ambil obat dulu sebentar," ucap Anaya seraya mendudukkan Arjuna di kursi panjang lobi Rumah Sakit tepat di lobi Apotek pengambilan obat, ia yang tampak sedikit kewalahan.

Cowok itu hanya mengaguk kecil mencoba mengatur nafasnya yang sedikit sesak karena menahan sakit pada kakinya yang sama sekali belum sembuh total.

Hari ini tepat akhir pekan, dimana Arjuna harus rutin Check-up untuk perawatan kesembuhan pada kakinya yang tampak masih cedera. Walaupun tak memakai lagi perban tebal hanya perban tipis namun hal itu sungguh membuatnya merasa risi saat beraktivitas atau pun berjalan.

Walaupun kakinya tak separah cedera waktu itu, Arjuna harus tetap menggunakan alat bantu tongkat patah tulang agar sedikit meringankan kegiatannya.

Dengan kegigihannya yang pantang menyerah Arjuna selalu memaksakan diri untuk tetap sehat, dengan dibantu oleh Anaya yang selalu menemaninya tiap saat membuat Arjuna merasa bersyukur karena Anaya selalu ada untuknya. Semua kebutuhan bahkan dalam sekecil apa pun maka Anaya lah yang akan setia membantu dan menemani cowok itu.

"Sebentar aja kok," ucap Anaya seraya tersenyum pada Arjuna yang menahannya untuk pergi.

"Gue--ikut,"

Cewek itu mengangkat sebelah alisnya. "Kamu jangan terlalu capek."

"Gue gak capek." tegas Arjuna.

"Mulai!" tekan Anaya seraya memelototkan kedua matanya.

Arjuna hanya diam, beberapa pasang mata secara terang-terangan menatap kearah mereka berdua. Anaya hanya tersenyum-senyum kecil membalas tatapan mereka, sementara Arjuna? Cowok itu tampak acuh dan tak peduli.

Lihat lah kini, Arjuna secara terang-terangan terus mengecup beberapa kali punggung tangan Anaya yang tampak memberontak karena tak enak ketika mendapatkan tatapan mengerikan dari beberapa orang yang menatap mereka, ada yang tampak kaget ada pula yang tampak senang melihat keduanya seperti itu.

"Juna," cicit Anaya berusaha lolos, cowok itu tak bergeming malah dengan sengaja terus mengecup punggung tangan Anaya ketika ia menoleh pada sepasang suami istri tengah duduk di sampingnya.

Tatapan pasangan itu menatap kaget, Anaya yang sadar langsung tersenyum kikuk seraya berontak berusaha menarik tangannya dari Arjuna.

"Lepasin ih, malu tau."

"Oke," balas cowok itu santai, tanpa melepaskan tangan Anaya dari genggamannya.

"Yaudah lepasin!" sergah Anaya setengah berbisik namun menekan.

"Tapi gue ikut," tandas Arjuna setelah menghentikan aksinya lalu menatap Anaya dalam.

Cewek itu tampak memutar kedua bola matanya dengan malas. "Ikut kemana sih?" tanyanya sedikit jengah.

"Ambil obat kan?"

Anaya menepuk keningnya sendiri. "Kamu tunggu aja di sini, aku gak akan lama kok."

"Nanti kalau gue kangen gimana?"

Anaya kembali memutar kedua bola matanya. "Tuh kan kebiasaan manja nya muncul lagi."

Arjuna mendelik sinis dengan singkat langsung melepaskan tangan Anaya lalu mendelik menatap arah lain.

"Manja ke pacar sendiri apa salahnya?" cibir cowok itu pelan.

"Nyenyenyenyenye," ledek Anaya.

"Apaan sih?" tekan Arjuna.

"Lagian kamu gak akan mati berdiri juga kan kalau kangen sama aku?" tanya Anaya.

Arjuna lagi-lagi mendelik. "Pacar minta di manja, responsnya malah gitu."

"Bukannya gitu--"

Anaya menghelakan nafasnya yang sedikit berat, ia menatap Arjuna di depannya tengah memalingkan wajahnya, cowok itu marah.

"Kita bisa manja-manjaan nya nanti, kalau udah di rumah."

Arjuna tak bergeming masih tetap merajuk, gaya cowok itu merajuk persis seperti seorang bocah TK yang tengah sebal pada Ibunya.

Anaya membasahi bibir bawahnya yang terasa kering, ia edarkan pandangannya pada antrean para penebus obat didepan sana. Lalu ia kembali menatap pada Arjuna yang tampaknya masih merajuk.

"Sayang,"

Anaya menangkupkan kedua tangannya di pipi cowok itu, ia terkikik geli ketika merasakan kedua pipi Arjuna begitu sedikit berisi alias chubby sementara dengan gaya sewot Arjuna berusaha memberontak.

"Pipi kamu chubby,"

Anaya tertawa kecil, sementara Arjuna masih tak bergeming.

"Jadi pengen bakpao."

"Apa hubungannya?" sarkas Arjuna, membuat Anaya tergelak mendengarnya.

"Aku pegang pipi kamu, jadi kebayang sama Bakpao di Restoran Padang tadi,"

Ucapan Anaya sontak membuat Arjuna langsung menoleh dan menyorotkan tatapan datar.

"Lo itu lagi ngelawak atau gimana? Sama sekali gak lucu tau gak,"

Most Wanted Boy In The School (Arjuna Story)✅END √√√Where stories live. Discover now