23. Goresan Luka

5.8K 296 29
                                    

Sebelum baca, di usahakan untuk Vote dan Follow dulu yuk. Dan setelah membaca di usahakan juga buat komen, karena satu Vote serta satu komentar itu sangat berharga buat aku pribadi :)

Happy Reading Guys ... 💚



• • •

"Nay."

Satu suara keluar dari bibir yang bergetar milik Arjuna di hadapan Anaya, tengah menatap cewek itu sudah tertegun merutuki kebodohannya yang hampir saja membuat cewek itu kehilangan kehormatannya.

Sialan!

Arjuna terus mengumpat sejadi-jadinya beberapa kali, ketika melihat sosok cewek telah merosot dari tumpuan berdiri terlihat masih memeluk lututnga erat seraya menangis lirih di depan. Menenggelamkan wajahnya yang sudah pasti sembab tak terkira.

"Anaya,"

Arjuna berjalan perlahan dengan sempoyongan, melawan segala rasa kalang kabut di pikirannya. Hingga kedua tangannya terulur terarah pada kedua bahu Anaya yang melemas, Arjuna meringis ketika cewek yang ia sentuh bahunya menepis secara kasar.

"Anaya,"

"LEPASIN GUE, GUE MOHON!" bentak Anaya kasar, menangis terisak-isak memejamkan kedua mata dan enggan menatap Arjuna yang dari tadi sudah menggoyahkan bahunya secara kasar. Meminta Anaya untuk menatapnya sejenak, tetapi sendari tadi cewek itu terus memberontak meminta untuj tak di sentuh.

Hati Anaya menghangat, tangisannya semakin luruh merasakan detak jantung yang berdetak kencang terdengar di indra pendengarannya mencium harum tubuh Arjuna yang maskulin di hadapannya, beberapa sentuhan lembut Arjuna berikan ketika cowok itu menarik paksa Anaya masuk ke dalam pelukannya, berharap cewek itu berhenti menangis dan segera tenang.

"Lepasin gue!"

Berontakan Anaya melemah, tak kuat lagi memberontak membiarkan Arjuna mendekapnya kuat. Hatinya semakin sakit, ketika merasakan sebuah tetesan air mata mengalir pelan jatuh dari atas kepalanya, terhenyap sejenak ketika air mata itu hampir mulai menderas di atas.

"Maafin gue, Nay." kata Arjuna lirih.

Merasakan sebuah kecupan tertubi-tubi di pucuk kepalanya, Anaya diam sebentar pelukan Arjuna mengerat di sana.

"Gue gak seharusnya, gini sama lo."

Merasakan tubuh Anaya yang kembali memberontak meminta untuk di lepaskan, Arjuna semakin cekatan memeluk cewek itu erat tangisan lirih Anaya masih terdengar, pilu dan memprihatinkan sehingga Arjuna tak tega mendengarnya.

"Gue, brengsek Nay!"

"Gue cowok brengsek!"

Anaya diam tidak bicara ketika Arjuna terus merutuki kebodohan dirinya sendiri, dengan perlahan cowok itu melonggarkan pelukan menatap Anaya lekat yang masih tertunduk sesegukan.

"Nay, gue ... Minta maaf."

Tak ada respon dari lawan bicara di hadapannya, Arjuna diam beberapa detik tangannya terulur menarik dagu Anaya. Cewek itu diam, ketika pandangannya bertemu dengan manik mata cokelat sudah memerah di depannya.

Arjuna meringis, ia terus merutuki kebodohannya melihat Anaya begitu lemah di hadapannya sekarang ini.

Dengan wajah cantik yang sudah berubah menjadi pucat pasi, kedua pipi dan hidung merah, kedua mata sembab sehingga tercetak jelas ada garis hitam kantung mata yang menghitam di sana, kemudian pandangan Arjuna beralih kepada bibir mungil cewek itu sedikit bengkak tersisa bercakan darah segar di bawah bibir mungil milik Anaya.

Bodoh!

Entah umpatan yang ke berapa kali, Arjuna telah keluarkan dalam tiap menitnya. Perlakuannya sungguh bodoh dan hilang akal tak terkendali, hati dan pikirannya bertolak belakang tak bisa memaafkan perlakuan bodohnya kali ini.

Most Wanted Boy In The School (Arjuna Story)✅END √√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang