43. Sayang Arjuna Banyak-Banyak

2K 165 10
                                    

Sebelum baca, di usahakan untuk Follow juga Vote yuk. Dan setelah membaca di usahakan juga buat komen, karena satu Vote satu followers serta satu komentar itu sangat berharga buat aku pribadi :)

Happy Reading Guys ... 💛

• • •

3 minggu kemudian ...

"Hiks,"

"Aduh Ay, udah dong nangis nya. Gak cape apa lo nangis terus? gue yang dengarnya aja cape."

"Hiks, ka-kalau kamu ga-gak su-suka aku nangis, ya-yaudah ja-jangan didengerin, Huuaaa ...."

Tara mendelik memutar kedua bola matanya malas dengan kedua tangan melipat sempurna didepan perut.

"Gimana gak mau dengar, orang elo nangis nya kencang kaya gitu," cibir Tara pelan, kemudian ia mendudukkan bokongnya pada sofa ruang inap bersama teman-temannya yang ikut menatap mereka.

Anaya yang tahu hal itu kembali menangis dihadapan sosok cowok tengah memperhatikan diatas bangsal dengan tatapan datar, wajahnya yang penuh lebam memar juga bengkak kini sudah tampak membaik. Leher jenjangnya kini tak lagi menggunakan alat seperti patah leher, koma selama dua minggu membuatnya merasakan perubahan drastis ketika banyak Dokter spesialis turut serta merawatnya dengan baik, karena itu perintah dari Papah Arjuna sendiri. Meminta agar seluruh Dokter menyembuhkan Arjuna dengan kondisi amat baik, tak ingin ada luka sama sekali. Jujur Arjuna tak tahu kalau Papah nya lah yang mengandal perawatannya.

Dua minggu tak sadarkan diri membuat Arjuna merasakan jiwanya hilang, pengeroyokan brutal itu membuatnya harus ingat akan ancamannya pada Rafael suatu saat nanti, satu minggu perawatan untuk pemulihan membuat Arjuna tak tanggung-tanggung merasa bersyukur selama ia melakukan perawatan semua sahabat-sahabatnya selalu setia menemani, hingga hatinya selalu menghangat setiap hari ketika hampir dua puluh empat jam ia ditemani oleh kekasihnya yakni Anaya.

"Jun, cewek lo tuh," adu Tara pada sosok Arjuna yang tersenyum kecut menatap Anaya didepannya masih saja menangis keras.

Wajah Anaya tenggelam di kedua tangannya, menangis diatas bangsal tempat Arjuna yang kini hanya tersenyum, tangannya terulur mengelus kepala cewek itu lembut.

"Gue udah gak apa-apa, sampai kapan lo bakal nangis in gue?"

Satu pertanyaan itu membuat kepala Anaya mendongkak perlahan, kedua mata yang sembab menatap Arjuna tampak sayu dan sendu. Bekas lebam dan memar masih terlihat membuat Anaya meringis lagi.

"Apa!" sergah Anaya kesal.

"Kamu harusnya gak kaya gitu! Huuaaa ...."

Ketujuh temannya yang menatap keduanya di sofa hanya diam memperhatikan, Gavin yang tengah mengupas buah apel untuknya terhenti ikut menatap binggung pada Anaya di depan sana.

Arjuna tersenyum, wajahnya mendekat mengecup sebentar kening Anaya.

"Junaaa ... Huuaaa ...."

Anaya menangis lagi kali ini ia memeluk erat tubuh Arjuna, cowok itu meringis kecil ketika Anaya sedikit melukai kakinya yang masih tampak berperban tebal.

Tubuh mungil Anaya sudah naik diatas bangsal dengan kondisi masih memeluk Arjuna yang tampak berusaha baik-baik saja.

"Gue udah sehat, udah jangan nangis lagi."

Arjuna mencium seluruh wajah Anaya di sampingnya, kini posisi keduanya terbaring diatas bangsal yang sama. Anaya yang menikmati kecupan Arjuna di seluruh wajahnya kian meluruh ia tenggelam wajahnya pada dada bidang cowok itu membuat Arjuna tersenyum geli.

Most Wanted Boy In The School (Arjuna Story)✅END √√√Where stories live. Discover now