Chapter Four ■ Playboy ■

3.9K 258 1
                                    

"Tadi siapa, sih. Ran? Kok nyebelin banget." tanya Xarbiela di sela tarikannya untuk sampai ke kelas, untung saja tadi mereka sudah membayar sebelum makan, jadi tak perlu repot lagi.

Rani menatap Gabriel dan Helda bergantian dengan lekat, tatapan itu seolah memberi kode agar Helda yang menjelaskan, ia tak ingin. "Tadi itu namanya, Joffrey Griseel, anak IPS dari kelas XII D, dia satu-satunya most wanted yang enggak termasuk di kelas unggulan, julukannya dark most wanted di sini. Pembuat onar."

Xarbiela menatap Helda lalu memberhentikan mereka bertiga secara mendadak dengan mata yang ikut menyipit, "Hubungannya sama Rani apa?"

Gabriel menggenggam keras tangan Xarbiela, "Dia itu badboy, suka ganti-ganti pasangan, dulu dia sempat sama Rani, tapi ya tahu, lah. Namanya playboy ya suka gonta-ganti cewek baru."

Xarbiela mulai nyambung dengan alurnya kemudian mengangguk pelan.

Helda kemudian melanjutkan lagi, "Beda banget sama si king gamers, bertolak belakang. Si satu gak pernah ada pasangan, satu lagi udah kayak asrama aja ceweknya. Gue herannya sih di situ, kenapa coba jadi most wanted, ganteng sih ganteng tapi ya gitu lah kelakuannya. Gak banget."

Hm.. emangnya si king gamers kalian itu sikapnya baik apa? Sinisan gitu orangnya. Cetus Xarbiela dalam hati, kemudian ia berlalu dengan cepat mendahului ketiganya untuk sampai ke kelas, sudah terlanjur tidak mood dengan apa yang pastinya sebentar lagi akan mereka agung-agungkan.

Xarbiela masuk kelas sehabis melakukan aktivitas mengganggu yang kini akan ia lakukan setiap hari saat ingin masuk kelas, sungguh rumit.

Xarbiela masuk kemudian melihat sekeliling, hanya ada satu sosok di sana, tidak usah disebutkan lagi siapa dan ia tengah apa. Pasti lah orang yang paling diincar dengan handphone di tangan juga headphone di telinga, sebab inilah mereka demo karena bertemu dengannya memang sungguh susah, datang dan pergi secepat kilat.

Gadis itu menatap sinis karena kaki orang itu naik di atas meja lalu ia duduk di tempatnya mengambil novel yang baru ia pinjam kemarin, oh astaga, novel itu saja ada hubungannya dengan Arvale, sekarang ia akan mulai gila karena satu orang itu selalu tersangkut paut dengan kehidupannya.

Xarbiela membalik halaman demi halaman saat mata itu seperti tak puas membaca kalimat demi kalimat, pikiran juga suasananya terbawa dengan kehidupannya di buku itu, beberapa kali garis bibirnya terangkat.

Saat bunyi pintu terbuka yang menampilkan empat orang most wanted berdiri di sana ia tak tahu, bukan hanya Arvale yang bisa tak hidup di dunia saat sudah terpaku pada game, sama halnya dengan Xarbiela, dia akan dengan mudah tak mengenali situasi sekitar saat sudah terlarut dengan alur di novel jika suasana setenang dan sesunyi sekarang.

Mereka berempat yang baru masuk terdiam di depan pintu beberapa saat memandangi dua sosok itu yang hanya berdua di dalam kelas tanpa bertegur sapa sibuk dengan kehidupan masing-masing, para most wanted itu saling menatap lalu serentak ekspresi mereka berubah seperti biasa.

Daniel mengambil buku dari laci kemudian membukanya, terjun ingin berduaan dengan lembaran itu.

Brandon membuka bungkus permen tongkatnya lalu memasukkan ke dalam mulut seraya kedua tangan menopang belakang kepala, letih.

Fezla merapihkan kerah bajunya kemudian membuka ponsel, terjun di dunia sosial media untuk menebar pesona seolah tak cukup di dunia nyata.

Edward membuka laptop yang ia bawa di dalam tas seraya mengutak-atik sesuatu di sana.

Fezla tak sengaja melirik Arvale yang menekan tombol home lalu sedetik kemudian terdengar bel masukan. Ia adalah satu-satunya orang yang paling kagum dengan kemampuan Arvale dalam ketepatan dalam memprediksikan situasi dengan bentuk waktu. Ia masih rasanya tak percaya dengan orang itu, malah ia mengira bahwa mata pemuda satu itu terbuat dengan sensor yang dapat melihat semuanya seperti teknologi, tapi tentu saja tak mungkin.

MWHSiCG [COMPLETE☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang