Chapter Twenty Eight ■ Cousin (Sepupu) ■

2.1K 202 13
                                    

Perlahan tapi pasti, waktu terus berjalan mengganti kegelapan malam dengan cahaya terang sinar sang surya.

Saat pagi-pagi seperti ini saja ada yang sudah maraton di dalam jiwanya. Ia tak bisa tenang, perasaan bercampur aduk menjadi satu. Tegang, takut, gelisah dan sebuah rasa yang tak bisa untuk dideskripsikan.

Jadwal hari ini penuh dengan lomba-lomba, apa lagi Xarbiela mengikuti lomba yang diselenggarakan kedua.

Gadis itu melihat arloji di tangannya yang baru menunjukkan pukul 06.45 AM, dan sekolah barunya itu sudah berdatangan orang dari berbagai kalangan. Terlihat sekali banyak yang bersolek agar terlihat cantik.

Xarbiela menunggu dekat loker sambil melihat-lihat nontifikasi ponsel, biasa, si penggila cogan itu ingin bertemu, dia heboh sendiri dari kemarin. Bertanya pertanyaan yang sama sekali tak ingin dia jawab.

Dua menitan ia bergantian melihat gerbang dan ponselnya terus-terusan, akhirnya yang ditunggu datang juga.

Awalnya Rosey celingak-celinguk mencari sosok itu akhirnya ia berlari ke arah Xarbiela dengan sangat excited. Rosey berpakaian rapi seperti biasa saat di sekolah dengan membawa tas ala gadis, bertali langsing dengan isi yang hanya dapat memuat handphone dan dompet saja.

"Xar! Kok gue baca kemarin kalau lo jadi bahan bulian? Bener? Baik-baik aja tuh lo sekarang, kok situs kebanyakan hoax ya?" Rosey melihat loker di samping Xarbiela sesekali.

"Ah, panjang ceritanya, masih pagi. Malas cerita." Xarbiela menyimpan ponselnya di saku rok.

Rosey cemberut saja sebentar dan mengeluarkan seutas surat berwarna biru muda.

"Buat apaan tuh, Ros?" Xarbiela ingin merebut dan membukanya tapi tentu saja tak diperbolehkan.

"Surat cinta untuk king gamers, lah! Tuh liat, lokernya udah mulai dikelilingin. Mereka mau ngasih surat juga." Rosey menunjuk sebuah loker di ketiga paling ujung di sudut berlawanan tempat mereka sekarang, memang banyak berkumpulan orang membawa bermacam-macam benda, ada yang surat persis seperti yang dibawa Rosey tapi berbeda warna, cokelat, sebuah kotak, sebuah alat yang seperti pernah dimainkan oleh Arvale, dan entah apa lagi yang dibawa mereka semua. Sudah bermacam alat yang tak diketahui orang nolep seperti Xarbiela.

"Kamu tahu dari mana, Ros? Aku aja yang sekolah di sini enggak terlalu tahu." Xarbiela berucap polos lalu Rosey segera membuat raut wajah jijik.

"Ihhh.. kamu mau sama-samain orang nolep kayak lo sama gue yang tahu segalanya tentang pangeran, pasti beda!" entahlah Rosey seperti tak terima, jelas saja mereka berbeda, kebiasaan mereka saja sudah bertolak belakang, apa lagi yang lain?

Xarbiela segera menoyor kepala temannya itu, "Santai aja dong. Aku, 'kan cuma nanya!"

"Lagian, sih. Gue padahal baru tiga kali pernah ke sini, udah tahu di mana kelas, loker, tempat biasa dia sama most wanted lain sama sudut-sudut letak yang pernah si most wanted lewatin. Lah, lo? Udah 30 hari lebih juga, masih aja enggak tahu, emosi juga gue lama-lama." Rosey berbicara menggunakan urat, terlihat dari ekspresinya yang terlihat jengkel.

"Tau kok aku, itu lokernya Arvale. Itu kelasnya, itu tempat biasa dia pas istirahat tapi enggak tahu kenapa sekarang mereka ke kantin." lagi, Xarbiel berucap sambil menunjuk tempat yang dia bicarakan layaknya anak kecil. Terlihat sekali polosnya.

Rosey memutar kedua bola mata, "Ya, iyalah lo tahu. Orang lo sekolah di sini, beda cerita kalau orang asing yang tahu itu semua, pasti emang penggila si king gamers. Nah terus apa lo bilang tadi? Enggak tahu kenapa dia ke kantin sama most wanted lain?" Rosey menaruh tangan di telinga. "Ckckck, keterlaluan lo, Xar. Karena bokapnya si king gamers itu ke Canada, nah terus kuncinya diganti deh, kunci buat buka ruangan itu cuma ada di tangan bokapnya. Nah kurang jelas apa lagi coba informasi gue?" Rosey menyombongkan diri.

MWHSiCG [COMPLETE☑️]Where stories live. Discover now