Chapter Sixty Six ■ Please, Breathe! ■

2.5K 227 99
                                    

Xarbiela memeluk lututnya sendiri bersender di sebuah pohon besar dengan danau di hadapannya. Ia tak bisa berhenti menangis, dia tak lagi mengharapkan sesuatu dapat membuat ia bahagia, cukup sudah dia berharap dan semua pupus tak tersisa. Ia kira takdir akan berpihak padanya untuk sekarang, tapi apa? Semua tak sesuai, tapi siapa dia? Hanya seorang gadis bodoh yang terjebak dalam sebuah permainan pertaruhan gila yang pujaan hatinya buat.

Xarbiel membenamkan wajahnya di antara lutut dan dadanya merendam tangisan yang tak kunjung berhenti. Ia tak cukup kuat seperti Wonder Woman, ia tak tahan banting, ia hanya seorang gadis lemah yang terjebak dalam perasaanya sendiri.

Sudah berapa jam dia di sana seorang diri tanpa seorang insan pun yang lalu lalang, dia hanya ditemani oleh lampu penerang dari jalan. Itu pun temaram. Ratusan panggilan masuk pun tak ia hiraukan, semuanya ia anggap angin lalu, keempat temannya yang lain sibuk mencarinya sekarang. Xarbiela mendongak melihat bulan di atas sana.

Jika ini memang permainan takdir, maka aku akan jalankan. Aku tahu jika seorang gadis seperti diriku bukan siapa-siapa di antara yang lain, hanya sebuah kesalahan yang tercipta. Tapi aku tak pernah tahu jika akhirnya akan sekejam ini, pupus, 'kah sudah? Hilang, 'kah sudah semuanya? Tak ada yang bisa aku harapkan, semua sudah berjalan sesuai keinginanmu. But, who i am? Just stupid trouble maker. Congratulations, greetings, from stupid girl.

🎮🎮🎮

Di sisi yang lain, seorang pemuda tengah ngebut menjadi menggila mengendarai mobilnya, ia tak ada menginjak rem sedikit pun, bahkan lampu merah ia terobos.

Otaknya sangat kacau, mata tajamnya menatap lurus ke arah jalan tapi pikirannya menjalar ke mana-mana. Semakin jauh dan semakin tak tentu arah ke mana dia menyetir, Arvale membanting stir saat ada di tikungan nyaris menabrak mobil lain. Tapi dia tak peduli, ia kacau sekarang.

Iris hazel-nya melirik tak sengaja ke arah kursi samping pengemudi, ia melihat sebuah novel bukan miliknya terdampar di sana. Arvale menatap agak lama buku novel itu, sebuah buku yang pernah ia letakkan di ventilasi kelas guna mengerjai trouble maker itu dulu. Arvale meraih buku menggunakan sebelah tangannya dan memerhatikan lama. Ia membuka halaman depan dengan jarinya lalu melihat tulisan yang ditulis menggunakan pulpen di atas judulnya berbunyi, Stupid Crazy Gamers!

Pemuda itu menjadi tak fokus, dan saat melirik ke arah depan ia melihat angkutan besar melaju berlawan arah, ia sudah salah rute! Arvale membanting stir ke arah samping lalu banting stir lagi menghindar pengguna mobil lain, ia mendriff mobilnya agar tak mengenai kendaraan lain dan seperempat detik kemudian kecelakaan tak terelakkan. Mobil Arvale melewati batas antara pejalan kaki dengan kendaraan dan menabrak pembatas jalan.

Asap mengerubungi keluar dari depan dan belakang mobilnya, berapa bagian terlepas dari tempat seharusnya, dan naasnya lagi Arvale tak memakai sabuk pengaman tentu pecahan kaca tergores di kulitnya dan darah merembes dari kepala dan tangan. Arvale terbatuk darah dan melepas stir mobilnya, napasnya terengah-engah sekarang, pandangnnya memburam dan mengabur. Arvale meraih ponselnya dari kantong dan menekan sebuah nomor yang berapa jam setelah pulang sekolah tadi dia beri nama, 'Trouble Maker Girl' dan berdering. Arvale terbatuk-batuk, bahkan layar ponselnya telah retak sekarang dan sudah terkontaminasi darahnya sendiri.

Arvale mengusap dahinya yang tergores pecahan beling membuat luka lebar dan puing-puing belingnya tertancap di luka segarnya. Pemuda itu tak mendapat jawaban dari panggilannya, dua kali ia memanggil nomor yang sama dan masih saja tak diangkat. Ia memanggil untuk ketiga kalinya, setelah berapa detik berdering, panggilannya ditolak.

Arvale membuka ganggang pintunya dengan bersusah dengan keadaan sekarat seperti sekarang, pemuda itu akhirnya keluar dengan tertatih sesekali terjatuh. Arvale melangkah berapa petak dan bunyi ledakan menggempar nyaring dari arah mobilnya.

Arvale terbaring di rerumputan dengan masih terbatuk darah dan luka yang makin melebar di sekujur tubuh. Bahkan headphone di lehernya sudah patah.

Kerumunan orang berteriak ngeri dan segera menuju ke arah Arvale berada, beberapa menjauh dan berlari dari ledakan besar tadi membawa api membara. Awalnya kerumunan orang yang ingin membantu tubuh Arvale ditolak oleh pemiliknya dan ia mencoba berdiri. Salah satu orang memanggil ambulan.

Seluruh wajahnya dibanjiri darah, pemuda itu tak bisa mencoba kuat lagi. Ia terjatuh dan memegang perutnya sendiri yang telah merembes darah keluar akibat tancapan serpihan besi dari pintu mobilnya tadi dan mata itu tertutup tak sadarkan diri.

Nyaris keadaannya seperti orang sudah berada di ujung tanduk kematian, tangan kiri Arvale sudah tembus dengan sepotong pecahan peling selebar tujuh senti dengan bentuk persegi tak sempurna.

Berapa menit ambulan datang dan membawa Arvale ke rumah sakit terdekat. Pemuda itu sempat sadar sebentar, dia tak bisa melihat dengan jelas karena semua terkepul menjadi satu titik kemudian napas itu seolah tersendat akibat paru-parunya tak bekerja dengan baik karena benturan stir mobil tadi.

Pemuda itu ditangani dengan secepatnya dan mengalami masa kritis berapa jam di ruang Intensive Care Unit atau ICU khusus untuk orang sekarat atau kritis, pihak keluarga segera di telepon dan datang dengan tergesa, Kyle yang dari negara bagian pun datang setelah berapa jam dengan banjir air mata.

Kyle memeluk suaminya dan mencurahkan semua kesedihannya di sana. Ia tak bisa berhenti menangis, begitu juga Resti yang datang. Bahkan media sudah bersebar tentang berita Crazy Gamers mereka mengalami kecelakaan fatal, tak sedikit yang berbondong mendatangi rumah sakit dan tak sedikit pula yang menangis, sangking ramainya polisi sampai bertindak menghalang agar tak bisa masuk ke dalam rumah sakit jika tak berkepentingan.

Diberitahukan pembulu darahnya pecah di tangan akibat benturan terlalu keras saat membanting stir menabrak pembatas jalan, dan udara di dadanya mengumpul akibat benturan stir yang jauh dari kata normal membuat ia kritis, dan akibat pecahan benda tajam yang hancur beberapa pembulu darahnya tertusuk menambah kondiri kritis pada dirinya.

Masa koma tak dapat dihindari, Arvale terluka cukup parah. Hidup dan mati sudah ada di ujung tanduk.

Keempat most wanted lain tentu khawatir tak berujung, mereka sudah diusir dari kehidupan Arvale, mereka tak tahu harus berbuat apa, untuk masuk ke rumah sakit tempat Arvale berada saja rasanya diri itu sudah tak pantas.

Mereka berdiam di mobil masing-masing dari luar rumah sakit, keempatnya tak pernah membayangkan kondisi ini sebelumnya. Crazy Gamers sahabat mereka ada di masa kritis seperti sekarang akibat kecelakaan? Ini terdengar mustahil di benak mereka, karena Arvale adalah penyetir yang paling handal dari mereka semua, bahkan jika mengebut saja ia bisa lolos di celah yang tak bisa mereka lewati dan berpikir dua kali untuk melakukan, ini pasti ada sesuatu yang salah dan fatal sampai bisa membuat seorang Arvale kecelakaan tak terelakkan, bahkan kritis kondisinya. Mustahil.

Sekarang mereka percaya, kenyataan tak mengiringi kita, tapi kita yang mengiring kenyataan. Tak peduli jika sukar atau mudah untuk diterima, jika takdir sudah menulis di kertasnya, maka sejuta upaya untuk merubahnya pun akan mustahil jika sudah digores di atas kertas transparan dengan tinta permanen. Semua sudah tak berguna.

MWHSiCG [COMPLETE☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang