Chapter Fifty Seven ■ Real (Nyata) ■

1.9K 179 24
                                    

Xarbiela membuka pintu rumahnya dengan tergesa, ia memanggil berkali-kali ayah juga ibunya. Xarbiel mendapati keduanya ada di ruang tamu menatap ia bersamaan.

"Dad, jelasin ke Xarbiel kenapa? Apa hubungan Dad sama ayah Arvale?" gadis itu menggenggam tangan ayahnya erat, ia sungguh takut sekarang, takut bahwa yang ia khawatirkan benar-benar kenyataannya.

Auralia mengelus pucuk kepala anaknya itu pelan, "Enggak ada apa-apa, Xar. Kamu mandi gih sana."

Xarbiel menggeleng, "Mom enggak boleh boong, jangan-jangan rekan yang Mom ceritain itu ayahnya Arvale? Keluarga Alexsa?"

Keduanya terdiam saling bertatapan, Damien akhirnya mengambil napas pelan lalu mengusap pucuk kepala Xarbiel pelan.

"Iya, kamu anak kecil mana ngerti, enggak usah pikirin itu," ucap Damien tenang.

"Hah? Kok Dad santai aja? Kenapa ayah Arvale enggak terima? Padahal di sini yang dirugikan Papah, bukan dia." omel Xarbiel yang masih setengah, jujur, ini kenyataan yang makin membuat ia tak tenang.

Damien tersenyum tipis, "Karena, Dad orangnya santuy. Enggak ngegas."

"Dad..." rengut Xarbiel yang tak ingin melucu, ini bukan waktu yang tepat.

"Enggak deh, Xar. Karena Dad tahu itu masa lalu." singkat Damien yang kemudian mengacak pucuk kepala Xarbiel lagi.

"Dad enggak minta Xarbiel putus gitu? Kayak ayah Arvale?" Xarbiel mendelikan bahunya lalu menatap ibu dan ayahnya bergantian.

"Untuk apa?" tanya Auralia yang memundurkan wajahnya.

Xarbiela mengangkat lagi kedua bahunya, "Enggak tahu. Tapi kenapa ayah Arvale bilang gitu sama Arvale? Kan dia enggak ada hubungannya?" Xarbiela masih saja belum puas, ia masih tak tenang.

"Setiap orang itu berbeda, Xarbiel. Jalan pikir Dad mungkin begini, tapi kalau jalan pikir ayah Arvale begitu. Kamu enggak bisa buat semua orang satu opini sama kamu, kamu enggak bisa buat semua orang mendukung pendapat kamu. Karena semua orang berhak untuk berpendapat. Ngerti?" Damien berucap yang dibalas anggukan kecil oleh Xarbiel.

"Tapi kalau ayah Arvale keras buat Arvale mutusin hubungannya sama Xarbiel gimana, Dad?"

Damien tersenyum tipis, "Kamu suka sama Arvale? Bener?" Xarbiel mengangguk mantap. "Kamu yakin dia jodoh kamu? Kamu yakin kalau dia pilih kamu di antara beribu orang yang ngantri buat jadi calon istrinya?"

Xarbiel terdiam, ia tak tahu pasti bagaimana perasaan Arvale terhadapnya, ia bukan cenayang. Tapi jika ditanya ia mencintai Arvale, maka jawabannya adalah, iya. Walau sering diperlakukan seperti musuh, tetap saja yang namanya cinta itu adalah buta. Arvale hanya melirik ke arahnya saja degupan jantungnya sudah tak karuan.

Xarbiel memelintir cincin perak yang ada di jari manisnya, itu pemberian Arvale tadi padanya. Bilangnya, kalau dia hilang seperti tadi. Maka dia bisa melacaknya dengan sistem yang terpasang di sana. Benda ini saja cukup bisa membuat Xarbiel tersenyum.

"Kalau Arvale bukan jodoh Xarbiel, Xarbiel minta aja sama Tuhan, biar jodoh kami ditukar. Jodoh Xarbiel jadi jodohnya pasangan Arvale, terus Arvale jadi jodoh Xarbiel, deh." Xarbiel tersenyum polos yang membuat gemas sendiri kedua orang tuanya.

MWHSiCG [COMPLETE☑️]Where stories live. Discover now