Chapter Eight ■ Pain (Rasa Sakit) ■

3.2K 226 8
                                    

Tok! Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu luar rumah Xarbiela terdengar nyaring, melihat kondisi letak rumahnya yang berada di perumahan yang cukup tenang tentu saja mengganggu.

Taylor Auralia Turner, ibu dari Xarbiela yang sering disapa Auralia itu muncul dari balik pintu kamar kemudian membuka handle, awalnya ia ragu ingin menyambut mengingat rentenir beberapa minggu lalu menghantui. Tapi setelah mengintip itu adalah teman Xarbiela yaitu Rosey.

Anak gadis itu tersenyum, "Maaf, tante enggak sopan gedor-gedor, Xarbielnya ada?"

Auralia mengangguk lalu menyingkir dari pintu mempersilahkan sang tamu untuk menyelesaikan urusannya.

Baru satu langkah Rosey masuk terdengar suara teriakan dari kamar yang pernah ia datangi dahulu bahwa itu adalah kamar Xarbiela.

"Mama!! Kalau ada Rosey datang ke sini jangan bukain pintu!! Bilang aja Xarbiel belum pulang!!" teriak gadis itu dari biliknya.

Rosey tersenyum kemenangan, "Maaf, tante. Rosey enggak percaya jam segini Xarbielnya belum pulang!" Rosey hampir tertawa setelah mengatakannya.

Ibu Xarbiela tentu saja tidak berkedip, ia masih terpaku pada posisinya yang membuka lebar-lebar daun pintu.

"Maaa!! Jangan biarin penggila cogan itu masuk ke kamar, Ma!!" terdengar suara bantingan dari kamar Xarbiela kemudian beralih pada daun pintunya.

Rosey yakin bahwa Xarbiela tengah menahan pintu kamar. Jiwa drama dari Rosey kembali bergejolak, maklum, ia adalah anak teater. "Ya udah deh, tante. Padahal Rosey bawain kebab daging kesukaan Xarbiel loh tante." maklum, ia tahu bahwa beribu penolakan dari Xarbiela pasti ia lakukan, maka dari itu ia membawa penangkalnya.

Xarbiela bergeming dua detik sambil menelan liurnya, "Kamu enggak bisa nyogok aku, Rosey! Aku udah kebal!"

"Padahal bawa es krim juga." timpalnya lagi.

Langsung saja terdengar suara kunci pintu terbuka dan menampilkan kepalanya Xarbiela saja. "Kau menang Rosey kau menang." gadis itu tersenyum lebar sampai matanya tak terlihat.

Jadilah Rosey berteriak kegirangan berlari masuk ke kamar Xarbiela, sangking bersemangatnya pintu itu ia tutup keras-keras. "Ups! Maaf, tante."

Auralia yang sedari tadi hanya menonton kembali bisa bergerak tak seperti patung lagi, ia menutup pintu pelan-pelan lalu memijat pangkal hidung. Anaknya itu tomboy iya, sangar iya, keras kepala iya, seperti anak kecil iya. Tapi bisa-bisanya tak akan kuat dengan godaan makanan.

"Nah, Xarbiel! Sekarang kita udah tinggal empat mata doang! Itu gimana coba ceritanya lo disangkut-sangkutin sama tuh cogan! Ish Xarbiel rebut-rebut suami aku aja!" rengek Rosey sambil sedikit menyengol-nyengol tubuh Xarbiel dengan sikut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nah, Xarbiel! Sekarang kita udah tinggal empat mata doang! Itu gimana coba ceritanya lo disangkut-sangkutin sama tuh cogan! Ish Xarbiel rebut-rebut suami aku aja!" rengek Rosey sambil sedikit menyengol-nyengol tubuh Xarbiel dengan sikut.

Tapi yang ditanya tak memerhatikan, ia membuka kantung keresek langsung mengambil kebab miliknya dengan lahap mengunyah.

"Ish! Xarbiela! Jawab.." lagi, Rosey mengguncang bahu Xarbiela. "Kenapa coba lo bisa digendong terus dikasih jaketnya?! Argh.. mana-mana jaketnya? Itu harusnya punya gue!!"

MWHSiCG [COMPLETE☑️]Where stories live. Discover now