Chapter Thirteen ■ Job (Tugas) ■

2.7K 228 3
                                    

Hari berganti minggu pun berlalu, tak terasa bahwa hampir satu bulan sudah Xarbiela bersekolah di sana, namanya menjadi naik daun karena dikabarkan dia satu-satunya gadis yang hampir setiap hari berdebat dengan Arvale membuat tatapan sinis terlempar kepadanya saat ia melewati lorong, belum lagi hampir tiga hari sekali si dark most wanted mengganggunya.

"Aaa.. hari ini katanya sih Arvale jadi seksi perlengkapan!"

"Ish.. mending kita ngelanggar aja, gih."

"Pake lipgloss tebal-tebal aja, gih. Atau rok kita tambahin span."

Banyak sudah planing-planing para siswi untuk mendapat berbagai perhatian nantinya, mereka mulai merubah penampilan mereka menjadi drastis. Mereka bahkan turun sekolah lebih awal untuk menjanjikan planig mereka dengan teman masing-masing.

Saat deruan sebuah mobil terdegar khas seperti mobil sport umunya, teriakan para gadis yang sudah familier itu terdengar kembali.

Arvale turun dari mobilnya dengan penampilan berkharisma seperti biasa, ia menggantung tas di salah satu bahunya, baju ia keluarkan, headphone di telinga dan tangan kirinya yang memakai G-Shock terbalut di sana. Ia menyimpan kunci mobilnya di saku kanan.

Ia beralih ke lift dan masuk ke kelasnya, teriakan bahkan tak kunjung berhenti. Brandon dan Fezla muncul beberapa menit setelahnya masuk ke dalam kelas.

"Gila-gila, pagi-pagi aja udah kayak minta makan aja tuh cewek-cewek. Duh! Lama-lama gue jadi tuli juga nih dengar teriakan fans lo mulu." Brandon meletakkan tasnya ke bangku lalu duduk di meja Arvale setelahnya.

Arvale melirik sinis orang itu dan beralih lagi ke ponselnya, "Mau turun sendiri, atau diturunin?"

Brandon tak mendengar, ia malah bersila di mejanya dan memukul meja itu menjadi sarana gendangnya. Arvale melirik dan beralih, begitu terus sampai ia mendapat waktu yang pas dan dia langsung mengangkat sisi mejanya menurunkan paksa Brandon dari sana.

Untung saja pemuda itu sigap dan kakinya menapak deluan di kursi Xarbiela. "Wedew, hebat, 'kan gue." pujinya pada diri sendiri malah membuat Fezla dan kawan-kawan yang baru datang menatap ia ingin tertawa sekaligus geli.

Xarbiela baru masuk kelas dan melihat bahwa kursinya tengah diinjak oleh seorang siswa di kelasnya yang memakai topi ke arah belakang. Gadis itu menuju tempatnya pelan, "Maaf, ya. Aku kira sedang ada larva di sini yang membuat seseorang naik ke atas kursi untuk menyelamatkan diri." Xarbiela berucap ngawur, yup dia sudah kenal dengan semua teman-teman di kelasnya, bisa beradaptasi.

Terlebih pada Brandon dan Fezla yang saat Arvale menyindirnya mereka berdua kadang ikut-ikutan, atau kadang mereka lah yang memulai untuk memojokkan dirinya.

Brandon menyentuh kepala Xarbiela dan menjadikan itu pegangannya untuk turun. "Thanks, larvanya udah kering." oloknya dan duduk di atas meja Fezla.

"Lo enggak punya kursi? Banyak kursi, sialan." umpat Fezla yang berposisikan duduk di tempatnya dan Brandon di atas mejanya tengah bersila menatap dia. "Apa lo liat-liat gue, suka? Gue tahu gue ini tampan, enggak usah dipandangin gitu."

Brandon membuat wajah jijik dan menonjol keras wajah Fezla ke arah samping, "Ogah suka sama lo, mending suka sama Arvale."

Arvale yang tergelitik mendengar penyataan dari Brandon seketika menatap ia tiga detik tanpa berkedip, "See? Kau termakan omongan sendiri."

Fezla segera cepat-cepat pergi dari tempatnya dan berdiri melihat Brandon dengan tatapan horror. "Hih! Merinding gue dekat-dekat lo."

Edward yang melirik pun sama terkejutnya, apa-apaan mereka semua itu. Ia malah berpikir untuk mencarikan mereka semua gadis agar kewarasannya terjamin.

MWHSiCG [COMPLETE☑️]Where stories live. Discover now