Chapter Thirty Eight ■ Something (Sesuatu) ■

2.1K 190 10
                                    

"Gila lama-lama gue hidup ketemu orang-orang yang bikin emosi mulu!!" cibir Bran sedari tadi.

"Kalau mau mati itu bilang. Lagian kalian ngepain sih datang terus? Rumahku bukan penginapan." sindir Arvale tajam, jelas ia tak terima, keempat orang ini terlalu sering datang ke rumahnya membuat kesal saja.

"Enggak punya rumah, huh?" timpalnya lalu memutar kedua bola mata.

Fezla terkekeh. "Ya maka dari itu, Vale. Kita ini butuh atap buat tidur, baik dikit sama sahabat napa sih? Susah banget kayaknya buat lo, Vale."

Arvale memutar lagi matanya, "Sengaja larang orang tua buat bikin anak lagi supaya enggak ribet. Makinnya datang aja nih pengemis-pengemis."

Keempatnya berhenti di tempat lalu saling tatap menatap, "Buset, Vale. Nyokap sama bokap lo mau goyang aja lo larang, anak durhaka emang!" Bran mengelus dadanya.

Edward melipat tangannya di depan dada seraya masih menggelengkan kepala. "Parah lo, Vale. Masa orang mau itu aja harus pakai pengaman? Parah-parah!"

Daniel kali ini ikutan, "Ini salah satu penyebab terhambatnya populasi manusia."

Fezla makin tergelak. "Kasian amat, Vale. Prihatin gue sama nyokap sama bokap lo. Kalau gue punya anak kayak lo, gue usir kali lo dari rumah-"

"Siapa juga yang mau jadi anakmu. Udah aku pecat jadi orang tua." sinis Arvale masih berjalan dan menaiki lift yang langsung saja menekan tombol membiarkan keempat sahabatnya itu gaduh sendiri berlarian ingin menghentikan.

Tapi naas, wajah menyolot Arvale sudah tertelan oleh kedua pintu yang tertutup dengan cepat.

"Arvale gilaaa!!!!" teriak mereka berempat seraya menedang pintu lift itu.

"Mau nginap?" titah suara wanita dari ujung, mereka semua menoleh.

Bran terkekeh, "Hehehe, iya, Tan."

Fezla memunculkan wajahnya dari belakang Brandon. "Tan, emang bener kalau Arvale ngelarang buat anak lagi?" frontal!

Kyle langsung merasa panas wajahnya, bisa-bisanya anak mereka sefrontal itu pada temannya. "E-eh?"

David muncul dari belakang Kyle, "Iya, mengganggu kesenangan orang aja, 'kan? Enggak tahu deh otaknya itu keisi apa sampai mikir begitu." David menggeleng heran, harus sabar dia menghadapi Arvale itu.

Bran langsung membulatkan matanya lalu menuju depan orang tua Arvale, "Om, Arvale bilang kayak gimana soal itu? Enggak habis pikir, Bran?"

"Brandon!" Kyle berseru, ini lagi temannya Arvale, kumpulan orang frontal.

David terkekeh, "Santai aja kali, Ma." ayah Arvale melihat Brandon lagi, "Pas itu Arvale masih umur lima tahun, enggak sengaja masuk ke kamar pas lagi ehem. Kamu tahu ekspresi dia, Bran?" Brandon menggeleng. "Bukan kaget atau kayak skeptis gitu, apalagi godain. Dia natap aja berapa detik, terus bilang, 'Arvale enggak mau punya adik' terus dia keluar kamar tanpa ditutup lagi pintunya buat pekerja-pekerja di rumah ini punya tontonan gratis. Kurang ajar, 'kan Arvale?"

"Banget!" keempat most wanted itu berseru bersamaan, tak nyangka jika mereka di posisi kedua orang tua Arvale. Sudah hancur remuk harga diri mereka diinjak anak sendiri.

Fezla menyentuh dagunya lalu melihat langit-langit rumah, "Kok Arvale baru lima tahun udah tahu aja itu aktivitas buat nambah populasi makhluk hidup ni planet?" Fezla melihat Brandon yang juga menatapnya.

"Jangan-jangan!" keduanya berseru.

Daniel memutar kedua bola matanya, "Halah sok-sokan jangan-jangan - jangan-jangan, kalian emang ngenal lawan jenis kapan, huh?" Daniel kini melirik si Fezla. "Enggak usah boong, Fez. Kamu pernah bilang udah pacaran umur empat tahun sama sepupu sendiri!"

MWHSiCG [COMPLETE☑️]Where stories live. Discover now