Chapter Sixty Two ■ Crazy! (Gila!) ■

2.2K 215 48
                                    

Arvale membawa Xarbiel yang tak sadarkan diri ke UKS lalu merebahkannya di salah satu kasur kemudian menekan sebuah nomor.

"Bawa mobilku sekarang, rebut dari ruang kantor Mr. Alexsa. Kode ruangannya 511456. Fast, enggak lebih dari 10 menit, if late? Get ready to be poor because of me." tajamnya sambil mematikan sambungan lalu mengepalkan tangan kuat-kuat melihat bahwa Xarbiel belum membuka matanya.

Arvale menyingkirkan poni Xarbiel yang basah lalu menatap lekat wajah gadisnya yang tak seperti semula. Ia benar-benar kacau sekarang.

Arvale membersihkan noda darah di bibir Xarbiel menggunakan jarinya menatap tak biasa ke arah gadis itu. Ia tak tahu mengapa pada dirinya sekarang, ini tak pernah ia rasakan. Seolah ia sangat marah dan ingin merangkul gadis itu sekarang, tapi ia tak bisa. Ada sesuatu yang menghalangnya. Sesuatu yang terlintas di otaknya, semua ini karena ia.

Arvale makin memburu napasnya, pemuda itu mengacak rambutnya frustasi dan tepat saat itu banyak guru-guru bergerombolan datang ke UKS tempat Xarbiel dan Arvale berada.

Arvale mengangkat tangannya setinggi bahu lalu memberi kode mengusir pada semuanya. Ia tak ingin diganggu sekarang.

Para guru-guru itu tentu merasa apa yang siswa dan siswi di sana rasakan, jika berada di sekitarnya maka akan merinding seketika dan seolah sesuatu menusuk tulang mereka membuat merinding.

Berapa menit kemudian suara deruan mesin khas mobil sport berbunci nyaring mengarah masuk ke lingkungan sekolah. Arvale mengendong lagi Xarbiel ala bridal style lalu keluar dari UKS membawa ke sebuah mobil sport yang tak pernah mereka lihat sebelumnya, mobil ini berkali-kali lipat amat mewah dari yang biasa Arvale pakai.

Sopir segera membuka pintu di samping pengemudi sambil sedikit merunduk. Arvale mendudukan Xarbiel di sana lalu melempar kunci motornya pada sopir dan segera duduk di kursi pengemudi dengan menancap gas kencang-kencang.

Deruan mesin kembali terdengar lebih nyaring kali ini, ia menunju rute rumah sakit terbesar yang ada di Jakarta dengan kurun waktu tak lebih dari 10 menit, bukan main ia tak peduli pada lampu merah atau pengendara lain yang terus mengklakson mobil mewah itu.

Arvale berhenti di depan pintu utama rumah sakit lalu disambut dengan troli keranjang pasien yang mengangkut tubuh Xarbiela ke salah satu ruang VVIP atas perintah sopirnya tadi. Jelas sopirnya cekatan saat melihat peristiwa tak biasa ini.

Gadis itu diperiksa beberapa saat dengan Arvale yang duduk di kursi tunggu menatap semua orang dengan teramat sinis sampai siapa pun yang melihatnya menjadi menundukkan kepala.

Dokter keluar dari ruangan Xarbiela lalu menuju pada Arvale yang bangkit dari tempatnya.

"Mr. Alexsa, gadis itu—" tak sampai satu kalimat terucap, Arvale tak mendengarkan sama sekali, ia langsung masuk saja tak ingin mendengar basa-basi sang dokter, ia tahu jika gadisnya tak mungkin mati, bukan? Selama itu tak terjadi, maka bukan masalah besar bagi Arvale.

Arvale masuk dan mendekat ke ranjang Xarbiela, gadis itu sudah menggunakan baju ganti dan tampilannya tak mengenaskan seperti tadi dan ia masih belum membuka mata.

Arvale memerhatikan wajah gadis yang biasanya cerewet jika dia diperlakukan seperti patung dan akan bersemu merah jika diperlakukan sedikit menaruh bumbu gula kini tertidur di alam bawah sadarnya. Ingin dia berteriak di telinga gadis itu sekarang agar gelombang suaranya dapat membangunkan Xarbiel, tapi tentu hal konyol itu tak ia lakukan.

MWHSiCG [COMPLETE☑️]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz