Chapter Fourty Four ■ Little Sweet (Sedikit Manis) ■

2.1K 190 6
                                    

Seperti perintah guru BK, mereka berdua menghuni kelas lebih lama. Tentu pula bagi Fezla, Brandon, Daniel dan Edward itu sebuah danger bahaya. Mereka bertahan lebih lama di kelas.

Xarbiela sudah menjelaskan pada Rani dan yang lain bahwa ia menjalani hukuman pulangan ini, jadi Xarbiel mempersilahkan ketiganya untuk pulang terlebih dahulu.

Kelima most wanted itu tak kunjung bangkit dari tempat duduk mereka. Bersiap pun tidak, padahal keempat orang yang tak terlibat itu tak janjian sama sekali. Tapi otak mereka langsung mempunyai pemikiran yang sama.

Brandon bersender di kepala kursi, tangannya mengambil permen tongkat kesukaannya yang sudah bisa ia dapatkan kembali seperti semula. Tak terhambat lagi perdagangan impor.

Fezla menopang kepalanya dengan tangan di atas meja, sebetulnya ia lelah hari ini. Rencananya ia ingin segera pulang dan meninggalkan para teman kurang ajarnya ini, tapi bagaimana pun juga, ia masih mengharapkan sedikit keajaiban bisa menang melawan Arvale yang sudah dipastikan menang 80% dan sisanya bagi empat untuk mereka.

Edward dan Daniel seperti biasa, mereka sok terlihat sibuk.

Xarbiela acuh saja, ia mengambil sapu dan mulai memperbaiki satu meja demi satu meja. Toh ia mengira keempat orang itu sedang menunggu Arvale. Saat ia mulai berada di meja Fezla, orangnya melihat saja tanpa berinisiatif untuk bangkit dari posisi tidurnya di atas meja.

Xarbiela tak ambil pusing, ia beralih pada meja Brandon, malah penghuninya cuma melihat dengan asik memakan permennya.

"Mau dibantu lo?" Bran berucap setelah mengeluarkan permennya dari lidah.

Xarbiel diam saja di tempat, antara 50% ingin menerima 50% menolak.

"Gue hitung sampai tiga, kalau enggak mau ya udah. Karena gue juga enggak pengen, satu, dua, tiga! Waktu lo abis." Brandon berucap cepat lalu kembali memasukkan permen ke dalam mulut.

"Kamu gila, ya?" Xarbiela menautkan dahinya.

Bran menggeleng, "Enggak, gila itu julukan buat Arvale." ia berucap tanpa dosa. Entah kenapa setiap perihal buruk selalu ditunjuk pada Arvale.

Xarbiela mengangguk. "Oh, kalau gitu stress!"

Gadis itu menyapu dari belakang, tak lagi menghiraukan Brandon.

Edward berdiri dari tempatnya sambil menutup buku lalu berjalan ke tempat Xarbiela berada, ia mengambil sapu dari tangan Xarbiel.

Tanpa basi-basi, dia langsung bertindak. Ia mengambil alih pekerjaan Xarbiela.

Fezla, Brandon dan Daniel bertatapan. What?! Seorang Edward Excamp Jhons si most wanted kedua menyapu?! Oke, ini benar-benar gila!

Arvale menumpu kedua tangannya di kepala kursi sambil menaikkan kaki di meja membuat dentuman suara sedikit keras melihat kedua orang itu yang malah seperti sok romantis di benaknya.

"Heh, ini hukuman siapa? Kamu atau troble maker?" sinisnya menatap tak suka jika targetnya malah dibantu sahabat sendiri.

Edward tak menoleh, ia tetap menyapu. "Enggak ada larangan buat bantu sesama. Lagipula ini salah lo, Vale. Kalian berdua bisa dipanggil ke BK."

Daniel sedikit menaikkan sudut bibirnya.

Arvale melepas dasinya dari kerah lalu menopang lagi tangannya seperti semula di kepala kursi. "Emang ini kegiatan gotong royong? Mau sampai kamu bersihin selokan juga aku enggak bakal peduli. Ini hukuman personal. Pergi kalian semua." usir Arvale lalu satu tangannya meraih ponsel di saku.

"Lo mau berduaan sampai ngusir kita-kita segala, Vale? Kita ini masih manusia, masih punya hati nurani buat bantu sesama. Pokoknya titik gue enggak bakal pergi." Fezla akhirnya berucap masih dengan posisi tidur di meja, enggannya dia untuk bangkit.

MWHSiCG [COMPLETE☑️]Where stories live. Discover now