07

149K 9.9K 226
                                    

___

Bryan menggeram marah. Sudah dua hari anak buahnya belum memberi kabar tentang rambut anak kecil itu. Waktunya tersisa empat hari lagi, ia harus cepat.

"Bos, kami berhasil membawa rambutnya."

Greg, anak buah Bryan menunduk saat di tatap begitu tajam oleh Bryan. Ia menyerahkan kantung plastik kecil berisi helai rambut.

"Kenapa lama sekali?!" Bentak Bryan.

"Kami kesusahan bos karena anak itu selalu menempel pada nona Anin." jelas Greg dengan susah payah.

"Ya terima kasih."

"Siap bos, saya permisi dulu." Greg membungkuk sebentar lalu balik badan dan melangkah keluar.

Bryan mengangguk lalu melangkah menuju ranjang. Bryan terus menatap rambut itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Bagaimana jika anak itu bukan anakku?"

Bryan bangkit lalu keluar kamar. Hari ini ia ingin ke rumah sakit dengan diantar sopir.

"Saya ingin tes DNA dengan rambut ini."

Bryan menyerahkan dua kantong plastik kecil yang berisi rambutnya dan rambut anak kecil yang sudah diberi nama pada petugas laboratorium.

"Baik pak, mohon ditunggu satu Minggu lagi."

"Saya mau besok."

"Tapi pak-"

"Saya akan bayar berapapun asal besok sudah jadi."

"Baik pak."

Bryan berlalu meninggalkan rumah sakit setelah selesai melakukan administrasi. Ia deg-degan menunggu besok. Gelisah jika ternyata anak itu bukan anaknya.

___

"Baby, makan dulu sayang, jangan main terus." Anin berusaha membujuk anaknya itu dengan cara halus.

"Nanti ma...kak Fano kejal aku," Rio berlari yang dikejar oleh Fano.

"Rio tunggu kamu ya, akan ku tangkap kamu, ngiiuuunngg!" Fano ikut berlari mengejar Rio yang di depan sana.

"Rio!"

Rio dan Fano berhenti saat mendengar bentakan Anin. Kesabaran Anin habis sudah saat ia tak dihiraukan oleh anaknya. Sudah lewat jam dua belas tapi Rio masih belum mau makan. Kalau sakit siapa yang repot. Anin.

"Jangan membentak anak kecil!" Ucapan lelaki itu begitu dingin di telinga Anin.

Anin berbalik untuk melihat siapa yang berbicara.

Deg!

Kenapa harus ada Bryan di sini? Bagaimana jika dia melihat anaknya yang mirip dengannya? Apakah Bryan langsung membawa Rio pergi? Tidak tidak tidak! Itu tidak akan terjadi.

"Gelengan mu seperti orang bodoh." Bryan meninggalkan Anin yang masih menggeleng seraya memukul kepalanya. Anin berdecak kesal saat dikatain.

Ich Liebe Mama! ✓ [END]Where stories live. Discover now