15

129K 8.5K 227
                                    

Vote!

___

Sudah sebulan ini hubungan antara Bryan dan Anin semakin dekat. Meski sekamar, Bryan dan Anin tidak tidur satu ranjang, Anin sangat melarang keras saat Bryan memaksa untuk tidur bersama. Akhirnya Bryan tidur di sofa besar yang muat menampung tubuhnya dan empuk agar tubuhnya tak sakit, meski begitu ia cukup senang. Rio juga terlihat sangat bahagia di sini. Wajahnya selalu berseri-seri dan tubuhnya semakin gemuk.

"Mama...mau nambah ayam goreng lagi," pinta Rio dengan memelas. Porsi makannya pun bertambah banyak. Anin menggelengkan kepalanya lalu menaruh potongan ayam goreng pada piring Rio.

"Baby bisa gendut loh kalo makan banyak-banyak." ucap Bryan menatap Rio yang makan dengan lahap. Ia senang anaknya makan dengan lahap namun ia khawatir juga dengan perut anaknya yang masih kecil itu.

"Nggak papa gendut pa yang penting baby happy." ucapan Rio membuat Anin tergelak dan Bryan yang menatap Rio dengan heran.

"Siapa yang ngajarin ngomong begitu?"

"Biasa, auntynya yang ngajarin." jawab Anin lalu terkekeh kecil.

Semenjak ia pindah ke Jakarta, Anin dan Gea sering berhubungan melalui WhatsApp. Tak jarang mereka melakukan video call lalu diisi dengan pertengkaran kecil antara Gea dan Rio. Nek Ima juga terkadang ikut saat Gea sedang video call-an dengan Anin. Tak bisa dipungkiri, ia merindukan Anin yang sudah ia anggap cucunya sendiri.

Bryan menggelengkan kepalanya. Bahagia sekali ia saat ini. Ia juga sudah memberitahukan kepada Anin jika ibunya sedang sakit. Setiap Minggu ia akan terbang ke Jerman. Ia belum bisa mengajak Anin dan Rio karena pasport dan visa mereka belum keluar. Rencananya Minggu depan ia akan mengajak Anin dan Rio karena semua sudah siap.

"Aku berangkat dulu," Bryan mengecup kening Anin yang membuat kupu-kupu dalam perut Anin berterbangan.

Anin mengangguk lalu menyunggingkan senyum terbaiknya, "Hati-hati." Bryan mengangguk lalu menjatuhkan pandangannya, "Baby, papa berangkat dulu ya," Rio mengangguk lalu mengecup pipi Bryan, "Hati-hati papa," ucapnya dengan begitu lucu.

Bryan mengangguk lalu mencium pipi dan kening Rio setelahnya ia menegakkan tubuhnya, "Kalau ada apa-apa langsung telpon aku," ucapnya pada Anin. Wanita cantik itu mengangguk, "Iya mas," Bryan tersenyum singkat lalu memasuki mobil yang sudah menunggunya.

Anin dan Rio memasuki rumah saat mobil yang ditumpangi Bryan hilang dari pandangan mereka. Anin cukup senang dengan hubungannya saat ini. Selama Rio senang ia juga akan senang. Meskipun terkadang ia juga butuh penjelasan atas semua ini.

___

Siang ini, Anin berencana untuk membuatkan Bryan makan siang. Ia mengajak Rio yang juga ingin ikut karena sudah kangen katanya. Anin dan Rio diantar oleh anak buah Bryan. Di sini mereka berdiri. Di depan perusahaan besar dengan plang bertuliskan 'Alaydrus Group'.

"Permisi mbak, ruangannya pak Bryan dimana ya?" tanya Anin pada seorang perempuan dengan dandanan menor. Perempuan itu memicingkan mata, menilai penampilan Anin yang sederhana.

 Perempuan itu memicingkan mata, menilai penampilan Anin yang sederhana

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
Ich Liebe Mama! ✓ [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ