29

92.4K 5.5K 237
                                    

Vote dulu yuk!

____

Lima bulan sudah usia Elea. Elea tumbuh menjadi bayi gembul yang sangat menggemaskan bagi orang yang melihatnya. Ia mewarisi mata lembut Anin dan sisanya adalah wajah bapaknya. Sudah bisa dipastikan bagaimana kecantikan Elea saat dewasa nanti.

"Maaasss! Jagain Elea bentar! Aku mau mandi dulu." Anin berteriak memanggil suaminya yang sedang menghirup udara segar sore ini.

"Iya sayang. Jangan teriak nanti Elea kaget." peringat Bryan membuat Anin merasa bersalah. "Duh, maaf ya, sayang. Kamu kaget ya?" Anin mencium pipi Elea.

Elea menggeliat dan memejamkan mata kembali. Bayi satu ini sangat hobi tidur dan membuka mata saat mencari sumber makanannya. Anin kadang gemas ingin mengajak Elea bermain tapi melihat wajah anaknya yang pulas membuatnya tak tega.

"Ya udah. Aku mandi dulu ya. Jangan diganggu anaknya! Kalo nangis bahaya!"

"Siap sayang!"

Bryan menaiki ranjang dan berbaring menyamping. Menghadap Elea yang pulas. Ia mengusap lembut pipi Elea yang seperti kapas. Tak tahan, ia mencium gemas pipi Elea.

Pintu terbuka menampilkan Rio yang sedang cemberut. "Eh anak papa kenapa ini? Kok cemberut?"

Rio duduk di sebelah adiknya yang masih tidur. "Kakak mau sunat."

Mata Bryan membulat seketika. Ia duduk dan menatap anak sulungnya. "Hah? Kakak mau sunat? Beneran? Emang kenapa?"

"Iya kakak mau sunat. Tadi, kakak main sama Dean, katanya dia udah sunat pas bayi jadi nanti dia nggak sunat lagi. Katanya sunat itu sakit, pa. Kakak mau sunat sekarang aja, kata papanya Dean, makin besar usianya, makin sakit sunatnya. Kayak di gigit harimau." Rio bergidik membayangkannya.

Bryan tertawa melihat kepolosan anaknya ini. "Nanti ya, kita bilang mama dulu."

Rio mengangguk dengan semangat. Ia kemudian berbaring menghadap Elea dan tangannya melingkari tubuh gembul Elea namun tak sampai menekannya.

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Anin yang baru selesai mandi dan masih memakai bathrobe dengan kepala yang dibungkus handuk putih. Seksi sekali batin Bryan yang merasa kelelakiannya bergejolak.

"Ma, katanya kakak mau sunat."

Anin yang akan membuka lilitan handuknya di kepala menghentikannya saat mendengar suara suaminya. "Apa? Sunat? Kakak mau sunat?"

"Iya mama," balas Rio dengan senyuman.

Anin mengerutkan keningnya. "Kakak nggak takut sunat? Iya sih dulu pas bayi kakak nggak sekalian mama sunat. Nggak tega," jelas Anin menerawang jauh ke belakang.

"Nah, makanya mama, kakak sekarang mau sunat. Nggak mau nunggu SD lagi, soalnya katanya sakit kayak digigit harimau." jawab Rio dengan menggerakkan tangan seperti mau mencakar.

"Ya udah nanti mama omongin sama papa dulu ya." Rio mengangguk dan tersenyum. Ia akan berbaring lagi namun tertahan oleh suara Bryan. "Kakak keluar aja. Nanti mama sama papa nyusul."

Rio menurutinya. Ia keluar dengan perasaan gembira karena akan segera disunat. Ia tak sabar pamer kepada Dean karena akan mendapat bentuk baru.

Ich Liebe Mama! ✓ [END]Where stories live. Discover now