21

115K 6.4K 387
                                    

___

"Sayang, kamu mau pesta pernikahan kita gimana?"

Anin yang sedang minum itu pun tersedak karena ucapan tiba-tiba dari Bryan. Matanya menatap heran Bryan yang tengah tersenyum kecil. "Maksudnya?"

"Sebentar lagi kita akan menikah dengan resmi secara hukum. Tapi kayaknya kita harus ulang akad nikahnya deh. Orang-orang sini kan begitu, nyinyir." oceh Bryan yang diperhatikan oleh Anin. Lelaki itu akhir-akhir ini berubah menjadi cerewet. Entah jampi-jampi apa yang sudah ia kasih.

"Aku sembarang mas aja. Asal nanti undang nenek sama Gea oh pak Sean juga kalo bisa." ucapan Anin dibalas delikan oleh Bryan. Apa-apaan Sean diundang.

"Iya."

___

Hari pernikahan mereka tiba. Pernikahan dengan tema Disney dan digelar secara mewah tersebut mengundang perhatian para khalayak umum. Bryan yang memang pengusaha terkenal pun menjadi lebih terkenal lagi karena pernikahan mewah ini.

Anin yang dari orang biasa itu pun tak luput dari komentar para netizen di akun gosip. Yang dirinya ini lah, itu lah, begini lah dan masih banyak lagi. Namun tak sedikit juga yang mendoakan mereka.

Keluarga Bryan yang berada di Jerman datang semua dengan segala biaya di tanggung oleh Bryan. Nenek dan Gea pun datang. Mereka sempat kangen-kangenan sebentar setelah itu beristirahat di hotel berbintang dan ditanggung oleh Bryan juga. Satu hotel dengan keluarga Bryan.

"Mbak! Ckckck! Lama nggak ke Semarang makin cantik aja. Mau nikah malahan." decak kagum Gea terdengar nyaring. Anin menggelengkan kepalanya, "Bagus dong Ge. Dari pada kelamaan ngejomblo, kalo ada yang mau ya gas ke KUA." tawa Anin berderai karena perkataan absurd-nya.

"Mbak, bule yang sama Rio itu siapa? Boleh lah dikenalin ke aku." bisik Gea di telinga Anin. Brad sejak awal mencuri perhatian Gea yang baru datang dari Semarang. Ketampanan khas bule menjadi daya tarik tersendiri untuk gadis tersebut. Tubuh tinggi semampai dan badan proporsional memikat Gea dalam sekejap.

"Anak buahnya Bryan. Namanya Brad. Sekarang berubah jadi teman mainnya Rio." jawab Anin asal. Gea manggut-manggut dengan menggigit jarinya. "Heh! Jangan mikirin yang aneh-aneh!" sentak Anin membuat Gea terkejut.

"Mbaaakk, ish!" Gea merengut. Padahal ia hanya mikir jika dirinya dan Brad menikah lalu menyatu dan mempunyai anak. Aahh terlalu jauh khayalannya ternyata.

"Dia jomblo kan mbak?" tanya Gea sekali lagi.

"Dijamin, jomblo."

"Umurnya berapa mbak? Ada WhatsAppnya nggak? Boleh lah lempar ke aku nomornya, hihihi." Anin memutar bola matanya lalu mendengus, "Minta sendiri." ujarnya lalu beranjak menemui perias wajahnya.

Tiga jam lagi pernikahan akan digelar. Saat ini jam menunjukkan pukul enam pas. Ia harus menemui perias wajahnya di kamar tamu. Gea mengekorinya dengan mengomel sendiri. Gadis itu masih kesal dengan jawaban tak memuaskan dari Anin. Apa susahnya sih tinggal kasih nomor aja?

"Eh cyiiinn! Ayo ayo masuk! Tinggal beberapa jam lagi kok malah ngilang. Untung tangan eyke ni gesit." seorang lelaki berbadan gemulai menarik tubuh Anin lalu mulai mendandaninya. Mereka mengobrol dengan asyik tak jarang Gea menimpali obrolan mereka sehingga perbincangan menjadi lebih seru.

Ich Liebe Mama! ✓ [END]Where stories live. Discover now