Case 15 : National Geographic

4.5K 1K 166
                                    

So far  setelah baca NASA dan Palung Mariana, siapa tokoh yang menurut kalian jenius?

-

ALAN merebahkan diri di kasurnya. Ia rindu rumahnya. Kadang ia berpikir, sampai kapan ia akan menghuni rumah besarnya ini sendirian?  Tidak, ia menggeleng. Bayangan gila, pikirnya. Ia langsung kembali bangkit menuju suatu ruang yang ia sebut dengan tempat kerja miliknya.

Untuk saat ini, ia akan melupakan sejenak mengenai kasus Tardigrada. Menurutnya, semua ini sudah jelas hanya permainan misi. Namun dibalik semua itu, justru ada satu hal yang akan membuat Alan tidak akan bisa tidur nyenyak untuk hari-hari kedepannya.

Ia memang seorang ahli geologi, bahkan geologi menjadi jurusan kuliahnya hingga bertahun-tahun. Namun, ia tidak berniat bekerja dengan lembaga yang mendukung studinya seperti NOAA atau USGS, malah pilihannya jatuh pada NASA.

Saat ini, ia telah menjalin kerjasama dengan yayasan National Geographic  untuk acara tv mereka, yang membahas mengenai ke-geografian di seluruh Bumi. Jadi, wajar saja. Di ruangan ini ada banyak peralatan seperti beberapa komputer yang dilayarnya kini menampilkan peta sebagian wilayah di Bumi, lengkap dengan simbol serta beberapa jalur kemungkinan pergerakan lempeng tektonik. Dan sialnya, hari ini adalah hari yang melelahkan untuknya.

Sticky Note  yang ia tempelkan di laptop beberapa waktu lalu sebelum pergi ke Indonesia, terbaca bahwa tepat sore ini ia harus mengisi acara untuk channel Natgeo dengan tema makhluk mikroorganisme. Sial! Mengapa pas sekali dengan masalah tardigrada?

Alan bahkan belum sempat mandi, rebahan, kembali aktif di medsos, dan mengisi perutnya sendiri. Dua kali terkena sial, ia mengutuk Ethan karena rencana kepulangan mereka dengan jadwal penerbangan yang bertabrakan dan tidak sesuai.

Suara bel terdengar tanda ada tamu. Ini adalah ketiga kalinya Alan merasa sial. Siapa yang mengusiknya di siang yang terik ini? Ia bahkan tidak merasa mengundang petugas cleaning service  mingguan.

"Alan!"

"Paman Alan!"

"Dua idiot itu tidak berhenti mengganggu," pikir Alan.

Ethan dengan santainya masuk tanpa permisi. Diikuti dengan Daniel mengintil dibelakangnya sambil mengedarkan pandangan ke segala penjuru sudut rumah Alan.

"Wah, rumah paman Alan lebih besar darimu, Than!" Kata Daniel asal.

"bacot. bisakah kau diam, hah?!"

"Apa kalian berdua tidak sanggup hidup jika tidak menggangguku, heh!" Alan merasa terusik.

"Aku tidak akan menemuimu jika tidak penting,"

"Pasti Tardigrada itu, kan? Hais, sana pulang! Aku tidak mau pusing lagi dengan hewan mikro yang satu itu," Alan mengusir Ethan.

"Kau tidak peduli pada River?"

"Untuk saat ini, biarkan dia beristirahat sedikit lebih lama lagi. Kepalaku hampir pecah! Asal kau tahu, hal terpenting bukan hanya soal Tardigrada saja, paham?!" Alan merasa emosi. Raganya lelah, dan Ethan terus saja memaksa tim-nya untuk melakukan apa yang ia mau.

Daniel sedari tadi melihati mereka berdua bingung. Tatapannya tertuju pada ruang kerja Alan yang sedikit terbuka.

"Woah paman Alan! apa itu?!" Daniel berlari masuk.

"Jangan. Sentuh. Apapun. Oke?" kata Alan siaga.

"Apa ini google earth?"  tanya Daniel sambil menunjuk sebuah gambar jernih planet Bumi.

NASA : Tardigrada (3) | SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang