Case 27 : Restricted

3.7K 1K 119
                                    

AWSTEN dan Loski masih berada di kawasan rumah sakit.

"Tae! Eric kakakmu itu sama sekali tidak memikirkannya!" kata Loski. Sebenarnya ia merasa B saja terhadap Jason, namun saat melihat Riley, jiwa kebapakannya muncul. Ia tahu, yang Riley butuhkan saat ini hanyalah Jason.

Untuk sementara, mereka menitipkan Riley di poli anak yang masih berada di rumah sakit yang sama, hanya berbeda lantai. Tak tanggung-tanggung, Loski membawa Jason ke rumah sakit bertaraf internasional, rumah sakit ternama di Bursa, yang untungnya menerima pasien seperti Jason dengan sogokan uang, tentunya.

"Em, BPJS Jason kelas berapa ya-" kata Awsten mengira-ngira berapa biaya rumah sakitnya. Karena Jason masih berada di ruang isolasi, pasien seperti Jason harus menunggu dokter khusus.

"goblo! jadi selama ini itu yang kau khawatirkan?! Nyawa temanmu sedang diambang batas, Tamsen!" kini amarah Loski semakin meledak.

"Aku gagal menghubungi James," kata Awsten.

"Katamu ada salah seorang rekanmu yang sedang menuju kesini," Loski berkacak pinggang, "ah siapa namanya, Paquito?"

"Hm, whatsapp-nya terakhir dilihat siang tadi. Sudah ku share loc, jarak rumah sakit ini dengan bandara tidak begitu jauh,"

"Katakan, jika dia sudah datang, apa yang akan dia lakukan?" Tanya Loski.

"Malah tanya padaku, ya tanya dialah, dia kan bukan aku," jawab Awsten berbelit.

"Ck. " kata Loski sambil menggulung lengan kemejanya, "akan kutanggung semua biayanya. Now, aku harus ke kamar mandi." Lanjutnya lalu melangkah pergi.

"Anda SERIUS?!" Awsten mengejar Loski namun hanya sampai di pintu, dibalas Loski dengan mengangkat tangan kanannya.

"Great," kata Awsten, "sebenarnya dia sekaya apa?!"

***

Caitlin merasa ditelantarkan.

Sudah puluhan kali ia mencoba menghubungi Eric namun selalu saja terhambat.

"Sialan!" umpat Caitlin. Sudah sehari ia menggelandang di halte bus sendirian.

Jangan tanya dimana Wanda. Perawat centil itu memilih untuk pergi sendirian, atau Eric yang menyuruhnya. Yang jelas, Caitlin kini benar-benar tersadarkan bahwa selama ini ia berada di pihak yang salah.

Ia berjalan menelusuri deretan cafe dan toko lainnya, mencari wifi gratis. Tak peduli dengan tatapan orang-orang yang melihatinya heran, karena tampilannya dengan jas lab dengan rambut kusut yang dikucir asal.

"Hah! I got it!" Setelah sekian menit tangannya terangkat keatas mencari-cari sinyal, akhirnya dapat juga.

Orang pertama yang ia hubungi adalah; Alan. Karena ia tidak mempunyai uang sama sekali, ia meminta Alan untuk mengiriminya cek yang bisa dicairkan melalui layanan online. Tanpa harus menggunakan kartu atau bukti cetak dari cek tersebut.

Tak tahu diri, memang. Caitlin tahu itu. Namun ia tak punya pilihan lain. Ia harus melanjutkan hidup dan jika Eric tidak menghubunginya dalam waktu dekat, ia akan keluar kontrak dengannya.

Dengan cek yang dikirim Alan, Caitlin bisa saja langsung kembali ke Washington dan menuntut Eric. Namun ia malah memikirkan Jason, pasien Eric yang menjadi uji coba ilegalnya. Maka, ia memesan taksi dan kembali ke Bunker, karena seingatnya saat evakuasi Jason ditinggalkan disana.

NASA : Tardigrada (3) | SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang