05

1.8K 490 36
                                    












































"makanya, gue mau minta saran lo."

"s-saran apa?"

"lebih baik gue nyerah atau enggak?"

astaga, pupil seungmin rasanya berputar tak karuan.

dia selama ini jelas terlalu menitikberatkan pandangannya pada lia sampai lupa memperhatikan korelasi dibalik perkaranya. lino, ya pemuda bodoh yang bisa-bisanya dimanfaatkan oleh irene itu poin terpenting kedua setelah lia.

seungmin terlena sebab dia kira, masalah akan selesai setelah orang-orang menyebarkan foto ilusi duplikat lia yang terbunuh lalu lino juga irene akan tertangkap dan dipenjara. namun realitanya, lino dan irene masih berkeliaran. kedua sosok itu masih bebas sampai-sampai membaur membentuk keluarga baru.

dengan kata lain, mereka sangat lihai lolos dari kejaran polisi atau bisa saja malah kemungkinan terburuknyaㅡlino mengetahui tentang ilusi buatan rhino juga identitas jisu yang sudah diubah menjadi lia oleh chris. makanya dia mengejar lia hingga saat ini.












































"berarti lino belum pergi dari jembatan abis dorong lia?" gumam seungmin setengah berbisik, "mati gue."

"lo ngomong sesuatu, min?"

"ah, engga...gue cuma ngomong sendiri."

chaewon mengangguk seadanya, "jadi, menurut lo gimana? gue nyerah atau enggak? gue gamau felix kenapa-napa."

seungmin berdeham, kepalanya sedikit berdenyut, "memangnya lo gak pernah nyoba buat beri tau? beri tau papa lo misalnya?"

"gue cuma nyuruh kak lino ngakuin semuanya sendiri. bodoh memang, tapi gue memang gak bisa sebebas dulu ngomong sama papa." chaewon menelan ludah susah payah, "begitu papa pulang kerja, mama langsung nempel ke papa. lo tau 'kan mama gasuka sama gue? jadi anggepannya, cuma felix sama kak lino yang bisa ngomongan sama papa."

"terus lo gak coba beri tau felix?"

"ih, seungminn lo dengerin gue cerita gak sih? gue gamau felix tau! waktu mama kandung gue meninggal, felix beneran kayak mayat hidup. tapi, semenjak mama irene sama kak lino tinggal di rumah dia pelan-pelan mulai balik ke felix yang gue kenal. gue gak mau dia benci mama irene sama kak lino cuma gara-gara gue."

seungmin mendecak, "tapi itu gak adil buat lo 'kan?"

"iya juga ya." chaewon tersenyum getir, "gue jadi pengen nyusul mama ke surga aja. eh, tapi gue masih banyak dosanya sih."

"chaewon! kalo lo gitu berarti sama aja lo balikin felix jadi mayat hidup lagi!"

"makanya, gue dengan gatau malunya ini cerita dan minta saran ke lo." balas si gadis, "jadi, menurut lo apa yang harus gue lakuin?"

seungmin menggigit bibir.

jujur dari lubuk hatinya, dia tidak tahu apa yang harus dia sarankan pada chaewon. kalau seungmin menyarankan chaewon untuk menyerah, seungmin tidak yakin lino akan melepaskan chaewon begitu saja. seungmin melihat akan ada hal buruk yang terjadi jika chaewon menyerahkan diri pada lino.

namun jika chaewon tidak menyerah, gantian felix yang akan mendapat nasib buruk. seungmin sama-sama melihat hal tidak mengenakkan dari dua alternatif yang ditawarkan chaewon. belum lagi imbas pada lia. seungmin merasa lia akan jatuh lagi dalam jangkauan lino.





















































"semua ada dikeputusan lo sendiri, chae." seungmin menghela napas, "mau lo nyerah atau enggak, gue yakin pasti akan ada akibatnya. jadi, gue beneran gabisa nyaranin lo jalan manapun."

"gitu ya?"

"m-maaf chae, gueㅡ"

"ih, bukan salah lo!" chaewon berdiri, menepuk celana belakangnya bagian dia duduk, "gue cuma gatau aja harus cerita masalah ini ke siapa lagi. lo mau dengerin aja gue udah makasih banget kok."

"t-tapi sekarang gimana? lo gimana? gue gabisa nyaranin lo apa-apa." seungmin mendadak merasa dirinya sama sekali tidak berguna.

chaewon yang sudah berdiri dari tempatnya tersenyum, "lo bilang semua ada dikeputusan gue?"

"iya,"

"jadi apapun yang terjadi sama gue, itu sudah keputusan gue." chaewon masih tersenyum, "makanya lo inget permintaan gue buat gak beri cerita ini ke siapa-siapa termasuk felix. janji ya jangan beri tau siapa-siapa?"

seungmin secara asal melingkarkan kelingkingnya pada kelingking chaewon, "janji."

chaewon tertawa kecil melihat jari pemuda kim bertaut pada miliknya, "gue gak ngajak pinky promise lo malah nglingkarin kelingking gini? lucu banget seungmin diem-diem."

"e-eh, gue kebiasaan aja..." dengan muka panik dia menarik kembali kelingkingnya.

"yaudah, gue pulang dulu ya min. gue cuma kelas pagi doang ternyata." gadis itu beranjak menjauh, "duluan, min."

"oke, hati-hati."

seungmin memperhatikan punggung milik gadis yang terus membuat jarak dengannya. bayang-bayang luka ditubuh chaewon terus melintas seiring dengan kepergiannya. seungmin tidak mengira kebencian irene pada lia turut dilampiaskan pada chaewon. gadis itu pasti sedih sekali mengetahui hanya dirinya yang terluka.

papa felix dan felix sendiri mungkin bahagia-bahagia saja tanpa tahu chaewon tenggelam dibalik itu. tanpa tahu chaewon bersusah payah sendiri semenjak kehadiran lino dan irene.

seungmin terus memperhatikan chaewon hingga akhirnya dia tidak sengaja melihat seseorang menghampiri chaewon. hwang yeji tampak bercakap dengannya, sambil sesekali melengok ke arah seungmin yang terpaut jarak cukup jauh dari mereka. terus seperti itu sampai seungmin merasa yeji sama sekali tidak melepas pandangan darinya.

yeji terus menatap seungmin dengan raut serius dari kejauhan.





















































kenapa?

kenapa?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

yeji

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

yeji

[vi] behind a stranger ✓Where stories live. Discover now