20

1.3K 401 121
                                    












































bukannya seungmin mau suudzon atau bagaimana ya, tapi senyuman jinyoung malam itu sungguh tidak mengenakkan. seungmin memang hampir tidak pernah melihat senyum pemuda itu, tapi bukan berarti seungmin tidak mampu menangkap sinyal tak beres dari kurva yang dicipta seseorang. senyumannya aneh, sebelum jinyoung akhirnya pamit pulang malam itu dia malah menunjukkan gerak-gerik mencurigakan.

namun jika dipikir-pikir lagi, apa yang bisa seungmin curigai dari teman sesama kuncinya itu? jelas-jelas jinyoung seorang kunci. hampir tidak ada hal yang bisa dicurigaㅡah, atau mungkin ada. bukannya...chaeryeong sempat bilang para pemuja itu pernah mengikuti suara ibunya? jangan-jangan...para pemuja itu menggunakan sihirnya untuk mencari keberadaan chaeryeong dan berpura-pura menjadi jinyoung?!








































"chae!" bentak seungmin, "lo di mana?!"

chaeryeong dengan cepat menyembulkan kepala dari balik pintu kamar seungmin, "kenapa, seungmin?"

omong-omong, mereka memang sepakat untuk mengganti panggilan 'annie' menjadi 'chae'. chaeryeong bilang, dia ternyata lebih nyaman dipanggil chaeryeong daripada annie. walaupun gadis itu sempat menangis ketika seungmin menyebut nama chaeryeong di awal pertemuan mereka, ternyata nama itu lebih baik. 'annie' membuatnya risih, sadar tidak sadar perasaan chaeryeong tahu nama 'annie' bukanlah kepunyaannya.

dan dengan alasan yang sama seperti jinyoungㅡtakut ketahuan para pemujaㅡmaka mereka sepakat memakai panggilan 'chae' ketimbang 'chaeryeong'. yah, semua ini demi kebaikan gadis itu.

"hari ini gak ada apa-apa, kan?"

chaeryeong memiringkan kepala, "gak ada apa-apa, apanya?"

"maksud gue, lo gak kenapa-napa kan? gak ada yang nyariin lo atau apa gitu selama gue pergi?" nadanya terdengar gelisah, "misal...jinyoung? jinyoung gak nyariin lo, kan?"

"temen kamu itu?" ujarnya dan langsung mendapat anggukan seungmin sebagai balasan. "gak, gaada. selama kamu pergi, aku diem di sini aja kok. sendirian, gak ada yang dateng."

"serius?"

"iyaaa."

seungmin menghela napas, seharian ini dia memang tidak ada di rumah. pemuda itu sedang menjalankan misi. seungmin sedang sibuk menyelamatkan lee felix, meskipun hari ini perjalanan misinya terasa seperti sia-sia karena seungmin tidak melakukan apapun di sana.

selama memasuki alam bawah sadar felix, yang seungmin lakukan hanyalah mengamati felix yang dipermainkan oleh ingatan dan mimpinya sendiri. hanya itu. sebab seungmin pikir, akan lebih baik jika felix meraba perlahan-lahan. mencari titik terangnya tanpa tergesa dan seungmin baru akan bertindak jika proses meraba itu sudah menyinggung dirinya.

seungmin yakin saja sih felix akan mencari dia bahkan dalam keadaan koma sekali pun. tidak tahu keajaiban apa yang sedang dilimpahkan kepada lee felix, pemuda itu sudah mencapai tahap berbincang dengan yeji. dan dari situ seungmin bisa memastikan jika saudara kembar hyunjin itu akan menceritakan tentang chaewon yang meminta saran dari seungmin.








































"jinyoung enggak dateng ke sini, kan?" seungmin sekali lagi melempar pertanyaan.

"enggak. memangnya kenapa sih, seungmin? memangnya kenapa kalo temen kamu itu dateng ke sini? kan kalian sama-sama kunci?"

[vi] behind a stranger ✓Where stories live. Discover now