26

1.2K 411 96
                                    





































"berarti beneran kita bakal nyari lia?"

hyunjin melirik yeji, "kenapa? lo engga mau?"

"bukan gitu, tapi mamanya lia udah lapor polisi dan setau gue warga biasa apalagi cuma pelajar kayak engga boleh ikut campur."

"boleh, kata siapa engga boleh?" cetus seungmin sebagai balasan, "boleh selama kita engga ketahuan."

"buseeeeeeet, demen gue gaya lo." ujar jisung sembari melempar wink pada seungmin.

yah, begitu mendapat informasi soal keberadaan lia yang menjadi tanda tanya, mereka bersepuluh yang tergabung dalam group chat tadi langsung memutuskan untuk berkumpulㅡuntuk mendiskusikan semuanya. betul-betul membicarakan segala hal, dari lakon kehidupan lawas lia-lino, relasi antara lia-lino, titik cela mama tiri felix, hingga membongkar rahasia keluarga kim.

sebenarnya seungmin sempat maju-mundur kala menjelaskan soal rahasia keluarganya. tapi, mau tidak mau dia harus rela. jika ini satu-satunya cara agar lia cepat diselamatkan, maka dia harus mengorbankan informasi tentang kelebihan pun adanya dunia paralel. seungmin jelas tidak bisa membuang waktu mengingat dia memiliki tanggungan selain choi lia.



































seungmin lantas melanjutkan, "gue udah mikirin kalo kita bisa jalan bareng pencarian polisi asal engga ketahuan dan kalo kita udah nemu posisi lia, kita baru beri tau polisi."

jisung bertepuk tangan sembari menggeleng kagum, "yoksi, kim seungmin."

"tapi, engga semua dari kita bakal turun langsung buat nyari lia."

jisung yang tadinya sibuk membuat kegaduhan langsung mengerjap bingung, "loh, kenapa???"

"semakin banyak orang, semakin bahaya." katanya, "maaf, tapi gue gabisa ngizinin yang cewek buat ikut nyari lia. tante irene itu agak engga waras dan dia benci banget sama anak perempuan. bisa-bisa kalian jadi sasaran baru tante."

hyunjin mengangguk sembari mengetuk dagu, "hmm, bener juga. terus siapa aja yang join?"

"yah, maunya semua yang di sini kecuali yang cewek." ujar pemuda kim, "tapi, semuanya bisa? kak chan? jeongin? bang changbin?"

jisung di situ merengut, "loh gue gak ditanyain..."

"halah lo pengangguran diem aja." balas pemuda hwang, "sok-sokan jadi orang sibuk lo."

"lo sendiri juga pengangguran?????"

"heh gue penting ya di sini! pe to the e to the en to the te to the i to the en to the ge, alias penting!"

"cih, bacot."

chan menyabut kalimat seungmin, "gue mau bantu, tapi lo tau sendiri 'kan gue lagi sibuk-sibuknya? maaf ya, gue gak bisa ke mana-mana. tapi kalo butuh apa-apa, bisa hubungin gue kok."

seungmin mengangguk seadanya, "kalo jeongin? bang changbin?"

tak butuh waktu lama bagi changbin untuk menjawab, "gue bisa kok."

"a-aku..." jeongin terlihat panik tanpa alasan, "k-kak, kayaknya aku engga bisa bantu...."

"gapapa kok, jeong. ngapain sampe panik gitu?"

"t-tetangga..." ujar jeongin berbisik, nyaris tidak ada siapapun yang mendengarnya. dengan raut pucat dia segera menggeleng, "engga, gapapa kok kak. aku engga enak aja gabisa bantu..."

[vi] behind a stranger ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora