Wow!

25.3K 995 164
                                    

Bangkok, Chulalongkorn University
Juli, 2020

---------------------------
2 November 2020
---------------------------

"Gun, itu maping* yang baru aja datang udah kamu briefing belum?" Alice tampak sedikit panik saat berpapasan dengan Gun yang baru saja kembali dari ruangan briefing.

*MAhasiswa pendamPING

"Mulai deh. Ayo tarik nafas dulu." Gun menepuk nepuk pundak rekannya pelan.

"Nggak ada waktu, Gun. Aku pergi dulu ya, ini seksi konsumsi sama sekali belum balik dari setengah jam lalu. Aku panik, serius. Bye Gun!" Alice sedikit berteriak saat berbicara sambil meninggalkan Gun yang hanya bisa menghela nafas kesal karena lagi lagi Alice memusingkan sesuatu yang bukan tanggung jawabnya.

Tapi dia sendiri juga masih punya kesibukan lain. Seandainya saja tidak ada, pasti Alice udah diceramahi olehnya berjam jam sampai berbusa. Gun kemudian berlalu dengan langkah cepat menuju ke sebuah bangunan yang tidak jauh dari tempatnya bertemu dengan Alice tadi. Begitu masuk kedalam ruang panitia, Gun berteriak kesal. "Mana ini ketua seksi konsumsi? Kenapa lagi lagi harus Alice yang bingung sama tanggung jawab kalian sih?" Dia berdecak pinggang sambil menatap kesekeliling.

Seluruh panitia yang sedang sibuk dengan urusan masing masing segera meletakkan apapun yang ada di tangan mereka dan memfokuskan perhatian pada ketua panitia mereka yang menyeramkan itu. Tidak berani bersuara, tidak berani saling menunjuk. Gun segera membuka catatannya dan mencari nama ketua seksi konsumsi yang jujur saja dia tidak tahu siapa.

"Arm. Arm Weerayut. Siapapun yang merasa dirinya bernama Arm tolong segera menemuiku di depan. Sekarang." Gun berpaling dan meninggalkan ruangan yang seketika itu juga memunculkan desahan lega dari para panitia yang sejak tadi menahan nafas.
###

"Aku sudah di depan. Kamu dimana?" Off yang sedang menyipitkan mata karena teriknya matahari, berbicara melalui ponselnya sedikit kencang pada Tay yang sejak sepuluh menit yang lalu tidak nampak batang hidungnya.

"Sabar Off, aku salah turun halte. Ini lagi jalan ketempatmu." Lalu dia terkekeh karena merasa bodoh. Tentu saja bodoh. Halte Fakultas Psikologi adalah halte pertama di mana bus universitas akan berhenti. Jika kamu melewatinya, itu berarti kamu keterlaluan.

"Cepat ya, kamu tahu kan aku benci panas. Kalau sam..." Off tidak menyelesaikan kalimatnya karana Tay sudah tampak dari jauh.

Hari ini, Off dan Tay, dua sekawan sehidup semati yang berasal dari salah satu daerah di pinggir Thailand akan mengikuti program ospek hari pertama mereka di Universitas Chula. Nekat? Bisa dibilang seperti itu. Kedua sahabat putra tuan tanah di daerah mereka sana sama sekali tidak pernah hidup tanpa kemewahan.

Kali ini mereka memaksa, memohon, meminta belas kasih pada kedua orang tua agar diberi kesempatan untuk hidup berdua saja tanpa siapapun. Benar benar tanpa siapapun. Tanpa pengawal, tanpa asisten dan bahkan tanpa kendaraan.

Walau idak tahu hidup seperti apa yang akan mereka jalani tanpa itu semua, tapi akhirnya Off dan Tay berhasil meyakinkan orang tua mereka dan diri mereka sendiri bahwa mereka akan baik baik saja, tentu saja dengan segala drama yang sempat menyayat hati.

"Kenapa sih kita mesti beda dorm!" Tay memekik kesal tepat di depan Off.

"Itu kan salahmu sendiri, siapa suruh berkuda sampai siang. Sudah tahu kan kalau hari itu mesti berebut kamar." Off juga dengan kesalnya menarik Tay melewati gerbang agar segera berkumpul bersama peserta yang lainnya di...

"Kita harus kumpul di mana sih?" Off menghentikan langkah lalu menghadap Tay menembuskan tatapan senewennya.

"Di lapangan sepak bola, dan omong omong jangan menatapku seperti itu, aku jadi ingin menangis Off." Tay protes untuk yang keseribu kalinya. Off hanya memutar matanya jengah.

My Every "First" With YouWhere stories live. Discover now