57. Phoenix Laut Gaxia

5.8K 865 39
                                    

Dua hari telah berlalu sejak kejadian itu. Tiga akademi yang sebelumnya saling memamerkan kehebatannya masing-masing kini menjadi satu padu. Hari kedua Master Luo berada di dalam perpustakaan, dan hari terakhir Niura berada di Akademi. Besok pagi-pagi sekali ia akan pergi menuju Kekaisaran Quon, Dinasti Kaisar Hongli, ayahnya. Semua ini terjadi karena penyakit yang sangat aneh ini. Niura bahkan harus memakan makanan yang mengandung energi seperti gingseng air agar dirinya tetap kuat, besok karena elemennya yang terus-terusan menghilang. Ia akan mempertahankan sisa elemennya, bahkan ia tidak ingin mengecek berapa lagi elemennya, takut tidak kuat dan terjatuh.

Malam ini angin berhembus lebih dingin dan kencang menyebarkan titik-titik embun. Kabut tebal mengiringi angin lalu menyelimuti Akademi. Hembusan anginnya memasuki ruangan lewat celah-celah ronggah dinding itu. Membuat tiga hadis spontan memeluk dirinya masing-masing karena merasa kedinginan. Sesekali percikkan salju kecil ikut terhempas dan mendarat di kulit, sangat dingin.

Ketiga gadis di dalam ruangan Asrama nomor 04 itu tengah melakukan perawatan wajahnya dengan menggunakan masker organik dan uap. Tentu saja mereka bergadang seperti ini hanya untuk Niura, besok, gadis itu akan pergi meninggalkan mereka.

Niura yang tengah mengoleskan madu di keningnya menoleh saat Liwei memanggilnya. Ia memandang Liwei penasaran. "Iya?" tanyanya.

Liwei menghembuskan napas sedih, walaupun hari ini dan kemarin terasa sangat menyenangkan dengan hadirnya Niura, tetap saja, ia dan Yihua akan merasa sedih saat kepergian Niura.

"Kau yakin akan pergi?" tanya Liwei mengulang. Ya, gadis itu tiada hentinya bertanya hal yang sama. Bahkan, Yihua menganggukinya, seolah-olah itu adalah kewajiban dan kebiasaan yang sama.

Niura kembali berdecak. "Berapa kali harus kubilang? Ini jawaban yang terakhir, dan jawabannya adalah Iya," jawabnya dengan menekankan kata di akhir.

"Ba——"

Tok ... Tok ... Tok ...

Kalian pasti sudah tau siapa yang mengetuk pintu. Lagi-lagi, jika pria itu bukan senior, maka mereka akan mengusir dan mengancamnya.

"Biar aku saja," usul Yihua seraya bangkit dari duduknya di ranjang.

Niura dan Liwei mengangguk, mereka kembali mengoleskan masker yang lain.

Yihua membuka pintunya malas, dan benar saja dugaannya. "Ada apa, Senior ...?" sambutnya tak enak.

Fai Tan atau senior gila yang sering mengetuk pintu tiap malam itu langsung tersenyum seperti biasanya, namun, kali ini ada yang berbeda. Ia memberikan sekantong ginseng air yang akhirnya diterima oleh Yihua.

"Kudengar ... salah satu dari kalian akan lergi, benar? Ini bekal untuknya, dariku. Kalau kqlian ingin, berbagilah," jelas Fai Tan setelah memberikan buah tangan itu kepada Yihua.

Liwei membelakkan matanya dari kejauhan. "Oh, Dewa ... aku baru mendengarnya berbicara selain kata 'hai' ada apa dengannya?" Liwei bergumam girang tanpa menyadari bahwa maskernya retak.

"Maskermu ...." Niura memberikan sehelai kain kepada Liwei, dan Liwei menerimanya.

Yihua kembali bergabung, ia meletakkan beberapa ginseng air itu di tengah-tengah antara mereka duduk. "Berbagilah ...." pintanya menatap Niura penuh harap.

"Ck. Ambilah," jawab Niura mengiyakan. Yihua yang nampak bahagia langsung mengambil satu ginseng dengan ukuran sedang, dan satu lagi untuk Liwei. Namun, Liwei menolaknya.

"Aku tidak menyukai ginseng, berikan pada Xiao Li saja, dia butuh tenaga," tolaknya spontan.

Dan akhirnya Niura dan Yihua memakan ginseng itu bersama. Liwei telah terlelap terlebih dahulu, biasanya gadis itu akan belajar terus menerus, mungkin malam ini bukan jadwalnya.

Princess of Rainbow Element [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang