45. Bukan antagonis

7.9K 1K 175
                                    

Alhamdulillah masih ada waktu buat nulis di sela2 ujian, hehe. Author takutnya kalian lupa alur, kan berabe:(

Happy reading♥

~o0o~

Pagi ini matahari muncul lebih cerah dari biasanya. Cahayanya menyinari bumi, menghidupkan kembali rumput-rumput yang hampir lumpuh oleh embun, pohon-pohon yang lenyap oleh kegelapan malam, dan bunga-bunga yang menderita selama semalaman karena hawa dingin yang menusuk.

Kicau burung riuh ikut menyambut kedatangan sang fajar. Pagi yang indah menyegarkan, membuka kehidupan bagi penghuni bumi. Cahaya matahari turut masuk ke dalam tenda sederhana yang diisi oleh delapan remaja dengan kelompok berbeda.

Terlihat tiga gadis remaja yang masih bergulung dengan selimutnya dengan terjaga. Sementara satu gadis lagi yang baru tiba di dini hari hanya duduk meringkuk di pintu tenda tanpa ada hasrat untuk ikut tidur dengan semua temannya. Matanya sayu, melihat ketiga teman perempuannya yang perlahan mengerjapkan mata dan menyesuaikan diri dengan pagi.

"Eungh ...." Yi Jian merentangkan tangannya, meregangkan otot-otot yang kaku setelah tidur. Matanya mengerjap, menatap Yihua dan Liwei yang masih tertidur. Ia mengalihkan pandangannya ke pintu, terkejut melihat ketuanya yang hanya duduk di pintu, bahkan ia tak tahu sejak kapan ketuanya itu datang. Merasa penasaran, Yi Jian langsung menghampiri ketuanya itu dengan hati-hati.

"Ehm, Xiao'er? Sejak kapan kau kembali?" tanya Yi Jian membuyarkan lamunan ketua bernama Niura itu.

Niura mengalihkan pandangan, menatap Yi Jian yang masih sembab. "Baru saja," jawabnya lalu kembali memandang ke depan tenda. Memandang banyaknya tenda lain yang berjejeran dengan rapi.

Yi Jian terkejut. "Se–sejak tadi? Berarti kau belum tidur?" tanyanya kembali untuk memastikan.

"Eung." Niura menganggukkan kepalanya membenarkan. "Aku tidak ingin tidur, tapi aku lelah."

"Apa kau ingin tidur, sekarang?" Yi Jian menepuk punggung Niura hingga mereka saling pandang.

Niura menghela. "Aku ... kaya."

Yi Jian mengerutkan alisnya tak mengerti dengan jawaban gadis itu. "Siapa yang mengatakan kau miskin? Kau ini kenapa?" tanyanya merasa aneh.

"Tidak. Aku hanya kelelahan."

Yah, Niura lelah. Seharian ini tidak ada waktu untuknya beristirahat. Dirinya harus menyelesaikan ini itu yang sangat sulit. Kemarin malam, ketika ia membuat masalah dengan merubuhkan rumah bordil, terpaksa ia mengatakan bahwa dirinya kaya secara spontan. Dengan itu, ia langsung memberikan satu berlian biru untuk mengganti bangunan yang rusak-rusak. Bahkan pemilik rumah bordil itu kini tengah membangun delapan rumah bordil dengan uang Niura. Semua orang sedang tidak jelas hari ini.

"Apakah pertandingan kemarin berjalan lancar?" tanya Niura.

Yi Jian sedikit berpikir, "Eum ... tidak baik-baik. Selama kau izin, Xin Qian dengan mudah menyelesaikan pertandingan dan mengalahkan semua orang. Hari ini adalah final, semua orang menantikanmu bertarung kembali dengannya ...." jawab Yi Jian lalu menjeda.

"... Bahkan para kaisar telah berunding untuk membuat alat-alat keamanan yang lebih tinggi mengingat kejadian ketika, kau menghancurkan pertandingan tempo hari," lanjutnya sembari membayangkan ketika Niura mengamuk dan membuat aula pertandingan hancur lebur. Bahkan Kaisar Hongli sampai terjungkal dan kursinya terbang entah kemana.

Niura ini.

Niura terkekeh. "Hari ini adalah penentuan. Jika kelompokku kalah, maka ketuanya tidak harus sama. Aku akan mengubah nasib kalian," gumamnya berbangga.

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now