34. Pertengkaran

8.1K 1.1K 208
                                    

Fyi: Enaknya sambil rebahan(╥﹏╥)

Happy reading!

"Jika kalian berada di posisiku, apa yang akan kalian lakukan saat mengetahui orang terdekat kalian ternyata memiliki rahasia besar tentang dirinya dan musuhmu?"

-Niura-

Sore hari yang sangat menyejukkan. Duduk lesehan di taman dengan secangkir teh hijau dan sekeranjang apel, seolah melupakan kejadian tadi.

Kedua kelompok itu sedang menunggu pekerjaan kedua gurunya selesai sambil bersantai di taman dekat tenda.

Sesekali Pangeran Minghao bernyanyi-nyayi tak jelas untuk menghilangkan rasa bosan.

"Hoam ... ngantuk sekali," keluh Pangeran Xiuhuan sambil menguap.

"Tidurlah," saut Pangeran Jiazhen sedikit kasar. Menuritnya mengantuk bukanlah hal yang harus diperbincangkan apalagi dipermasalahkan.

Pangeran Xiuhuan menatap tajam Pangeran Jiazhen dalam. "Apakah kau lupa? Tenda sedang dalam pembersihan, lalu aku tidur dimana?!" jawabnya kesal. Ia mengalihkan pandangan, matanya tanpa sengaja tertuju ke arah Niura yang sedang bersandar di bawah pohon cemara.

Xiuhuan pergi meninggalkan kerumunan menghampiri Niura yang tengah sendirian tak jauh dari mereka.

"Kak! Apakah kau marah?" tanya Pangeran Jiazhen panik. Ia menarik tangan kakaknya sedikit kasar.

Xiuhuan menepis lengan Jiazhen dengan cepat lalu melanjutkan perjalanannya.

Melihat Pangeran Jiazhen yang murung membuat Yi Jian mengalihkan pandangannya pada Pangeran Xiuhuan yang sepertinya berjalan ke arah Niura membuatnya tersenyum kepada Pangeran Jiazhen.

"Jangan mengganggu seseorang yang sedang berbunga-bunga atau bunga itu akan gugur diterpa malu," gumam Yi Jian kepada Pangeran Jiazhen.

Pangeran Jiazhen tidak membalas ucapan Yi Jian dan langsung menyesap secangkir teh di tangannya.

Niura yang sedang melamun memandang bunga lili yang bergoyang di hadapannya terkejut karena tiba-tiba ada seseorang yang tidur di pangkuannya kala ia sedang duduk bersandar di pohon cemara.

"Xiuhuan?" gumam Niura terkejut.

"Hmm?" gumam Pangeran Xiuhuan tak menghiraukan membuat Niura geram. Niura berusaha mengangkat bahu Pangeran Xiuhuan dengan tangannya namun ia tak kuasa saat melihat mata sang pangeran yang berkaca-kaca seolah memohon untuk membiarkannya tidur.

Niura menghela napasnya panjang. "Kau ini tidak sopan! Bagaimana jika ada yang salah paham? Bagai mana jika ad——"

Ucapan Niura terpotong saat ia kembali mengalihkan pandangannya ke bawah. Pangeran itu telah tertidur lelap. Secepat itu, 'kah? Jika ia yang tidur maka ia harus berjuang untuk terpejam.

Ada yang sama?

Dalam tidurnya, Pangeran Xiuhuan merasakan kenyamanan yang sangat ia butuhkan. Walaupun ia baru terlelap, namun ia langsung disambut hangat oleh mimpi yang sangat indah.

"Tetaplah begini ... hmm ... kepalaku sakit sekali."

Niura hampir saja tertawa melihat sang pangeran yang mengigau. Namun ia masih tak mengerti dengan ucapannya tadi, apalagi mendengar Pangeran Xiuhuan yang berkata jika ia sakit, membuatnya semakin tak tega. Tangan lembutnya ia letakkan di atas rambut tiga warna milik Pangeran Xiuhuan lalu mengelusnya perlahan.

Niura memandang lekat wajah Pangeran Xiuhuan. Ia baru menyadari jika manusia di pangkuannya ini sangat sempurna. Hidungnya yang mancung lancip ia usap dengan jarinya. Matanya yang terpejam sangat menggambarkan ketenangan, bibirnya ... mungkin Niura agak benci karena mulut ini sangat berbahaya. Mengapa? Pangeran itu tipikal orang yang irit berbicara, namun ketika satu katadilontarkan, itu sangat menyakitkan.

Princess of Rainbow Element [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang