30. Kerasukan ular ganjen

8.6K 1.2K 99
                                    

Happy reading~
Fyi: Mungkin chapter ini akan menjyjykan bagi para uwuphobia:)

An: bnyk typo maaf

***

Setelah menjalin kontrak dengan anak naga berlian, niura dihadiahi berlian secara percuma oleh sang naga. Dan tentu saja berlian itu akan ia bagikan dengan ketiga temannya sebagai imbalan keberhasilan misi hari ini.

Dengan perasaan bahagia, kelompok hitam pergi meninggalkan danau lalu mencari tempat untuk beristirahat dan tanpa sengaja mereka melihat keberadaan sebuah goa yang lumayan besar tak jauh dari keberadaan mereka.

Setelah berbincang cukup lama, Niura membolehkan mereka untuk bersinggah sejenak. Mereka memasuki goa dengan hening, karena aura goa ini agak menakutkan. Mungkin karena ruangnya yang gelap dan jika bersuara, maka suara itu selalu berdengung.

"Xiao Li, kau mau kemana?" tanya Yihua yng kebingungan saat ketuanya terus berjalan semakin masuk ke dalam goa.

Niura menatap Yihua dengan perasaan yang sedikit waspada. "Kakiku terasa ingin berjalan ke dalam," jawabnya berbohong. Sejujurnya matanyalah yang tiba-tiba melihat ke arah penghujung goa seperti biasa.

Liwei mengerutkan keningnya, "Kemarilah, kita beristirahan di sini saja," ajaknya seraya menepuk betu besar di pinggirnya meminta Niura untuk duduk di sana.

Yi Jian bangkit, lalu mengikuti Niura dengan perlahan, "Aku mencium aroma amis darah," gumamnya membuat yang lainnya mematung ketakutan. Tentu saja Niura sudah mengetahui lebih dulu, tanpa basa-basi ia segera berjalan lebih cepat dengan Yi Jian di belakangnya menuju penghujung goa.

Tidak ada apa-apa.

Niura dan Yi Jian kembali kebingungan, mereka tidak menemukan apapun. Namun aroma darah itu semakin meningkat. Niura mengedarkan pandangan matanya ke seluruh penjuru dengan hati-hati.

"Sssstttt."

Mereka dikagetkan dengan kedatangan seekor ular besar yang kira-kira panjang tubuhnya mencapai lima meter. Dan besarnya hampir sebesar paha manusia. Lidahnya dijulur-julurkan, mata hijaunya membelak, tubuhnya dililitkan ke sana ke mari.

Niura menarik tubuh Yi Jian agar bersembunyi di balik tubuhnya, meminta Yi Jian untuk pergi ke lain tempat.

"Tidak. Aku tidak mau meninggalkanmu sendirian dengan hewan buas peperti ini," tolak Yi Jian keras kepala. Niura menghela, lalu menunjuk ke arah kiri, "Berlindunglah di sana," titahnya.

Yi Jian berlari menuju batu besar di arah kiri untuk berlindung sesuai perintah Niura. Namun tiba-tiba kakinya yang tidak mengenakan alas terasa menginjak sesuatu yang licin sehingga ia terjatuh.

Brukk!

Yi Jian memegang bokongnya yang menghantam dataran goa yang tidak rata. Ia menatap kakinya, melihat aliran darah di telaak kakinya, namun sepertinya itu bukanlah darahnya, melinkan itu darah yang membuatnya tergelincir hingga terjatuh.

'Darah siapa, ini?' batinnya kebingungan. Ia mengedarkan pandangannya, mengikuti panjangnya tetesan darah itu. Semakin ia mengikuti arah darah itu semakin banyak darah yang ia jumpai. Hingga akhirnya ia terbawa ke tempat dimana tempat yang terlihat paling hancur. Darah bercucuran dimana-mana. Bebatuan berantakkan tersebar di setiap arah, hancur.

Saat ia memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas, tiba-tiba matanya melihat sebuah obor yang padam. Aneh, tidak ada siapa-siapa namun ada obor.

Tangannya mengambil obor tersebut, mengambil dua batu yang kering, lalu digosokkan keduanya berkali-kali hingga menghasilkan sebuah api yang kemudian ia letakkan di kepala obor.

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now