49. Akademi

6.8K 962 33
                                    

"Ketua ... katamu tidak jauh lagi?" Yihua memanyunkan bibirnya kesal karena merasa bahwa perjalanan ini tidak ada akhirnya. Terus-terusan duduk dan makan di tandu akan membuat badannya membesar. Dan ia tidak akan membiarkan itu terjadi.

Berbeda dengan Yihua yang terus protes, Liwei justru tengah menikmati nikmatnya sensasi tidur di dalam tandu walaupun jalannya tidak mulus.

Niura hanya menggeleng karena ia pun tidak tahu apa yang terjadi. Sepengelihatannya lewat teropong palsu yang terbuat dari kertas itu sangat jelas bahwa ada sebuah bangunan besar terpampang di ujung jalan——dan itu tidak jauh.

"Ini lumayan rumit."

Saat Niura ingin kembali mengintip di jendela tandu, tiba-tiba saja beberapa pengangkat tandu itu menghentikan perjalanan secara mendadak membuat ketiganya terguncang kaget.

Prakkk

"Oh tidak ...!" Yihua meratapi guci yang baru ia beli di Menara Zafreng. Guci itu telah terpecah belah dan tersebar tak tentu arah saat tiba-tiba tandu yang semula diangkat kini diturunkan pas di jalan yang agak berbatu.

Bukkk

"Awwh ...."

"Nona, apa kau tak apa?" tanya salah satu pengangkat tandu terkejut saat mengetahui bahwa Liwei yang sedang asik tidur tiba-tiba kepalanya menghantam tiang tandu.

Liwei menggeleng perlahan sebagai jawaban kemudian memegangi kepalanya yang terasa sakit. Ia memandangi Yihua yang berada di hadapannya. "Apa kita sudah sampai?" tanyanya penasaran lalu mengintip ke jendela.

Yihua menghela napasnya gusar. Ia mengubah posisi duduknya yang sebelumnya menyila kini kedua kakinya ia selonjorkan di sebelah Liwei.

"Belum, sepertinya ada masalah." Yihua menjawab apa adanya. Liwei mengangguk perlahan lalu mengalihkan pandangannya ke sekitar tandu dan merasa ada yang aneh.

"Di mana Xiao Li? Apa dia menggunakan tandu lain? Apa dia jengah setandu denganku yang hanya tidur saja?" tanya Liwei berangsur-angsur, ia panik. Saat ia ingin beranjak, tiba-tiba tangan lembut menyentuh lengannya membuatnya berhenti. Ia melihat ke arah pemilik tangan lembut yang tak lain adalah tangan sahabatnya, Yihua dengan tanda tanya.

"Semua pertanyaanmu jawabannya adalah 'tidak'. Ketu––maksudku Xiao Li pergi ke luar untuk memastikan sesuatu. Katanya semua tandu berhenti bersamaan," jelas Yihua membuat Liwei merasa sedikit tenang dan kembali duduk seperti semula.

Tak ... tak ... tak ...

Suara langkah kaki yang sepertinya mengarah ke tandu membuat Liwei dan Yihua menjadi waspada. Di tengah malam seperti ini mereka harus berhati-hati.

"Mundur ...." bisik Liwei pada Yihua yang ketakutan. Ia kenal betul sahabatnya ini sangat penakut sejak ayahnya menghadiahinya kura-kura di hari ulangtahunnya yang ke 5. Awalnya Yihua merasa senang, namun tak lama ia menangis sesenggukkan karen mengira kepala kura-kura itu adalah ular. Dan mulai saat itu, bukan hanya takut pada kura-kura. Namun, pada apapun yang menurutnya menakutkan atau menjijikan seperti ular.

"Jangan takut. Ular tidak memiliki kaki," terang Liwei mencoba menenangkan.

Perlahan namun pasti. Keduanya sama-sama meringkuk dengan posisi Yihua yang berlindung di balik punggung Liwei. Keduanya saling memandangi gorden tenda yang perlahan mulai terbuka. Mereka berdua semakin takut melihat lima jari terpampang di gorden itu. Perlahan gorden itu terbuka semakin cepat.

Srettt

"Keluar."

Liwei menghela napasnya lega. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Yihua yang masih ketakutan. "Itu Xiao Li, jangan takut!" gumamnya sedikit tegas.

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now