35. Komplotan Bandit

7.7K 1.1K 90
                                    

Jika kalian mengira bahwa Niura mengabaikan Xin Qian, kalian salah. Jika kalian mengira Niura membela Xinxin pun kalian salah. Niura tidak membela siapapun, ia hanya menikmati pertengkaran kemarin, ia akan menguji mana yang pantas ia pilih.

Xinxin,

Atau

Xin Qian?

Mereka semua telah tiba di tenda. Saat pertama kali masuk, Niura meninggalkan yang lainnya menemui kedua gurunya untuk menepati janjinya, memberi ramuan penawar impotent.

"Terimakasih kau telah menepati janjimu, dan maafkan atas tindakkan memalukan yang telah kami perbuat," ucap Guru Jia seraya sedikit membungkukkan tubuhnya untuk meminta maaf.

"Hmm."

"Oh, ya, muridku ... sebagai permintaan maaf, kami ingin mengembalikan senjata-senjatamu dan teman-temanmu yang telah kami sita," sambung Guru Huyin semangat. Ia memberikan 4 kantong hitam berisikan senjata-senjata milik kelompok hitam kepada Niura.

"Terimakasih," balas Niura. Ia menerima empat barang itu dengan senang hati, lalu memasukkannya ke dalam cincin ruangnya. Ia akan memberikannya kepada pemiliknya nanti.

Guru Jia berjalan mendekati suami dan muridnya perlahan. "Xiao Li, bagaimana cara ramuan ini bekerja?" tanyanya sembari menerawang botol berisi ramuan itu.

Niura sedikit berdeham sebelum menjawabnya. "Ramuan itu akan langsung bekerja saat kalian minum. Memperbaiki rahimmu yang koyak, dan menumbuhkan kulit baru di bagian yang telah pecah," jawabnya lalu pergi begitu saja.

Kedua guru itu memerhatikan kepergian Niura dengan perasaan aneh. Apakah muridnya itu masih marah? 'Kan mereka sudah meminta maaf? Dari pada memikirkan yang tidak-tidak, mereka langsung saja menghabiskan ramuan itu sebelum semuanya fatal.

Niura kembali ke tendanya, membuka pintunya hingga menampilkan orang-orang setendanya yang senang akan kedatangannya. Kenapa? Karena Niura telah melarang mereka semua keluar sebelum ia kembali, dengan iming-iming menjaga Xinxin yang sedang sakit. Dan hal itu membuat mereka semua jengah, ingin rasanya meninggalkan Xinxin yang terus merengek kepada Pangeran Xiuhuan dan Kangjian.

Xiuhuan dan Kangjian yang paling merasa lega saat kedatangan Niura. Mereka berdua langsung beranjak pergi dengan perasaan yang campur aduk. Namun, saat mereka ingin melangkah, tiba-tiba tangan mereka ditarik oleh Xinxin dengan wajah melasnya.

"A–aku masih sakit, kalian berdua jangan tinggalkan aku ... aku ingin Pangeran Xiuhuan dan Pangeran Kangjian menemani tidurku," lirihnya berbohong. Sebenarnya ia sama sekali tidak sakit, bahkan kakinya yang telah dicambuki oleh Xin Qian sama sekali tidak ada apa-apanya, karena ia telah dilindungi oleh Roiden. Yah, menurutnya ia sangat beruntung menjalin hubungan dengan Dewa kematian itu, walaupun tanpa rasa.

"Ck! Dasar lintah!" bentak Liwei yang cemburu saat melihat Xinxin dengan santainya memeluk Pangeran Kangjian yang notabenya adalah kekasihnya sejak ia mengobati Kangjian di goa utama.

Senyuman terbit di wajah Xinxin saat melihat Liwei yang marah dan Pangeran Kangjian yang tidak berkutik. Ingin menambah kekacauan, tangan kirinya yang kosong langsung menarik Pangeran Xiuhuan ke pelukkannya.

"LEPAS!" Xiuhuan menggertak marah. Ia mencekik Xinxin dengan tangan kosong namun Xinxin tak merasakan apapun, karena Roiden berada di sisinya. Ya, Niura pun melihat itu, namun ia mencoba biasa saja. Roiden bukan miliknya, untuk apa ia cemburu?

"Diamlah, temani tidurku, atau———"

"Atau apa?!" sosor Xiuhuan yang sudah tak tahan. Xinxin langsung memelaskan wajahnya, ia menampilkan wajah sedih.

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now