7. Terungkap

15.7K 1.9K 37
                                    

Siapkan otak untuk berpikir:D
Happy reading

***

"Xiao'er ... dari mana saja kau? Aku sangat khawatir dan tidak bisa tidur sedari tadi ...." Ucap Yi Jian saat melihat Niura telah kembali dengan rambut yang berantakkan.

Niura yang melihat itu memutar matanya malas. "Aku baik-baik saja, Yi'er ... kau kemasi barang-barang mu dan ikutlah denganku," ucapnya sembari memasukkan pakaian-pakaian ke dalam cincin ruang.

Yi Jian menyatukan kedua alisnya bingung. Bagaimana bisa, datang-datang memintanya untuk berkemas dan pergi, padahal dirinya sedang dilanda keresahan. "Memangnya ... kita akan kemana?"

"Hei ... kau ikuti saja perintahku, Yi'er. Kuyakin kau tidak akan menyesal jika kau menuruti perintahku. Ini sangat penting untuk kau dan aku, ini tentang wanita itu," tukasnya kesal. Mengapa Yi Jian sangat lemot? Tinggal menuruti kemauannya saja sangat susah, padahal tidak merugikan sedikitpun bukan.

Bingung.

Itulah yang sedang dialami Yi Jian saat ini. Ia sungguh tidak tahu apa-apa. "Tolong jelaskan semuanya padaku! Aku sungguh tidak mengerti ucapanmu tadi ...."

"Baiklah!" Jawab Niura kesal. Jika ia tidak menceritakannya, maka gadis di hadapannya itu pasti akan terus-menerus mengganggunya sepanjuang hari. Pagi-pagi begini ia sudah pusing. Semalam ia tidak sempat merasakan tidur, bahkan bertemu tempat tidur pun belum.

"Semalam ...
Niura menceritakan seluruhnya secara detail tanpa ada yang ia sembunyikan kecuali tentang diriny yang bertemu pria asing di hutan gaxia karena ia tidak ingin memperumit keadaan. Yi Jian awalnya tidak percaya, namun lama kelamaan ia pun mengerti dan mengangguk-angguk sebagai jawaban sembari mengemasi barang.

"Jadi ... wanita tua itu adalah permaisuri Xiao Mei?"

"Ya!" Jawab Niura mengangguk. Setelah selesai berkemas, ia segera berdiri untuk menyapu lantai penginapan. Ia tidak ingin ada jejak kakinya dan Yi Jian berada di sini.

"Ayo! Kau pasanglah perisai cahaya mu sendiri. Kalau aku telah diberi perisai oleh permaisuri semalam," pinta Niura diangguki Yi Jian.

Mereka keluar dari penginapan setelah mengunci pintu dan memberikan kunci serta membayar sewa kepada pemilik penginapan itu.

Kini mereka sedang berjalan cepat membelah kerumunan di pagi hari. Pasar-pasar yang ramai akan interaksi penjual dan pembeli mengesankan keharmonisan tersendiri. Lonceng-lonceng sihir dari menara pusat kota berdengung menandakan bahwa hari telah dimulai karena di zaman ini belum ditemukan alat waktu seperti jam.

Burung-burung yang berkicauan berderet di atap-atap rumah terutama sumur tua di tepian sungai. Lalu lalang para pedagang kaki lima bersorak ria menawarkan dagangannya yang sangat indah.

Yi Jian tertarik kepada tongkat jingga yang  dijual di pasar. Rasanya ia ingin berbelok arah menuju kedai itu namun tangannya dicengkram kuat oleh Niura agar tidak kemana-mana. Terpaksa, Yi Jian hanya menandai dan mengingat tongkat itu beserta tempatnya, ia berharap suatu hari nanti ia akan kembali ke tempat ini dan membeli tongkat jingga itu.

"Kita telah sampai di hutan gaxia, hutan dengan ribuan hewan spiritual beast tingkat tinggi dan monster ballack, kita harus hati-hati," jelas Niura kala ia telah sampai di hutan gaxia.

Yi Jian mengerutkan alisnya, "Memangnya ... kau hanya mengetahui adanya ballack dan hewan spiritual beast, saja?" tanyanya tidak yakin.

Niura yang hendak melangkahkan kakinya berhenti seketika lalu berbalik arah dan berhadapan dengan Yi Jian.

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now