44. Kesalahan fatal

7.9K 1K 69
                                    

Seekor kuda putih tinggi kekar berlari bagai kilat menyusuri tepian sungai. Bentuk sungai yang berliku-liku seakan-akan bergerak bagai ular naga yang menyusuri hutan dan bukit-bukit di sekitarnya.

Kuda itu ditunggangi oleh seorang wanita cantik dengan pakaian kontras hijau kuning. Wajahnya yang basah karena keringat langsung ia seka. Sebilah pedang istimewa dan anak panah bertengger cantik di punggungnya. Dialah Xiao Li, reinkarnasi dari Niura yang menguasai 9 elemen dalam 1 waktu.

Ditinggalkannya pusat pengadilan dengan kuda pinjamannya menuju kota yang lumayan ramai untuk menjalankan hukuman. Entahlah hukuman apa, ia masih membaca map yang diberikan hakim padanya dan tertera juga apa yang harus ia lakukan ketika telah tiba di sana.

"Hooop ...!" Niura menarik tali kekang kudanya kuat-kuat.

Kuda putih itu meringkik  dan mengangkat kedua kaki depannya lalu berhenti berjalan. Dengan gerakkan yang ringan dan tangkas, Niura melompat dari kudanya.

Bugh

Kedua kakinya berada tepat di tanah dengan cepat hingga menghasilkan bunyi lumayan besar yang membuat kerumunan warga kota menatapnya sekilas. Tak ingin membuang waktu, segera ia jejakkan kakinya hingga tubuhnya melinting ke udara dan hinggap di pohon yang cukup tinggi.

Tubuhnya bertengger cantik di cabang pohon, seraya matanya mengawasi kerumunan-kerumunan kota kecil ini yang lumayan padat penduduk. Niura membuka map di tangannya lagi, membaca dan memahami bahwa ia telah tiba di tempat tujuan. Kota Rong di Zhen adalah satu-satunya kota yang terkenal di Benua Servia. Matanya turun ke bacaan bawah yang bertuliskan tentang 'apa' yang harus ia lakukan sekarang.

'Mencari perpustakaan rong yang memiliki bendera api' batinnya sembari membaca tulisan yang menyuruhnya mencari tempat itu.

Ia mengumpat kesal. Bagaimana bisa, tidak disertakan penjelasan arahnya yang lebih lengkap? Ini lebih ke teka-teki menurutnya. Mau menjalani hukuman saja menyusahkan sekali. Apalagi pagi ini ia izin untuk tidak mengikuti pertarungan sementara di aula. Miris.

Niura semakin memanjat pohon lebih tinggi lagi untuk memastikan tempatnya. Matany kembali menerawang, mencari satu-satunya petunjuk, 'bendera api' entah bagaimana bentuknya.

"Menyusahkan!" umpatnya begitu saja setelah sekian lama berada di atas pohon yang bahkan menjadi sarang ular. Ia tidak mempermasalahkan itu, lagi pula jika ular itu mematuknya maka akan membuatnya semakin kuat karena kekuatan utamanya adalah racun. Setiap kultivator di zaman ini memiliki kekuatan utama masing-masing yang berbeda dan aneh.

Bibirnya tersenyum ketika sebuah bendera berkibar di atas atap dengan pancaran cahaya api yang membuatnya terkesan. Itu yang ia cari, perpustakaan terbesar. Entah apa yang akan ia lakukan di perpustakaan itu, semoga saja hanya mencari buku pusaka.

Merasa tepat, Niura segera terjun diiringi gerakkan salto beberapa kali. Dan hinggap tepat di atas punggung kudanya yang senantiasa menunggu di bawah pohon sembari memakan dedaunan di sekitarnya. Gadis itu lantas menghentak tali kekang kudanya, lalu memacu kudanya ke arah perpustakaan besar itu. Karena melewati kerumunan orang membuatnya harus bersikap acuh terhadap tatapan-tatapan orang di sekitar. Tentu saja karena mereka melihat seorang wanita cantik berpakaian merah yang mengendalikan kuda tanpa tandu. Mereka berpikir Niura adalah seorang putri yang berwibawa. Biasanya setiao putri hanya ingin keluar dengan tandu karena panas, mungkin.

Niura dan kudanya telah tiba tepat di hadapan perpustakaan yang menjulang tinggi ke langit. Bentuknya lebih mirip kastil ramping yang terbuat dari bebatuan besar yang megah. Sayangnya banyak lumut dan rumput liar merambat hingga bangunan ini terkesan menyeramkan.

"Hei."

Niura terkejut dengan sambutan itu. Ia menatap seorang pria dengan aura hitam menatapnya dengan lengan yang memegang secangkir teh.

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now