36. Perayaan Servia

7.8K 1.1K 250
                                    


Happy reading 😘

***

"Xiao Li, kau kemana saja?  Untuk apa kau meminta kami menyiapkan barang-barang ini?" tanya Yihua kebingungan saat melihat kedatangan ketuanya.

Niura merentangkan tubuhnya, menetralkan rasa lelahnya lalu duduk di gazebo yang diduduki oleh Yihua dan Yi Jian. "Hmm, untuk menggantung lidah," jawabnya sembari memasukkan benang ke dalam jarum.

Sontak perkataan itu membuat Yi Jian dan Yihua saling pandang, mereka bertambah kebingungan. "H–hei ... aku tau kau lelah, jangan asal bicara, Xiao'er," gumam Yi Jian dengan kekehannya, menganggap Niura hanya mengucapkan lelucon saja.

"Aku tidak bercanda, lihat ini." Niura mengambil empat lidah di sakunya membuat kedua gadis itu gemetar.

"I–itu ... lidah manusia!" Yihua hampir pingsan melihatnya, namun Niura segera menjauhkan lidah itu dari pandangan mereka.

"Xiao'er! Apa yang kau lakukan? Lidah siapa itu?" tanya Yi Jian tak habis pikir. "Untuk apa kau melakukannya?" lanjutnya seraya memijat pelipisnya.

Niura menghela napasnya gusar, ia menusuk jarum yang telah dikaitkan benang ke ujung lidah, lalu mengikatnya. "Kalian tenanglah, lidah ini milik orang jahat, bandit. Dan aku akan menjadikan ini sebagai hadiah kepada Xinxin karena telah membuatku hancur," jawabnya dengan senyuman manis.

Yihua menaikkan satu alisnya, "Maksudmu? Hadiah?" mulutnya bergumam kebingungan.

Empat lidah telah selesai ia ikatkan satu-persatu dengan jarum dan benang, lalu segera beranjak dari duduknya. "Kalian mau membantuku? Menjalankan rencanaku?" tanya balik Niura.

Yi Jian dan Yihua yang masih belum mengerti apapun hanya mengangguk saja, membantu Niura mengangkat empat lidah itu dengan hati-hati.

Niura tersenyum, ia memandu mereka berdua untuk mengikuti arahannya. Mereka semua memasuki tenda dengan perlahan dan berhati-hati.

Hati Niura sedikit sakit saat melihat roh Roiden bergentayangan di dalam tenda, mengelus surai pink milik Xinxin dengan penuh kasih sayang tanpa menghiraukan Xinxin yang tertidur dengan posisi sedang memeluk dua pria sekalipun. Niura tersenyum getir, ia melihat ke penjuru lain, melihat Liwei yang belum sadar, sementara kekasihnya tidur dengan wanita lain.

"Pergi!" Bentak Niura kepada Roiden yang sama sekali tidak meliriknya. Ia berjalan perlahan, "Pergi!" ulangnya.

Roiden berhenti mengelus rambut pink Xinxin, menghampiri Niura yang memandang tajam ke arahnya. "Siapa kau?" tanyanya balik.

Jleb!

Siapa katanya? Jadi selama ini kehadirannya tidak dianggap? Benar-benar keterlaluan. Cukup! Niura adalah yang terkuat, ia pernah membunuh jelmaan Roiden di kehidupan sebelumnya dalam wujud musuhnya, dan akan kembali membunuhnya di masa yang akan datang. Lalu mengapa ia harus berharap?

Setelah mengatakan dua kata yang sangat menyakitkan itu, roh Roiden langsung menghilang, meninggalkan kabut hitam yang sangat Niura rindukan. Mengingat kabut yang selalu membuatnya kesal karena selalu datang dan pergi tiba-tiba.

Niura menggelengkan kepalanya, ia menatap kedua temannya untuk mengisyaratkan sesuatu. "Ayo," ajaknya.

Yihua dan Yi Jian mengangguk, mereka sempat berpikir, ketuanya itu tadi mengusir siapa? Namun mereka tak menghiraukan, mungkin dia lelah. Lelah jiwa dan raga, bahkan batinnya ikut lelah.

Tak ingin mengundur waktu, Niura langsung mengikat satu lidah di kain tenda hingga tergantung. Tepat di atas dimana Xinxin dan dua pangeran itu tidur. Melihat itu, Yihua dan Yi Jian melakukan hal yang sama, sayangnya hanya empat.

Princess of Rainbow Element [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang