60. Menjenguk

6K 821 45
                                    

Niura telah tiba di Paviliun pedang api setelah dijemput oleh Kasim dari Istana. Niura sengaja ingin berkunjung ke paviliun di mana Permaisuri Xiao Mei dulu tinggal karena ia ingin mempersiapkan dirinya sebaik mungkin. Mungkin dulu dirinya yang disebut sampah, namun, kita lihat saja sekarang.

"Silahkan masuk, Tuan Putri," sambut salah seorang pelayan Paviliun yang ditugaskan untuk mempersiapkan dirinya.

Niura mengangguk, mengikuti langkah kakinya menuju Kamar megah ibunya yang terdapat kolam besar dengan fasilitas yang mewah.

Niura langsung menutup pintu kamarnya, dan segera pergi ke jendela kamar yang terdapat beberapa pot kosong dengan tanahnya. Langsung saja ia letakkan kantong berisi tanaman obat yang telah ia beli pagi tadi di dekat pot itu. Ia mengambil sendok kebun untuk menanam seluruh tanaman obat itu berniat memperbanyak tanamannya. Lagipula ia akan berada di sini selama setahun, ia harus membongkar seluruh masalah yang menghampirinya.

Niura tersenyum setelah menyiram tanaman obat itu. Ia menyentuh kelopak bunga berwarna jingga tersebut dengan halus. "Cepatlah tumbuh dan bantu aku," gumamnya lirih. Membayangkan betaa ganasnya cacing-cacing parasit di dalam tubuhny yang terus memakan energi dalamnya dan mentransfer seluruh energi itu kepada Xiuhuan dan Xinxin.

Langsung saja ia basuh lengannya yang kotor dan mulai menjelajahi kamar ini. Niura mendatangi tumpukkan buku di nakas dan mengambil satu buku kosong. Ia mulai mencelupkan bulu merak ke dalam tinta, lalu mengoleskannya ke buku itu.

Selagi menulis, Niura memikirkan misi-misi apa saja yang akan ia lakukan kedepannya.

Saat ini Niura hanya menulis bahwa ia akan fokus pada pengobatan tubuhnya, karena tanpa imun yang sehat maka semua rencananya akan sia-sia. Investasi termahal adalah sehat dan yang lebih mahal adalah ketika kita sakit.

Begitulah kodratnya, yang terkuat sekalipun akan tumbang pada masanya, kita hanya perlu menjaganya.

"Mungkin aku akan bersiap," gumam Niura setelah menutup buku tersebut. Tepat saat itu, suara ketukkan pintu sebanyak tiga kali menggema di ruangan membuatnya menolehkan kepala ke arah pintu spontan. "Masuk," titahnya.

Tak lama kemudian pintu terbuka memperlihatkan banyak wanita yang lebih tua darinya berjejeran dengan kepala yang menunduk. Sepertinya mereka semua seorang pelayan.

"Selamat siang Putri Mahkota Xiao Li ...." ujar salah satu dari mereka yang menyebut nama pemilik asli tubuh Niura.

Niura bangkit dari duduknya, menghampiri para pelayan itu bingung. "Ada apa?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Kami adalah para pelayan setia Permaisuri Xiao Mei dulu, dan sekarang kami akan mengabdi padamu, kami akan merias dirimu sekarang karena sebentar lagi kami akan mengantarmu ke Istana atas," jelas pelayan yang lain.

"Baiklah. Tapi aku akan mandi sendiri, kalian masuk setelah aku selesai mandi untuk merias," putus Niura membuat para pelayan itu membelakkan matanya.

"T–tapi ... ini tugas kami," protes pelayan itu tak setuju.

"Aku bilang tidak perlu. Nanti akan kupanggil kalian, sekarang keluar atau aku akan terlambat," tegas Niura berusaha tetap lembut agar tidak menyakiti perasaan mereka, bagaimanapun para pelayan itu tetaplah manusia, seperti dirinya.

"Baiklah ...."

Niura menutup pintu itu dan menguncinya. Sebenarnya bukan hanya karena malu, ia juga ingin mandi sendiri lantaran takut jika penyakit aneh itu akan kambuh dan membuatnya berendam darahnya sendiri.

Niura mengganti pakaiannya dengan hanfu yang lebih tipis dan langsung berendam di kolam air panas itu setelah menaburkan bunga-bunga lavender kesukaannya. Sebenarnya di kamar ini lebih banyak persediaan mawar, namun, Niura sangat membenci mawar.

Princess of Rainbow Element [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang