33. Hukuman

7.8K 1.1K 37
                                    

Hi, ada yg kaget Dedes double up? Ngga ada ya? Yaudah haha

Happy reading!

Pangeran Jiazhen mengerutkan alisnya, ia memijat pangkal hidungnya pelan. "Bau apa ini? Mengapa tempat tidurnya sangat becek, dan acak-acakkan?"

Pertanyaan yang dilontarkan dari mulut pangeran Jiazhen sontak langsung membuat kedua guru itu gelagapan seketika. Yang lainnya pun ikut merasakan aroma menyengat yang sangat tak sedap, melihat tempat tidur mereka yang sangat berantakkan dan becek. Sungguh menjijikan!

Guru Huyin merangkul lengan istrinya dengan cepat. "Bu-bukan apa-apa ... hanya kebocoran air hujan saja, tadi ...." jawabnya gugup. Ia menatap istrinya dengan tatapan memohon.

Istrinya atau Guru Jia pun hanya ikut mengangguk menyetujui jawaban suaminya. Namun mereka semua merasakan ada yang janggal. Sangat janggal!

'Bohong! Kalian pikir aku bodoh? Aku tau itu bukan air hujan melainkan benih cinta kalian yang menjijikan!' -batin Niura geram.

"Bocor? Hujan? Sedari tadi tidak ada hujan. Kami dari pasar, malahan cuacanya sangat terik. Atau hujannya hanya di sini saja?" tanya balik Pangeran Xiuhuan yang mulai curiga. Ia mengadahkan tangannya, memeriksa apakah gerimis? Ternyata tidak.

Pangeran Kangjian mengangguk, "Lagi pula jika memang benar hujan, mengapa bisa bocor? Tidak ada lubang di tenda ini."

Deg!

Niura mengepalkan lengannya di dalam hanfu yang ia pakai. Wajahnya ia tundukkan agar tidak ada yang melihat kalau ia sedang menampilkan ekspresi kemarahan. Ia juga harus mengontrol amarahnya agar kesembilan elemennya tidak muncul bersamaan. Ia masih ingat pesan ibunya, dan akan selamanya.

Niura yang mengetahui rasanya berada di posisi kedua pasangan mes*m itu yang tengah menahan rasa malu langsung mengeluarkan sekeranjang apel. Kedua guru itu menatap sekeranjang apel dengan sumringah agar topik dapat mereka dihindari.

"Aah! Apel yang sangat banyak, terlihat enak!" takjub guru Jia sembari menahan malu. Ia salah tingkah di hadapan murid-muridnya saat ini.

Mendengar pengalihan topik itu membuat mereka semua yang penasaran mengalihkan pandangan mereka ke arah sekeranjang apel di pangkuan Niura dengan heran sekaligus kesal.

"Xiao Li, apa yang kau lakukan?" bisik Pangeran Xiuhuan kesal.

"Tssttt ...." Yi Jian yang mengerti bahwa Niura itu unik dan memiliki banyak rencana langsung meminta Xiuhuan untuk diam. Mereka hanya tinggal menonton saja, lumayan.

Guru Huyin yang menghela napasnya lega saat tidak ada yang menanyainya lagi langsung mengambil salah satu apel itu, begitupun dengan istrinya.

"Eitt!" Niura merebut dua apel di tangan kedua pasangan itu dengan seringai licik. Kedua pasangan guru itu menatap Niura dengan raut kebingungan.

"Ada apa, muridku?" tanya Guru Jia penasaran. Ada rasa takut-takut dalam dirinya, entah mengapa.

Niura menggelengkan kepalanya, sebentar lagi rencananya akan berhasil! Ia mengambil dua buah apel yang lebih besar untuk menggantikan dua apel yang ia rebut tadi.

"Woah ... apel ini lebih besar!" kagum Guru Huyin setelah menerima apel besar dari murid istrinya itu.

Niura tersenyum semanis mungkin. "Tentu saja, ini hadiah untuk kalian karena telah menjadi guru yang penyabar dan baik hati," jawabnya dengan senyuman dan matanya ia sipitkan.

Kedua guru itu menatap Niura dengan tatapan curiga. Tidak biasanya muridnya yang satu ini sebegitu perhatiannya bahkan sampai mengutarakan isi hatinya. Mereka harus waspada dengan apel itu. Biasanya apapun yang terjadi Niura hanya akan pergi begitu saja, kecuali menyangkut ketiga teman-temannya.

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now