22. Senjata pendamping

9.7K 1.4K 24
                                    

Mereka semua kebingungan melihat kedai ini, bagaimana tidak? Ini semacam tipuan. Jika dilihat dari luar, kedai ini akan terlihat indah karena banyak sekali senjata yang bergantungan, namun saat mereka memasukinya, tidak terdapat apa-apa di dalamnya, melainkan hanya pedagangnya saja yang sedang duduk sambil menyesap secangkir teh.

Kakek itu bangun dari duduknya tanpa menaruh cangkir tehnya terlebih dahulu.

"Selamat datang, Nona ... apa yang bisa kakek ini bantu?" tanya kakek itu sopan.

Niura melangkah menghampiri kakek itu. "Apa yang kau jual?" tanyanya sambil melirik-lirik ke segala arah kedai tersebut. Kedai kumuh dengan batu-bata yang berdiri kokoh. Bukan senjata yang digantung, namun hanya sarang laba-laba yang menggantung.

Kakek itu tersenyum, "Kakek menjual senjata pendamping," jawabnya lembut.

Yihua membelak, "Senjata pendamping? Mana yang kau katakan senjata pendamping? Satupun tidak ada!" Serkahnya kesal.

"Sudahlah, jangan marah-marah, masih banyak penjual senjata pendamping di festival ini," ucap Liwei mencoba menenangkan.

"Sudahlah! Kami akan mencari di kedai lain saja," ucap Niura kemudian keluar kedai diikuti yang lainnya. Kakek itu tersenyum, menyesap tehnya kembali dengan berduduk santai dan sesekali menyesap tembahkau.

"Hmm, jadi kalian gadis yang dikatakan Ronghei itu, kalian pasti tak lama lagi akan kembali kemari," gumamnya menggelengkan kepala.

Ronghei adalah seorang Alchemist tersohor di benua Servia. Banyak para Kultivator yang jauh-jauh mendatanginya hanya untuk meminta diramalkan masa depan, diramalkan siapa yang akan menang peperangan, meminta sihir, atau yang lainnya. Dan kakek itu pun pernah bertemu dengannya.

Di tempat lain, Niura dan ketiga temannya menyusuri berbagai kedai yang menjual berbagai macam senjata pendamping. Namun sama sekali tidak ada yang cocok dengan elemen mereka. Hingga saat ini mereka sedang mencari kedai lain.

"Mari," ajak Niura memasuki kedai senjata pendamping yang lumayan ramai karena corak senjatanya yang sangat indah.

Ketiganya mengikuti Niura, memilih-milih senjata yang menurut mereka indah, bukan hanya indah, yang terpenting adalah kecocokannya.

"Yihua, Liwei, apa elemen kalian?" Tanya Niura ingin memilihkan.

Liwei dan Yihua menggeleng, "Rambut kami warnanya aneh, bola kristal menunjukkan bahwa kita memiliki elemen yang entah diketahui namanya," jawab mereka sedih.

Niura dan Yi Jian terkejut, mereka mengerutkan alisnya, "Bagaimana kita akan memilih senjata kalau begini?" tanya Yi Jian pusing.

Niura berpikir keras. Sebagai ketua, ini semua sudah menjadi kewajibannya, ia harus lebih teliti dengan segala hal. Hingga akhirnya ia teringat akan kakek tua yang mengakunya menjual senjata itu, namun entah benar atau tidak.

'Hmm, rumit sekali' batin Niura mencari solusi. Hingga akhirnya ia memiliki ide.

"Ikut aku!" Ajaknya sedikit berlari, ketiganya bingung melihat tingkah aneh ketua mereka.

"Mau kemana?" tanya Yi Jian penasaran.

"Kedai pertama."

Liwei mengerutkan alisnya bingung, "Bukankah kedai pertama tidak menjual apapun?" tanyanya.

Niura membalikkan badannya, "Kalian ikuti aku saja, ini teka-teki!" Jawabnya meyakinkan. "Kalian tak perlu khawatir," lanjutnya semangat dengan anggukkan yang meyakinkan.

'Teka-teki?' batin mereka bertanya, tanya. Dari pada terus berlarut dalam kebingungan, lebih baik mereka mengikuti arahan dari ketuanya saja.

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now