10. Enam nama dalam satu raga

13K 1.9K 90
                                    

Merasa terganggu dari tidurnya, Niura membuka matanya saat mendengar seringai seseorang yang samar-samar. Namun ia tidak menemukan hal janggal sedikitpun.

Luka luar Niura sudah sedikit membaik setelah ia tidur selama dua jam. Niura megambil ramuan yang pernah ia buat bersama Yi Jian di dalam cincin ruang. Ramuan yang berguna untuk menetralkan rasa perih dari luka yang ia dapatkan, namun tidak bisa langsung menyembuhkan. Cara cepat agar ramuan ini bekerja adalah, Niura harus bersemedi untuk kesehatannya walaupun ia bukanlah seorang kultivator.

Pengelihatan Niura sudah membaik akibat kabut asap kemarin. Kini ia bisa melihat jelas lingkungan di sekitarnya. Namun ... ada satu hal yang terasa aneh. Saat ia selesai bersemedi, yang pertama kali ia lihat adalah seorang pria yang berjongkok tepat di hadapannya dengan wajah datar. Pria yang sering ia temui sebelumnya.

Entah mengapa hati Niura terasa nyaman dan senang, tapi saat ia tersenyum ... senyumannya pudar seketika saat teringat perkataan ballack siang tadi. Ballack itu mengatakan bahwa pria ini adalah raja naga hantu yang nyawanya terancam karena kelahirannya.

Pria itu merasa iba saat melihat kondisi tubuh Niura yang tidak baik-baik saja. Ia mengurungkan niatnya untuk membunuh Niura sekarang. Saat ia hendak menyembuhkan luka luar Niura, tiba-tiba saja Niura menghindar dan lari menjauh darinya.

"Mau kemana?"

Niura menengok ke belakang. Tepat ke arah pria itu, "Ka-kau ... pria jahat!" Ketus Niura jujur.

"Dari mana kau bisa mengusulkan diriki orang yang jahat? Apakah kau termakan rumor manusia-manusia kurang kerjaan itu?" Pria bermata merah itu berkalan mendekat ke arah Niura.

"A-apa yang akan kau lakukan?" Tanya Niura ketakutan. Pria itu terus melangkah mendekatinya membuatnya harus mundur hingga pinggungnya menabrak batang pohong yang amat besar.

Pria itu tersenyum, ia mendekatkan bibirnya ke telinga Niura, "Jangan salah paham, Sayang ...." Bisiknya menggoda.

Ucapan pria itu berhasil membuat tubuh Niura menegang. Ia menoleh perlahan melihat wajah berkharisma yang berada tak jauh dari wajahnya. Wajah dengan raut yang tak jelas dengan mata merah tajam, memiliki rambut yang agak gondrong berwarna maroon dan hitam membuatnya terlihat mengerikan.

"A-apa yang kau ucapkan, huh?" tanya Niur panik.

"Mengapa tadi kau lari dariku?" tanya balik pria itu dengan nada yang agak serak membuat Niura harus lebih berhati-hati.

Pria itu mengurung tubuh Niura dengan tangannya yang melingkari tubuh Niura dan telapak tangannya yang ia letakkan di pohon tempat Niura bersandar.

"Lepaskan aku, atau---

"Atau apa, hmm?" Pria itu menyeringai licik. "Apakah kau tau siapa aku?" lanjutnya. Niura mengangguk jujur.

"Baguslah kalau begitu. Kenapa harus kau ... yang menjadi ancaman bagiku? Manusia yang lemah akan mempermalukanku. Bahkan akupun tidak tau apa yng akan terjadi nanti. Sungguh, dirimu ... adalah petaka!" Marah pria itu tepat di depan wajah Niura.

Niura mencoba melepaskn diri, namun dengan tubuhnya yng terluka-luka ditambah tubuh pria itu yang sangat kuat membuatnya harus mengandalkan mulut saja untuk berdebat. "Jika begitu ... bunuh saja aku! Jangan kau siksa diriku seperti ini!" Teriaknya tak terima. Jika mati dan disiksa menjadi pilihan, maka ia akan memilih untuk mati saja.

Pria itu memanyunkan bibirnya dengan pipi yang sedikit mengembung lalu menggeleng cepat. Matanya ia kedip-kedipkan seolah tengah sedih, namun kemudian ia tertawa terbahak, "Hahaha ... tidak semudah itu, gadis kecil ... setelah kau mengancam kehidupanku, kau menyakiti ballack kesayanganku, kau juga menghancurkan wilayahku!"

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now