05 • the last request!

77.4K 5.8K 54
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.

***

"Sayang kamu gapapa kan? Ada yg sakit? Bilang sama mami" tanya Mira yg di balas gelengan oleh Aurel

"Aku.ga..papa.k.ok.mih"

"Maaf sayang mami udah ngasih tau semuanya sama cla" ucap Mira sambil menatap putrinya sambil menangis

"Gapapa..mih.mung.kin..ud.ah.waktunya" Aurel yg melihat Claire menangis, ia tidak tega jika sahabatnya itu menangis karena dirinya. Aurel takut jika dirinya pergi ga ada yg menjaga Claire. Ia dari dulu sangat dekat dengan Claire, jika ada yg mengganggu nya maka dirinya akan maju yg terdepan untuk membela sahabatnya itu

"Claa..maaf.in.gue"

"Ngga, Lo gasalah gue yg terlalu bodoh, sampe-sampe gue ga sadar klo Lo sakit. Hiks!" Claire akan menangis jika menyangkut Aurel.

Arvin yg sedari tadi bungkam akhirnya mendekat ke arah Aurel. Ia menatap tunangannya itu dengan perasaan sesalnya, Arvin selalu menomor duakan Aurel. Dirinya memang sangat mencintai Aurel, walaupun hanya di jodohkan oleh orang tua mereka.

Yg dulunya Arvin acuh kepada aurel dan sekarang dirinya sangat mencintai perempuan yg ada di depannya itu. Ia tak sanggup jika harus kehilangan cintanya itu

"Maaf"hanya itu yg keluar dari mulut Arvin yg sedari tadi menundukkan kepalanya

"Hei,.jangan..ngom.ong..gitu..aaku.gk.suka" ucap Aurel yg menahan rasa sakit ditubuhnya

"Ngga rel, aku emang salah. Aku terlalu sibuk bekerja sampai-sampai lupa sama kesehatan kmu. Aku bodoh banget dulu udah nyia-nyiain kamu rel" untuk pertama kalinya Arvin meneteskan air matanya untuk seorang wanita

"Aku..mau.ngomo.ng.ssama..kha.lian" Aurel menatap Claire dan Arvin

"Ngomong apa?" Bukan Arvin dan Claire yg menjawab tapi maminya Aurel yg menjawab

Aurel tersenyum melihat semua orang yg ada di sana, ia merasa bahagia jika di saat-saat terakhirnya ada orang-orang yg sangat disayanginya walaupun tidak ada gilsha

"Cla, Vin sini!" Ucapnya sambil menyuruh mereka mendekati dirinya

Aurel menutup matanya sejenak hingga akhirnya ia membuka matanya menatap Claire dan Arvin bergantian, Aurel tersenyum melihat mereka berdua.

"Aku.. mau.mintha.sesuatu..sa.ma..kalian" dengan mata berkaca-kaca Aurel ingin mengatakan keinginan terakhirnya

"Cla,Vin! Kalian menikah..ya demi gue!" Ucap Aurel membuat semua orang yg ada di sana terkejut termasuk Claire dan Arvin

Claire tidak mungkin menikah dengan Arvin karena dirinya tidak mencintainya dan Arvin adalah tunangan Aurel, ia tidak mau jika membuat sahabatnya itu sedih

"Ngga, Lo harus sembuh rel Gue yakin itu, lagi pula dia tunangan Lo. Gue gak mau nikah sama dia rel. Bahkan gue Gatau dan gak kenal dia siapa" ucap Claire dengan terisak

"Kamu bisa lewatin semuanya sayang, kmu pasti sembuh. Tpi ngga dengan cara yg itu" Arvin menatap wajah Aurel dengan wajah sedihnya

"Ini permintaan.. terakhir aku..semoga.kalian.berdua.bisa nurutin apa kata aku! Aargh!!" Kondisi Aurel semakin drop hingga akhirnya ia menghembuskan nafas terakhir

"Maaf tuan nyonya, nona Aurel tidak bisa diselamatkan lgi!" Ucap dokter sambil melangkah meninggalkan ruangan itu

"Ngga! Aurel bangun sayang, mami ada di sini, hiks! Hiks!" Tangis mereka mengisi ruangan Aurel

"AUREL!, LO UDAH JANJI SAMA GUE LO GABAKAL NINGGALIN GUE SAMPE KITA TUA REL, BANGUN! HIKS!" Claire yg histeris langsung di peluk oleh mama nya untuk menenangkan Claire

"Sabar ya sayang" ucap Sinta dengan yg msih menangis memeluk putrinya

"Hei, kmu ninggalin aku. Kenapa kmu tega ninggalin aku. I love you!" Arvin luruh ke lantai. Ia sangat menyesal telah meninggalkan Aurel dirinya sangat bersalah kepada tunangannya itu

"REL! GUE MAU IKUT SAMA LO HIKS!, LO JANGAN TINGGALIN GUE!" Ucap Claire sambil mengguncangkan tubuh aurel agar terbangun

Claire yg tidak sanggup melihat Aurel, ia memutuskan meninggalkan ruangan itu dia tidak mau sahabatnya itu melihat dirinya menangis walaupun itu mustahil karena Aurel sudah tidak ada.

"Kamu mau kemana cla!" Ucap papa nya

"Aku mau nyusul Aurel pah!, Cla mau ikut Aurel. Hiks!" Ucapnya sambil lari melangkah keluar

"Cla tunggu" Dhani yg ingin menyusul Claire tpi tangannya di tahan oleh seseorang

"Biar saya aja om" ya Arvin yg menahan tangan Dhani. Hingga ia mendapat anggukan dari papa nya Claire, dirinya langsung mengejar Claire

***

Di negara tetangga yaitu di Singapura, gilsha yg sedang di dapur untuk mengambil minum tiba-tiba kaget mendapati gelasnya jatuh dari tangannya, sekarang perasaan gilsha tida enak seperti ada hal buruk yg terjadi

"Sha!. Kamu kenapa?" Tanya oma nya

"Eh.. gapapa ko Oma, tiba-tiba aku kepikiran aurel" balas gilsha dengan wajah yg tampak khawatir itu

Reni dan Bayu menghampiri gilsha dan Omanya yg ada di dapur, ekspresi wajah Reni yg sedih menatap putrinya itu. Reni paham persahabatan antara Aurel, Claire dan gilsha seprti memiliki ikatan batin. Reni menghampiri gilsha dan langsung memeluk nya

"Yg sabar ya sayang!" Ucap Reni yg menangis sambil memeluk putrinya

"Mama kenapa nangis? Dan sabar maksudnya apa ma, pa?" Gilsha langsung bingung terhadap orang tuanya

"Aurel! Hiks"

"Aurel? Aurel kenapa mah!" Gilsha tidak bisa menahan tangisnya

"Aurel udah ga ada sha!" Ucapan itu akhirnya keluar dari mulut Rani. Gilsha yg tidak menyangka jika sahabatnya itu akan meninggalkan nya secepat itu

"A-aku harus pulang maaa! Aku mau ketemu aurel" ia meminta mamanya agar ia bisa pulang dan melihat Aurel untuk terakhir kalinya

Rani dan Bayu menganggukkan kepalanya. Mereka paham dengan keadaan anaknya. Gilsha yg masih menangis di pelukan Oma nya

Bersambung...

TbcJangan lupa vote and komen

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Tbc
Jangan lupa vote and komen

ARCLA✓ [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora