27 • Bandung?

68.4K 4.4K 28
                                    


Claire yg sedang bermain dengan Ervan menoleh saat arvin mengambil Ervan dari hadapannya, Ervan di dudukan di perut Arvin dan sedangkan dirinya merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha claire sebagai bantalan nya

Tanpa sadar claire membelai rambut Arvin, mungkin sudah saatnya iya membuka hatinya lagi. Walaupun ke depannya pasti ada rintangan yang menunggu mereka, tetapi claire akan menjalaninya dengan sepenuh hati

"Ervan lucu ya?!"ucap Alvin pada claire

Claire menganggukkan kepalanya, memang benar anak dari sepupunya itu sangat menggemaskan."kebayang kalau kita punya anak pasti lucu!"ucapan Arvin ketika membuat usapan di kepala Arvin berhenti

"Kenapa berhenti?"tanya Alvin pada claire

Seketika claire tersadar "h-hah gapapa ko"ucapnya dengan gugup

"Jangan dipikirin ucapan saya yang tadi"Arvin tahu jika claire tidak nyaman dengan ucapannya tadi

Keadaan hanya diselimuti oleh tawanya Ervan, tetapi dua insan itu tidak membuka suaranya satupun kecuali saat ervan bertanya kepada mereka

"Anty Evan mau bobo!"ucapnya sambil menguap

"Kamu mau bobo lagi hmm?" Tanya Arvin pada ervan

Tapi sebelum Arvin memindahkan Ervan ada sebuah suara pintu terbuka, di sana gilsha yang menatap mereka dengan tatapan menahan tawanya. Emang jika gilsha main kerumah claire ia tidak pernah mengetuk kamar claire melainkan langsung memasuki kamarnya

Keadaan sudah berubah sekarang gilsha merasa malu karena melihat arvin dan claire sedang bersama, bahkan bisa dikatakan jika posisi mereka sangat membuat iri jomblo apalagi dengan posisi ervan yang Duduk di perut Arvin, mereka terlihat seperti keluarga bahagia

"E-eh maaf saya ganggu hehehe"gilsha menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Arvin merubah posisinya menjadi duduk, dan memposisikan ervan untuk berbaring di kasur claire karena ia sudah terlelap,

"Kebiasaan lo mah"ucapan claire terdengar tidak santai

"Hehehe kirain cuman sendiri di kamar!"ucap gilsha dengan polosnya

Tapi sebelum claire menjawab ucapan gilsha terdengar suara di bawah sana, suara mamanya memanggil claire agar cepat ke bawah

"CLAIRE CEPET TURUN NANTI BAKSONYA KEBURU DINGIN"teriak Santi

"Lebih baik kita turun!"Arvin melangkah meninggalkan gilsha dan Claire

Gilsha hanya tersenyum canggung menatap Arvin yang keluar dari kamar, ia bodoh sekali mengapa tidak mengetuk pintu terlebih dahulu. Dia lupa bahwa claire sudah tidak seperti dulu lagi

"Ayo turun!"ajak claire pada gilsha

Gilsha mengangguk dan mengikuti langkah claire "ngomong-ngomong tadi kalian kek keluarga bahagia"ujar gilsha membuat pipi claire merona

"Hmm"claire terkena imbasnya karena tadi dia sempat menggoda gilsha bersama pak Ardi

Gilsha dan claire menuruni tangga dan disana terdapat keluarga claire yang sedang berkumpul di meja makan, gilsha yang mendapati Azka matanya berbinar

"Aduh cla ada Azka"bisiknya pada claire

"Ya terus?"

"Ih lo mah, gak peka banget. Padahal gue selalu peka sama lo Bambang!"claire sangat peka tapi jika dalam keadaan darurat pasti ia memahami betul keadaan atau situasinya. Kalau masalah hati seseorang iya tidak tahu apa-apa

"Nama gue claire bukan Bambang!" Ucapnya dengan menjitak kepala gilsha

"Sakit bego!"mengusap kepalanya yang dijitak claire

ARCLA✓ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang