1.5 | Wound

4.8K 842 71
                                    

"Itu semua salah Hyung!"

Jeongwoo, anak laki-laki yang sedari tadi berjalan sambil menekuk wajahnya itu menatap Yedam dengan sinis.

"Apa menjadi jenius itu salahku? Jika suatu saat Appa memuji ketampananku itu juga salahku?" Yedam menatap balik adiknya. Pandangannya penuh sorot kebanggaan yang tak sedikitpun ia coba tutupi.

Jeongwoo yang mendengar perkataan kakaknya itu pun kini semakin memberikan tatapan tajam. "Kau benar-benar sepercaya diri itu?"

"Akui saja, aku memang yang paling tampan dari kita berlima. Jangan kaget jika nanti aku menerima banyak tawaran casting juga seperti Hyunsuk Hyung."

Asahi yang berjalan di belakang kakak beradik itu hanya tersenyum kecil. Setidaknya pertengkaran mereka berdua menjadi hiburan tersendiri di tengah hari-harinya yang suram.

Tangannya masih mencengram lengan yang terluka. Lengannya sudah tak lagi berdarah, tapi rasanya masih benar-benar sakit.

"Apa orang jenius sepertimu tak bisa berhitung? Berlima? Kau melupakan orang di belakangmu?" Jeongwoo berkata sambil mengarahkan kepalanya pada Asahi yang berada di belakangnya.

Oh, Asahi cukup tersentuh. Bahkan saudaranya yang paling semena-mena itu masih menganggapnya.

"Dia tak dihitung, Bodoh! Semua orang tau dia paling tampan, YG Entertaiment akan menyesal jika tak segera merekrutnya sebagai trainee," ucap Yedam.

Asahi yang mendengar itu seketika tersedak liurnya sendiri. Ia yang sedari tadi jalan sambil menunduk pun mulai mendongak menatap tubuh orang di depannya.

"Apa lihat-lihat?!" bentak Jeongwoo tiba-tiba, matanya menatap tajam Asahi. Asahi yang dibentak pun lekas menggeleng cepat dan segera menunduk lagi.

Yedam menghentikan langkahnya ketika sampai di depan pintu kelas yang bertuliskan IX/1, sedangkan Jeongwoo melanjutkan berjalan menuju kelasnya. Asahi juga ingin lanjut berjalan menuju kelas, tetapi Yedam menahannya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Yedam.

Asahi menjawabnya dengan mengangguk.

Yedam sering bertanya seperti itu padanya, tapi ia tahu itu cuma basa-basi. Ia telah bosan mendengar basa-basi seperti itu sebenarnya.

"Aku akan menasehati Jeongwoo untuk bersikap lebih baik padamu," ucap Yedam. "Oh, dan ini, untukmu saja, aku kenyang." Yedam menyodorkan bekal sarapannya.

Dengan agak ragu, Asahi mengulurkan tangannya untuk menerima bekal itu.

"Sahi, apa aku boleh tanya?"

Asahi tak menjawab, ia hanya memandangi tempat makan Yedam yang kini berada di tangannya.

"Kudengar ada anak baru dari Daegu yang masuk ke kelas 8/2, itu kelasmu, kan?"

Asahi mengangguk.

"Temanku bilang dia cantik, apa Jaehyuk temanmu itu benar-benar berpacaran dengannya? Aku mendengar gosip kemarin."

Asahi kini menatap Yedam dengan bingung. Bukannya dua hari yang lalu Yedam sudah punya pacar baru? Urusan apa dia menanyai hubungan orang lain?

Asahi pun hanya menjawab Yedam dengan gelengan kecil.

"Yes!" ucap Yedam, anak itu mengepalkan tangannya dan tersenyum, seolah tengah memenangkan lotre.

"Baiklah, terima kasih informasinya, aku masuk dulu," ucap Yedam singkat. Ia pun mulai masuk ke kelas meninggalkan saudara tirinya itu dari sana.

***

*Hyung: Kakak (Laki-Laki)

Sloth Bear | AsahiWhere stories live. Discover now