36.0 | Encounter

2.8K 394 106
                                    

"Istriku membutuhkan seorang pengasuh."

Suara bariton milik Seunghyun menggema di dalam flat kecil yang tengah ia singgahi, memecah pikiran seorang gadis yang sedari tadi sibuk menorehkan cat minyak pada kanvas di hadapannya.

Gadis itu kini menurunkan tangannya yang tengah memegangi kuas, menoleh ke arah sang pria dengan mata yang membulat.

"Tuan ... memiliki istri?"

Seunghyun mengangguk pasti sebagai jawaban.

"Aku juga memiliki anak laki-laki yang lucu, kau pasti akan menyukainya," ucap Seunghyun, senyumnya melengkung hangat pada sang gadis. "Jika kau mau, kau bisa menjadi pengasuh untuk anakku dan tinggal bersama kami. Kau bisa meninggalkan pekerjaanmu itu untuk selamanya dan hidup dengan lebih baik. Aku berjanji akan menjamin hidupmu."

Mata cantik milik gadis itu kini berhenti mengerjap, seolah berusaha memproses setiap kalimat yang diucapkan sang pria di dalam kepalanya.

Tak juga mendengar tanggapan sang gadis, pria itu lantas mendekatkan duduknya. Matanya tak lepas menatap gadis di depannya dengan tatapan selembut mungkin.

"Kau sudah menolongku, Hana. Izinkan aku menolongmu juga."

***

Seunghyun menatap nanar sang anak yang kepalanya kini telah dibalut perban. Tubuh penuh lebamnya begitu pucat, dan tangannya masih dipasangi infus, Asahi juga belum tersadar dan masih terbaring di ranjang rumah sakit itu.

Ya, rumah sakit. Seunghyun membawa Asahi ke rumah sakit.

Ia tak bisa menunggu dokter pribadinya untuk datang lebih lama lagi saat menyadari denyut nadi sang anak terus melemah. Seunghyun juga takut melihat darah dari kepala Asahi tak kunjung berhenti keluar meski ia telah menahannya dengan kain.

Pemandangan yang ia lihat itu ... mengingatkannya pada kejadian bertahun-tahun silam. Saat Asahi masih berumur lima tahun, saat ia menghantamkan kepala anak kecil itu ke kaca dengan tangannya sendiri hingga kaca itu pecah berkeping-keping.

Sama seperti ini. Asahi juga tak sadarkan diri dan kepalanya juga mengeluarkan banyak darah. Seunghyun juga tak bisa menahan kepanikannya saat itu dan langsung memanggil ambulans tanpa pikir panjang.

Sungguh, ia tak bermaksud menyelakai anaknya sampai separah itu. Ia hanya ... tak bisa mengontrol emosi.

Saat itu, Seunghyun bersumpah tak memikirkan hal lain saat dokter di rumah sakit mulai menangani Asahi, ia hanya berdoa agar anaknya yang masih kecil itu tak benar-benar mati terbunuh.

Saking cemasnya pada anak itu, Seunghyun sampai lupa mencemaskan dirinya sendiri. Hingga dokter yang menangani Asahi tiba-tiba memanggilnya masuk.

Ia kehabisan kata saat dokter itu menjabarkan catatan panjang dari luka-luka yang dimiliki sang anak. Bukan hanya luka di kepala anak itu, melain juga luka-luka lama di sekujur tubuhnya yang lain. Sang dokter menyadari bahwa Asahi adalah korban kekerasan dengan semua catatan itu.

Seunghyun yang saat itu disudutkan pun berusaha menyampaikan alibi untuk menyangkal perbuatannya. Beruntung, Asahi yang sudah sadar setelah diobati langsung ikut membelanya dan menyampaikan bahwa yang terjadi padanya hanya kecelakaan--sebuah kebohongan yang selalu diajarkan Seunghyun pada anak kecil itu.

Ya, Asahi sudah terlatih untuk berbohong saat seseorang menanyai keadaannya, dan untungnya kali itu sang anak kembali melakukannya dengan baik.

Akhirnya Seunghyun pun tak jadi dilaporkan dan mereka berhasil pulang dari rumah sakit berkat pengakuan Asahi tadi.

Sloth Bear | AsahiWhere stories live. Discover now